.
Saturday, December 14, 2024

109 Tahun Kota Malang

1918 Berdiri Rumah Sakit

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA– Layanan kesehatan yang memadai berkembang di Kota Malang tahun 1918. Dalam kurun waktu empat tahun, sejak tahun 1914 bermunculan sejumlah rumah sakit. Tapi berbagai fasilitas itu mulanya tidak untuk pribumi.

Ada beberapa rumah sakit yang dibangun pada periode awal Kota Malang sejak era kolonial Belanda. Seperti Lavalette Kliniek (RS Lavalette) yang dibangun tahun 1918, Tiong Hwa Le Sia (RS Panti Nirmala) pada tahun 1920 hingga Rooms Katholiek Ziekenhuis Sawahan (RKZ)  Sawahan attau  RS Panti Waluya Sawahan tahun 1929.

Selain itu juga ada rumah sakit militer seperti di kawasan Rampal.Juga terdapat rumah sakit milik pemerintah kolonial Belanda saat itu. Yakni rumah sakit Gouvernments Inlandsh.

“Belum ada rumah sakit besar, semua berawal dari klinik pengobatan. Pemicu perkembangannya karena kemajuan Kota Malang. Setelah UU Agraria, pertumbuhan cepat. Muncul tempat ibadah, hiburan, sekolah, penginapan, hotel, semua berkumpul dan pasti membutuhkan tempat pengobatan,” sebut Sejarawan Kota Malang Dwi Cahyono.

Sehingga Dwi menegaskan fasilitas kesehatan ini dibangun bukan karena adanya wabah Pes. Murni karena makin bagusnya perkembangan Kota Malang saat itu. Sedangkan kebanyakan penyakit yang ada saat itu adalah penyakit seperti malaria dan penyakit tropis lainnya.

“Itu vital sekali karena diumumkan juga bahwa nantinya pensiunan Belanda itu akan tinggal di Malang. Yang paling dibutuhkan di bidang kesehatan. Hampir semua orang Belanda,” tukasnya.

Namun berbagai fasilitas dan layanan kesehatan itu hanya dinikmati warga Belanda. Sementara warga pribumi sangat sulit mendapat akses kesehatan.

“Itu memang fasilitas untuk warga Belanda. Sebenarnya bisa pribumi ke rumah sakit, tapi mereka yang punya akses. Kalau rakyat biasa, akan sangat sulit,” bebernya.

Di awal-awal pembangunan fasilitas kesehatan itu juga memang masih didominasi  dokter Belanda. Baru kemudian muncul dokter pribumi sekitar tahun1930-an, yang telah mengikuti pendidikan di Belanda. Sementara untuk perawat pribumi sudah banyak ditemui sebelumnya.

Di periode 1930 ini memang kondisinya sudah mulai berjalan lebih bagus. Seiring dengan pemerintahan yang sudah tertata dan layanan kesehatan yang merata. Warga pribumi saat itu juga sudah mulai mudah mendapatkan akses kesehatan.

“Akhirnya pada tahun 1930-an itu fasilitas kesehatan sudah lebih bagus. Kondisi kesehatan juga mulai bagus. Kalau dulu kan orang pribumi berobatnya ya ke mantri,” pungkas Dwi. (ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img