Wednesday, October 1, 2025
spot_img

100 Siswa Tinggal di Asrama BLK Singosari; Bupati Launching Sekolah Rakyat Terintegrasi 47

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Sekolah Rakyat (SR) Terintegrasi 47 Malang resmi dilaunching di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Selasa (30/9) kemarin. Sekolah yang dilengkapi asrama dan ruang makan ini ditinjau langsung oleh Bupati Malang HM Sanusi bersama jajaran Pemkab Malang dan pihak terkait lainnya.

SR yang berlokasi di lingkungan Balai Latihan Kerja (BLK) Singosari tersebut memiliki 100 siswa berasal dari Kabupaten Malang. Meliputi 25 orang tingkat sekolah dasar (SD) dan 75 orang tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan, siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada di Kota Batu.

Lokasi sekolah bagi keluarga yang tidak mampu ini bersifat sementara. Nantinya para siswa menjalani pembelajaran di SR permanen yang berlokasi di Desa Srigonco Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Terdapat 19 guru di SR Terintegrasi 47 Malang, meliputi dua orang mengajar tingkat SD dan 17 orang mengajar tingkat SMA.

Selain dilaunching, juga sekaligus Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). “Kami lakukan peninjuan untuk memastikan bahwa nanti Sekolah Rakyat di BLK Singosari ini dapat berjalan dengan baik. Semua fasilitasnya sementara ini sudah standar sesuai dengan SOP yang sudah berjalan,” kata Bupati Malang HM Sanusi.

Sekolah yang menampung dari keluarga tidak mampu ini diharapkan melahirkan generasi-generasi terbaik. Jargonnya ‘Cerdas Bersama, Tumbuh Setara’. HM Sanusi mendorong adanya perbedaan sistem mengajar di SR tersebut dengan sekolah pada umumnya. Ia juga menyarankan pihak sekolah agar siswanya menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi. “Untuk menanamkan rasa nasionalisme terhadap anak-anak, saya sarankan kepada kepala sekolah untuk setiap pagi menyanyikan lagu Indonesia Raya,” kata dia.

Sementara itu, Kepala SR Terintegrasi 47 Malang, Warsito mengatakan secara fisik gedung hingga sarana-prasarana SR telah dipersiapkan sejak satu bulan yang lalu. “Input dari SR ini kami utamakan dari desil 1 dan desil 2. Betul-betul untuk siswa dari keluarga yang tidak mampu, miskin ekstrem, dan drop out. Diusahakan mereka masih punya harapan,” ujar Warsito.

Ia menjelaskan, input SR tidak dapat disamakan dengan sekolah reguler atau sekolah pada umumnya. Siswa yang masuk SR melalui survey oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Program Keluarga Harapan (PKH), dan semacamnya. Kemudian ditetapkan pleno. “SR ini tidak ada yang tidak diterima. Tetapi jika ada yang mempunyai masalah kesehatan, nanti akan ditindaklanjuti sampai betul-betul anak itu sehat. Misalnya diarahkan ke Puskesmas,” jelas Warsito.

Nantinya para siswa yang menginap di asrama akan diawasi oleh wali asuh dan wali asrama. Sebelum proses pembelajaran dimulai pukul 07.00 WIB, siswa akan menjalani salat kemudian senam. Siswa ditekankan pembiasaan ataupun pembelajaran mengenai  religus, digitalisasi, kepemimpinan dan entrepreneur. Pembelajaran direncanakan sampai jam 14.00 WIB. Setelahnya, diisi dengan kegiatan olahraga dan lainnya.

SR Terintegrasi 47 Malang ini juga menyediakan makanan untuk siswa dari penyedia jasa catering dengan tetap sesuai standar kesehatan, termasuk gizi makanan harus memenuhi panduan oleh Kemensos. Sementara beberapa waktu kedepan, pihak sekolah akan mengadakan kegiatan yang menyenangkan agar siswa betah di asrama maupun sekolah.

Sedangkan bagi orang tua, dapat menyambangi anaknya satu bulan sekali. “Anak-anak di SR diberikan pembelajaran yang menyenangkan biar betah. Dalam 30 sampai 40 hari ini fokus di pembiasaan dulu. (Orang tua) nanti diberikan kesempatan mungkin satu bulan sekali bisa dikunjungi,” pungkas Warsito. (den/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img