.
Thursday, December 12, 2024

Program MMD Universitas Brawijaya

14.000 Mahasiswa Sasar 1.000 Desa di Jatim

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Program pengabdian Mahasiswa Membangun Desa (MMD) di Universitas Brawijaya menjadi mata kuliah wajib bagi mahasiswa. Khususnya bagi mereka angkatan 2019, 2020, 2021, dan 2022. Para mahasiswa  menyasar 1.000 desa di wilayah Jawa Timur, dengan jumlah peserta 14.000 mahasiswa.

Wakil Ketua Program MMD Yusron Sugiarto, S.T.P., M.P., M.Sc., Ph.D mengatakan, MMD dibuat agar tidak terjadi bentrok antar fakultas dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Sebab sebelumnya, banyak jenis program pengabdian masyarakat, seperti KKN kebangsaan dan KKN Tematik. Pada saat di lapangan ternyata lokasi kegiatan-kegiatan KKN banyak yang bentrok. “Akhirnya mahasiswa rebutan program yang mereka laksanakan bersama-sama. Karena bentrok akhirnya apa yang direncanakan tidak bisa berjalan,” katanya.

Dari kondisi di lapangan tersebut dikatakan Yusron, pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UB kemudian berinisiatif mengintegrasikan kegiatan pengabdian masyarakat berfokus pada satu program bernama MMD.

“Kegiatan ini mendapatkan bobot 4 SKS dan ketika mahasiswa sudah mengikuti KKN maka tidak perlu mengikuti kegiatan MMD. Pada tahun 2023 semua kegiatan pengabdian kepada masyarakat mahasiswa difokuskan ke dalam MMD,” kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LPPM ini.

Saat ini kegiatan yang dikelola di bawah LPPM tersebut sudah dikoordinasikan dengan Gubernur Jawa Timur, seluruh Bupati di Jawa Timur, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemendes, dan Bakesbangpol.

Ketua Program MMD 1.000 Desa Dr. Sujarwo, S.P., M.P mengatakan, sudah mendapatkan lokasi 1.000 desa di Jatim. Dengan peserta sejumlah 14.000 orang yang dikelompokkan menjadi 14 mahasiswa tiap desa, dan terdiri dari mahasiswa lintas jurusan. Proses persiapan MMD sudah dilakukan sejak bulan Januari 2023 dengan melibatkan 500 Dosen Pembimbing Lapang dan 150 Dosen Penyusun Tema untuk pengenalan potensi lokus.

“Diharapkan pada bulan Maret ini, mahasiswa sudah mulai menyusun penguatan program kerja terkait potensi apa saja yang bisa dikembangkan di masing-masing lokus, dengan pendampingan para dosen pembimbing dan penyusun tema,” papar Sujarwo.

Sebelum keberangkatan pada Bulan Juni mendatang, akan diadakan pembekalan operasional dan pembekalan tematik kepada para mahasiswa. UB juga memastikan keamanan pelaksanaan kegiatan ini dengan mengatur mekanisme transportasi untuk pemberangkatan mahasiswa secara bertahap, serta berkoordinasi dengan Korem dan Polsek untuk keamanan setempat.

Sujarwo berharap, kegiatan yang melibatkan mahasiswa, dosen, masyarakat, dan pemerintah daerah ini dapat menjadi kolaborasi yang potensial untuk meningkatkan eksistensi perguruan tinggi yang bermanfaat bagi masyarakat secara langsung.

“Bagi masyarakat, tentu akan ada sumbangan pemikiran dan diseminasi IPTEK dari mahasiswa untuk pembangunan desa. Bagi mahasiswa akan terbentuk team work building, peningkatan communication skill, dan kompetensi lainnya. Bagi dosen akan tercapai IKU ketiga, yakni dosen berkegiatan di luar kampus,” ungkap dosen Fakultas Pertanian ini. (imm/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img