Malang Posco Media Full Cover Liga 1 Berlanjut ke Turki (11)
MALANG POSCO MEDIA- 10 hari di Antalya telah berlalu. Sekarang wartawan Malang Posco Media Stenly Rehardson dan rombongan Arema FC Women sudah berada di Istanbul. Setelah perjalanan 10 jam lebih, kini berada di kota dua benua di Turki.
Rombongan Arema FC Women memilih jalur darat menuju Istanbul dari Antalya. Sekitar 740 kilometer. Berdasarkan hitungan di Google Maps, butuh waktu 9,5 jam menuju Istanbul. Itu pun kalau melaju tanpa henti.
Namun karena rombongan tentunya butuh beberapa kali berhenti. Mampir pom bensin sebentar untuk ke toilet atau ke minimarket membeli bekal perjalanan. Belum lagi, kami juga sempat berhenti di Kota Afyon untuk makan siang.
Sebenarnya Mr Kamuran Dinc, Manajer S & B Sports yang menemani perjalanan ke Istanbul hanya memberikan waktu 30 menit ketika berhenti di pusat perbelanjaan. Akan tetapi, karena lapar mata banyak pemain yang menyempatkan diri melihat outlet di sekitar. Termasuk saya, yang mampir ke tiga outlet milik klub sepak bola, Besiktas, Galatasaray dan Fenerbahce. Tiga klub besar di Turki.
Outlet tiga tim ini berjajar. Coba di Indonesia, jarang terjadi. Misalnya Arema FC, Persib, Persija dan Persebaya. Malahan susah, karena rivalitas yang terkadang berlanjut di luar lapangan. Saya pun melihat official store tiga klub tersebut dan melihat-lihat koleksi merchandisenya. Membayangkan saja, mungkin suatu saat di Indonesia bakal terjadi.
Nyaris satu jam, Mr Kamuran akhirnya mencari satu per satu rombongan. Perjalanan harus berlanjut. Ke Istanbul masih panjang. Kira-kira waktu itu baru seperempat perjalanan. Tapi masing-masing ketika naik, sudah membawa bekal.
Perjalanan berlanjut. Gunung dan bukit terlewati. Panjang dan lama, kira-kira tiga per empat perjalanan harus melewati bukit dan gunung. Tak heran, kami melihat salju. Mulai dari yang jauh dan masih menutupi gunung, hingga yang di samping jalan tol. Namun sudah mulai meleleh dan tak lagi penuh. Padahal pas awal kami datang, 18 Februari lalu, salju masih terlihat menutup gunung-gunung.
Ya memang winter sudah mau berakhir di Turki. Walaupun ketika sampai di Istanbul, kami masih disambut cuaca dingin dan gerimis. Suhu sampai satu derajat.
“Wah lebih dingin dari Antalya,” tutur Laita Roati, penjaga gawang Arema FC Women sembari menunggu shuttle mobil ke hotel.
Kami yang sempat santai dan biasa saja di Antalya, yang menganggap seperti di Kota Batu atau Gunung Bromo, langsung mencari jaket tebal, topi gunung hingga syal.
Sebelum sampai, Kamuran Dinc sempat bercerita mengenai Istanbul yang terbagi dalam dua benua. Di buku sejarah pun. Istanbul, kota dua benua. Asia dan Eropa. Dihubungkan jembatan panjang, Jembatan Bosporus. Sekitar 1.500 meter.
Sayangnya kami tak bisa berhenti. Bisa tengah malam sampai Istanbul. Karena begitu sampai di Istanbul pun sudah pukul 22.00 atau pukul 02.00 WIB.
Istanbul tidak pernah tidur. Ucap saya ke Pak Fuad. Satu kode, setelah sampai Istanbul, kami tidak langsung istirahat. Tapi berjalan-jalan, sekadar mencari kebab dan kurukahveci, kopi khas di Turki. (ley/van/bersambung)