MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Banyak perkembangan dan perubahan yang terjadi di Kota Malang saat berusia ke-109. Dari tahun ke tahun bahkan perkembangannya cukup pesat sehingga Kota Malang kerap kali menjadi trend setter atau barometer nasional.
Hal itu diungkapkan salah satu tokoh pendidikan di Jawa Timur Prof. Dyah Sawitri. Ia yang hampir 40 tahun tinggal di Kota Malang benar-benar merasakan bagaimana banyaknya inovasi dan perkembangan Kota Malang hingga dikenal dengan banyak sebutan. Selain sebagai kota pariwisata, juga dikenal sebagai kota pendidikan.
“Karena ada kepedulian pemerintah untuk memberikan ‘science’ dan ‘knowledge’. Sehingga ini bisa menjadi kelebihan. Ini penting walaupun warganya masih ada yang tidak pendidikan tinggi, tapi ada upaya dan kebersamaan untuk menambah pengetahuan sehingga masyarakat bisa bertumbuh kembang dengan baik di era digitalisasi seperti saat ini,” jelas Prof. Dyah kepada Malang Posco Media.
Menurutnya ketika mereka mendapat pengetahuan dan pemahaman itu, pemerintah bisa mewujudkan kota yang sejahtera dengan kolaborasi dan komunikasi. Ini juga terbukti dengan Kota Malang bisa menjadi tauladan untuk nasional dan internasional.
Di Kota Malang terdapat puluhan perguruan tinggi dengan mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Perguruan tinggi itu pun banyak yang telah bertaraf Internasional.
“Kalau kami memandang potensinya kuat, baik kreatifitas dan inovasinya bisa diandalkan. Siapapun pemimpin harus sepenuh hati untuk menjadikan trendsetter ya Kota Malang. Bagaimana kolaborasi sehingga sekolah itu baik SMA atau perguruan tinggi mampu berkelas dunia. Disamping infrastruktur jalan enak, tidak ribet macet, tidak banjir,” tambah Prof. Dyah yang menjabat kepala LLDIKTI Jawa Timur ini.
Selanjutnya, dengan kemajuan, keamanan, kenyamanan, keindahan, kecantikan dan kemolekan Kota Malang, itu juga tergantung dari masyarakat dan berbagai pihak lainnya untuk bangkit bersama melakukan akselerasi dan kolaborasi. Terlebih dengan situasi pertumbuhan ekonomi yang membuat iklim di Kota Malang sangat kondusif untuk melakukan kegiatan apapun.
“Ada ‘2K’ yaitu kolaborasi dan koordinasi. Boleh dari berbagai aspek segmentasi, baik internal atau eksternal dengan seluruh jajaran dan masyarakat. Dengan pemerintah maupun non pemerintah. Harus bekerjasama keluar dan kedalam untuk sektor formal dan nonformal. Maka harapannya visi yang dibuat bisa diwujudkan oleh pemerintah,” harapnya. (ian/aim)