MALANG POSCO MEDIA – 15 hari lagi, masa kepemimpinan Wali Kota Sutiaji dan Wawali Sofyan Edi Jarwoko akan berakhir. Selama kurang lebih lima tahun memimpin Kota Malang masalah klasik Kota Malang masih juga belum terselesaikan secara tuntas. Semuanya masih tetap berkaitan dengan pasar, macet dan banjir.(lihat grafis di Koran Malang Posco Media Edisi 7 September 2023)
Menurut catatan Malang Posco Media, masalah revitalisasi tiga pasar tradisional Kota Malang tetap belum selesai. Meskipun ada sedikit progres yang dihasilkan. Pasar Besar sudah putus PKS (Perjanjian Kerjasama) nya dengan pihak ketiga di awal tahun ini. Sementara Pasar Blimbing dan Pasar Induk Gadang hingga kini masih tersandera PKS.
Selain pasar, masalah kemacetan juga masih menghantui. Beberapa kawasan memang sudah diatur seperti penerapan rekayasa lalu lintas di Kawasan Klojen (kawasan Kayutangan-Semeru). Dan belum lama ini rekayasa lalin dilakukan juga di kawasan Gatot Subroto (Buk Gluduk). Akan tetapi masih ada kawasan lain yang belum terentaskan kemacetannya.
Seperti kemacetan di Sawojajar, sekitar Jembatan Ranugrati. Atau kemacetan di kawasan Muharto hingga kemacetan di kawasan Klayatan. Kawasan Blimbing pun belum tersentuh pengaturan lalu lintas memadai untuk mengentas kemacetan di sana.
Selanjutnya adalah masalah banjir. Tiap musim hujan datang, kawasan langganan banjir seperti kawasan Jl Ir Rais, Sumbersari-Galunggung dan lainnya masih bermasalah. Wali Kota Malang Sutiaji mengakui upaya-upaya yang dilakukan sudah maksimal.
Untuk masalah revitalisasi 3 pasar, meski terkesan stagnan, ia meyakini progresnya sudah terlihat. Selain sudah berhasil memutus PKS dengan pihak ketiga untuk Pasar Besar, Sutiaji mengakui upaya untuk revitalisasi akan didapatkan tahun ini juga.
“Di pusat kan sudah ada lampu terang untuk pembiayaan revitalisasi. Semoga cepat tahun ini juga bisa realisasi (mulai tahap revitalisasi). Untuk Gadang (Pasar Induk Gadang) dan Blimbing (Pasar Blimbing) kita masih upayakan cara lain karena masih terikat PKS. Seperti pakai sistem akuisisi,” tegas Sutiaji saat dimintai tanggapan kemarin.
Ia juga menjelaskan persoalan revitalisasi tiga pasar ini sudah menjadi konsen sejak awal kepemimpinannya. Maka dari itu proses dilakukan sebaik mungkin. Termasuk untuk mengatasi masalah lain seperti kemacetan dan banjir.
Sutiaji mengatakan masalah kemacetan, seperti yang terlihat diakui satu per satu ditangani. Dilakukan salah satunya dengan upaya rekayasa dan manajemen lalu lintas. “Dishub Kota Malang bersama dengan Forum Lalin rutin mengkaji dan mengevaluasi apa-apa yang jadi masalah. Apa dampak, dan skema-skema rekayasa lalinnya. Pertama di Klojen dilakukan, satu arah di Kayutangan dan penataan di kawasan sekitarnya,” tegas Sutiaji.
Kemudian yang terbaru, kata Sutiaji, dilakukan di kawasan Jl Gatot Subroto (Buk Gluduk). Kawasan itu menjadi perhatian sejak lama dan bulan lalu sudah dilakukan rekayasa/ manajemen lalin di sana. Meski masih harus dilakukan evaluasi kembali.
Meski begitu menurut catatan Malang Posco Media, kawasan macet lainnya yang masih belum tersentuh penanganan ada di kawasan Blimbing dan Sukun. Seperti kawasan perempatan Jl A Yani hingga Flyover Arjosari. Dan kawasan Janti-Klyatan di Sukun.
Masalah banjir, Wakil Wali Kota Malang Ir Sofyan Edi Jarwoko menjelaskan beberapa upaya dilakukan untuk penanganan. Konsen Pemkot Malang adalah dengan pembenahan dan revitalisasi sistem jaringan-jaringan drainase di Kota Malang.
“Konsennya PUPR (Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman) seperti pengerjaan drainase-drainase sejak awal hingga saat ini terus dilakukan. Terakhir kita buat Bozem (waduk) di Tunggulwulung untuk atasi banjir di kawasan Blimbing. Itu sudah dikerjakan,” tegas Sofyan Edi.
Dijelaskan pula belum lama ini, Pemkot Malang mendapat kabar baik terkait pengerjaan Drainase Soekarno-Hatta (sepanjang Jl Soehat) yang rencananya akan dibiayai oleh KemenPUPR RI. Drainase itu akan dibuat di sepanjang Jl Soehat untuk mengatasi banjir di kawasan Jl Soehat, Jl Borobudur dan sekitarnya yang biasanya langganan banjir.
Masalah menahun lainnya yang masih belum terselesaikan adalah pembebasan lahan di Kelurahan Madyopuro (depan Exit Tol Madyopuro) dan juga proyek Jacking Tidar. Kedua permasalahan ini juga belum mendapat titik terang penyelesaiannya hingga saat ini.(ica/lim)