spot_img
Wednesday, February 5, 2025
spot_img

14 Musim Bersama, Lapang Dada Jadi Langganan Karteker di Arema

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Cerita Kuncoro, Asisten Pelatih Arema FC

Dedikasi Kuncoro untuk Arema FC tak perlu diragukan lagi. Sekitar 14 tahun terakhir, ia bertahan di klub berjuluk Singo Edan tersebut. Tak jarang dia menerima ‘tugas khusus’ untuk memimpin tim karena dinilai sangat mengenal karakter Arema dan sepak bola Malangan.

MALANG POSCO MEDIA – Banyak pihak yang sempat ragu kapasitasnya duduk di kepelatihan Arema FC. Namun, Kuncoro pria asli Kabupaten Malang tersebut nyatanya terus dipercaya manajemen klub Singo Edan.

-Advertisement-

Dia juga tak pernah menolak tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Bulan lalu, tepatnya pada pertengahan Desember 2024, Arema FC memutuskan memecat Joel Cornelli. Secara kasat mata, prestasi sang pelatih tak membuat kesalahan fatal seperti kalah tiga laga beruntun yang masuk dalam klausul kontrak untuk bisa memberhentikan sang pelatih secara tiba-tiba.

Hanya saja, evaluasi memutuskan Joel berakhir. Manajemen klub menunjuk Kuncoro sebagai karteker, selama menunggu mendapatkan head coach anyar. Dia, tak ada sedikit pun menolak tanggung jawab yang tak dipungkirinya adalah beban tersendiri bagi Kuncoro.

“Tentu saja ada beban ketika menerima tanggung jawab itu. Tapi insya Allah, kalau untuk klub Arema, saya selalu siap,” kata Kuncoro.

Akhir tahun lalu, bukan kali pertama dia mengemban status karteker. Setidaknya sudah dua kali. Pertama, ketika peralihan dari Putu Gede dan Joko Susilo di musim lalu, menuju Fernando Valente.

“Hasilnya, alhamdulillah menurut saya. Tahun lalu, dua laga, saat dipercaya itu bisa membawa tim menahan Persija, yang favorit juara dengan pemain bintang. Sedangkan Arema ada di zona merah dan di kandang mereka. Laga satunya tapi saya kalah dari Rans Nusantara, dilatih pelatih yang saya anggap guru, Eduardo Almeida,” jelas dia.

Tahun ini, ketika mendapatkan tanggung jawab serupa, dia juga tak menolak. Bersama asisten pelatih lainnya, yakni Siswantoro, ditambah Claudio Jesus, lalu Tiago Simoes dan Gustavo Correa, Karteker Kuncoro membawa Arema FC meraih dua kemenangan.

“Musim ini, dengan kualitas dan tim yang solid, saya juga optimis saja. Yakin kalau hasilnya baik. Syukur, kami menang dua kali dan kembali ke papan atas,” jelas pria yang ketika semasa jadi pemain berposisi sebagai bek tersebut.

Pria yang juga menjadi skuad juara Arema di era Galatama ini paham, tak sedikit yang mencibir atau menghujat. Bahkan dari musim ke musim. Tapi, itu dia anggap angin lalu. Dalam prinsipnya, yang mengetahui kualitasnya, kualitas pemainnya, adalah orang di dalam manajemen. Termasuk terakhir, dia membuktikan kepercayaan tersebut tidak salah dengan dua kemenangan di tengah penurunan grafis permainan tim.

“Mereka mengetahui bagaimana kami bekerja. Mungkin di luar kami kelihatan santai, bersenda gurau. Tapi kalau sudah latihan, semua serius. Coba bisa ditanyakan ke pemain. Kalau serius, jangan sampai ada yang bercanda. Kalau ada yang bilang begini, bilang begitu, menjelekkan saya, tidak masalah. Yang penting tidak menyangkut hal pribadi apalagi keluarga,” katanya.

Tahun ini, seingat Kuncoro, adalah tahun ke-14 dia menjadi asisten. Dulu, dia berawal jadi asisten bersama Joko Susilo di era Wolfgang Pikal. Banyak pengalaman dari pelatih kepala lainnya dia dapat. Tapi ada satu yang juga kerap jadi salah satu dasar ketika dia melatih, yakni ilmu dari M. Basri. Gaya yang dia lihat semasa jadi pemain.

Selain itu, sebagai orang yang lama bertahan di Tim Singo Edan, Kuncoro juga kerap dimintai masukan pelatih anyar untuk berbagi filosofi gaya Malangan.

“Pokoknya harus kuat kekeluargaan, sama-sama, dan kalau di lapangan mainnya ngeyel,” pungkas pria yang juga PNS di Kabupaten Malang tersebut.(ley/van)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img