MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Memantapkan pelaksanaan Pemusatan Latihan (Puslat) Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim tahun 2023, KONI Kota Batu melaksanakan Tes Pengukuran Fisik di Gedung Serba Guna, Kelurahan Dadaprejo, Kota Batu Minggu (30/7) kemarin.
Sebanyak 163 atlet terdiri dari 89 laki-laki dan 74 perempuan dari 22 cabang olahraga (cabor) mengikuti tes yang dilaksanakan KONI Kota Batu. Dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang. “Ada 15 jenis tes yang disiapkan tim penguji untuk para atlet Kota Batu, mulai dari tes body composition, sit and reach, standing, stroke test, bass test, puss and pull dynamometer, wall squat plank, hand grip, push up, sit up, back and leg dynamometer, triple jump, vertical jump, hexagonal test, spider test,” ujar Koordinator Tim Penguji, Dr. Imam Hariadi, M.Kes.
Dari 15 jenis ujian tersebut, tidak semua atlet tidak melahap seluruh tes, tetapi disesuaikan dengan cabang olahraga yang diikutinya. Misalnya untuk atlet Dance Sport tentu tesnya berbeda dengan atlet pencak silat atau paralayang disesuaikan dengan suasana pertandingan yang akan dihadapi. Tes ini sebatas fisik, sedangkan untuk teknik dilakukan oleh pelatih teknik sendiri.
“Tes ini parameternya spesifik atau tes kecabangan, jadi tes yang diberikan menyesuaikan karakteristik cabang olahraga masing-masing. Karena pada 19 September sudah Porprov, sisa waktu 1,5 bulan ini dimaksimalkan untuk memperbaiki kondisi fisik. Hasil tes ini, akan dievaluasi setelah itu disiapkan program latihan untuk mengatasi kelemahan fisik atlet,” terangnya.
Hasil dari tes ini, menurut Imam akan dipresentasikan dan didiskusikan di hadapan pelatih. Diperkirakan hasil tes akan selesai dalam waktu seminggu dan akan langsung dipresentasikan kemudian dijadikan pijakan untuk dirumuskan dalam program latihan para atlet.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Kota Batu, Sentot Ari Wahyudi SSos MM menjelaskan bahwa tes pengukuran fisik ini dikhususkan untuk cabang olahraga yang berlaga di kelas bela diri serta beberapa cabor yang membutuhkan stamina lebih. “Melalui tes ini paling tidak persiapan fisik para atlet bisa terukur. Kami tidak main-main karena itu kami bekerja sama dengan UM dengan tujuan hasil tes bisa diketahui atlet ini layak atau tidak. Untuk kebugaran fisik dan mental akan didampingi FIK UM sebagai konsultan,” imbuhnya.
Sentot menambahkan dengan waktu yang tersisa menurutnya cukup untuk memperbaiki kondisi atlet. “Sehingga jika ditemukan ada atlet yang masih kategori kuning masih bisa dilakukan peningkatan pelatihan atau keputusan terburuk atlet masih dimungkinkan degradasi atau sebaliknya dipromosikan,” tandasnya. (eri/udi)