MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Sekitar 1000 ekor sapi mati di wilayah Malang Barat akibat Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). Hal itu ditegaskan oleh Wakil DPRD Kabupaten Malang, Sodikul Amin saat berkunjung ke peternak di Desa Pujon Kidul.
“Ya kita memang pada situasi kepanikan, khususnya pada peternak. Baik peternak sapi di Kop SAE maupun KUD yang ada di Malang Barat karena PMK diluar potong paksa. Totalnya ada 1000 lebih sapi mati akibat PMK dari sekitar 15 ribu yang suspek,” ujar Sodikul Amin.
Tak hanya ribuan sapi yang mati, namun akibat PMK pasokan susu berkurang drastis. Ia mencontohkan di Kop SAE Pujon produktifitas air susu yang yang awalnya 114 ton perhari turun menjadi 70 ton per hari.
“Jadi sekarang sudah ada penurunan 45 ton per hari dengan estimasi 1 laktasi ekor sapi rata rata 10 liter,” imbuhnya.
Ditambahkan oleh Sukoco salah satu peternak Pujon Kidul mengatakan bahwa dari enam sapi yang ia miliki telah mari empat ekor karena terserang PMK.
“Saya punya enam ekor sapi, akibat terserang PMK tinggal dua ekor. Dengan ciri-ciri sapi terserang PMK di hari pertama ngiler, setelah itu tidak bisa menguyah. Tiga hari setelahnya kakinya lumpuh,” ungkapnya.
Akibat PMK juga pihaknya tidak bisa setor susu ke Kop SAE. Sedangkan sebelum PMK biasanya satu ekor sapi per hari bisa setor 10 liter dengan harga Rp 5.700 per liternya.
Dari data yang didapat Malang Posco Media di salah satu Desa Pujon Kidul dari total 2354 ekor sapi, ada 1051 sapi sakit, 1220 sapi sehat dan 115 sapi mati.
Malang Posco Media juga menghimpun informasi dari nara sumber yang tidak mau disebutkan mamanya bahwa dua minggu sekitar lalu ada beberapa warga yang membuang sapi mati ke sungai. Ada dua video sapi mati yang hanyut di sungai yang didapat Malang Posco Media.
Tidak hanya itu, Kop SAE Pujon juga mengganti sapi anggotanya yang meninggal akibat PMK senilai Rp 2,5 juta per ekor. Namun sayangnya pihak Kop SAE saat dikonfirmasi Malang Posco Media tidak memberikan balasan. (eri)