MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dalam rangka menjelang bulan suci Ramadan, Pemkot Malang gencar melakukan operasi atau razia penyakit masyarakat (pekat).
Dalam operasi pekat yang dilakukan oleh Satpol PP Kota Malang bersama TNI/Polri, Kamis (17/3) malam hingga Jumat (18/3) dini hari, diamankan belasan pasangan muda yang diduga mesum.
Kabid Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Kota Malang, Rahmat Hidayat mengatakan, ada sebanyak 18 pasangan yang terjaring dari dua tempat. Yakni penginapan di Jalan Dewandaru dan Jalan Kaliurang.
Diitemukan alat kontrasepsi yang diamankan sebagai barang bukti. “Dari dua titik itu, kita temukan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri sah, yang kita duga telah melakukan perbuatan mesum atau cabul,” ujar Rahmat, Jumat (18/3).
Pasangan yang terjaring dalam operasi tersebut berusia relatif masih muda, yakni sekitar 18 – 22 tahun. Diantara 18 pasangan itu, juga ada beberapa pasangan yang diduga melakukan praktik prostitusi online.
“Dari pengakuan mereka, ada yang melakukan sampai 10 kali. Tapi waktu penggerebekan tidak tertangkap tangan. Pengakuannya dia naruh harga Rp 800 ribu lalu nett-nya Rp 500 dan nengaku masih tiga bulan menjalankan praktik asusila ini,” ungkap Rahmat.
“Ada juga yang melakukan itu 4 hingga 5 kali terus baru 8 bulan, umur 20 tahun. Ada juga yang kemarin di Jalan Mayjen Panjaitan kena, kemarin kena lagi. Tetapi pengakuannya sudah tobat, tapi melakukan cabul atau mesum dengan pasangannya,” sambung Rahmat.
Terhadap pasangan yang diduga mesum itu, pihaknya akan menerapkan sanksi tindak pidana ringan (tipiring). Yakni sanksi maksimal kurungan 3 bulan atau denda maksimal Rp 10 juta.
“Yang memutuskan hakim. Sekaligus ada yang kita sanksi wajib lapor, ada juga yang hanya kita panggil orang tuanya,” sebut Rahmat. Dalam operasi pekat itu, Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji pun juga ikut serta.
“Saya berikan apresiasi teman-teman Satpol PP. Niatkan ibadah, dan yang kita lakukan ini adalah tidak lain bagaimana menjaga generasi muda kedepan, generasi anak bangsa yang akan menjadi generasi yang punya kualitas,” ujar Sutiaji. (ian/mar)