Tahun 2022 segera berakhir, berganti tahun 2023. Banyak yang terjadi sepanjang tahun 2022 telah menjadi kenangan dan pelajaran berharga. Ada peristiwa bahagia, ada pula tragedi pilu yang menguras air mata. Sedih dan gembira bercampur menghiasi perjalanan tahun 2022 lalu. Tahun 2022 tentu tak sama dengan 2023. 2022 ojo dibandingke dengan 2023. Tahun yang baru sepertinya bakal lebih seru karena berbarengan tahun politik kontestasi pemilu 2024.
Setiap masa memang punya tantangan dan peluangnya sendiri. Yang jelas, tahun 2023 diprediksi bakal terjadi peningkatan suhu politik dan munculnya bayang-bayang kegelapan ekonomi. Situasi yang tak baik-baik saja menuntut semua orang mengantisipasi. Pada sisi yang lain, situasi pandemi Covid-19 telah terkendali seiring dengan jumlah penyintas virus yang semakin melandai.
Peningkatan suhu politik 2023 bisa jadi tantangan dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan. Berubahnya status pandemi Covid-19 menjadi endemi bisa jadi pijakan perbaikan ekonomi. Dinamika yang bakal terjadi di 2023 menuntut semua pihak bersiap diri. Tak bisa melakoni 2023 serupa dengan tahun sebelumnya karena situasi, kondisi, dan tantangannya berbeda. Tahun politik jelang kontestasi politik pemilu 2024 menuntut semua pihak bersiap mengantisipasi.
Perang Narasi Politik
Tahun 2023 diprediksi bakal menjadi tahun perang narasi yang tensinya cukup sengit ketimbang tahun 2022. Maka tak heran kalau di 2023 beragam narasi bakal bermunculan sangat masif. Tak hanya narasi yang mengusung kebenaran saja yang membanjiri laman-laman digital kita, namun beragam narasi kebohongan juga terus menyebar tak kalah pesat. Beragam narasi politik akan berpacu hingga menjadikan banjir informasi politik semakin deras menerpa publik.
Kontestasi politik 2024 diprediksi bakal semakin tinggi tensinya di 2023. Aksi curi start dalam kontestasi politik akan terlihat semakin memanas. Para kandidat yang mencoba peruntungan ikut kontestasi politik akan banyak memproduksi narasi guna merebut simpati dan tebar pesona. Perang baliho pinggir jalan maupun baliho digital yang bersebaran di laman-laman media sosial (medsos) akan menjadi pemandangan yang lumrah di tahun 2023.
Dalam kontestasi non politik, perang narasi juga dipilih banyak orang sebagai senjata jitu memenangkan kompetisi. Seberapa banyak narasi yang diproduksi akan menentukan intensitas perhatian publik. Tak jarang narasi dibangun dengan cara tipu-tipu, yang penting narasi itu menyebar dan viral. Inilah yang berbahaya, sehingga perlu disadari oleh masyarakat dengan sikap kritis saat mengakses narasi di media.
Perang narasi semakin sengit karena campur tangan para pendengung (buzzer). Saat perang narasi penting diwaspadai karena persepsi publik bisa dimainkan oleh para buzzer atau kelompok dengan kepentingan tertentu. Kemampuan memilah narasi yang valid dan yang abal-abal menjadi kunci keberhasilan dalam mendapatkan informasi yang benar dan sehat. Internet dan medsos telah mengamplifikasi penyebaran informasi yang benar dan yang keliru dengan sangat cepat.
Tak jarang justru narasi keliru yang lebih dipercaya gara-gara narasi itu viral. Inilah esensi dari perang narasi. Masifnya informasi yang beredar justru telah melahirkan miskinnya atensi. Tak jarang orang hanya membagi-bagikan narasi yang sampai di beragam gadgetnya ke pertemanan mereka tanpa melihat kebenaran narasi yang dibagikannya itu. Sikap bangga kebanyakan masyarakat ketika menjadi orang pertama yang membagikan informasi itu justru berbuah sulitnya memutus rantai penyebaran narasi hoaks.
Perang narasi juga bakal menghadirkan banjir konten. Aneka narasi yang diproduksi oleh banyak orang itu menjadi tak sekadar perang narasi namun juga akan jadi perang konten. Sejumlah laman pemutar video seperti YouTube, Vidio, Dailymotion, dan aplikasi yang lain akan dibanjiri konten-konten kiriman dari siapa saja. Situasi banjir konten ini cukup berbahaya karena aneka konten tersebut ternyata bercampur antara konten yang baik dan yang buruk.
Resolusi
Tak sedikit orang bersiap menyambut tahun baru dengan semangat dan pengharapan baru. Sejumlah orang membuat berbagai resolusi yang bakal dilakukan sepanjang 2023 mendatang. Beragam rencana dibuat dengan harapan bisa terlaksana. Tak jarang rencana disusun namun realisasinya bisa jadi nol. Tak semua target bisa tergapai. Tak semua rencana melaju mulus tanpa cacat.
Resolusi sejatinya adalah sebuah pengharapan baru yang lebih baik. Resolusi itu hope. Biasanya resolusi berupa daftar beragam rencana tentang sesuatu yang baik-baik saja. Tak ada orang membuat resolusi agar di tahun 2023 berharap terkena wabah, tertimpa bencana, atau bertemu duka. Tak jarang orang membuat daftar resolusi yang panjang namun giliran mau diwujudkan tapi tak kesampaian.
Manusia memang makhluk yang lemah dan hanya bisa berencana. Tuhanlah yang Maha Kuasa. Ini perlu dipahami bagi banyak orang yang terlalu berambisi dengan resolusi yang dibuatnya. Tak jarang ada resolusi yang utopia hingga tak mungkin terlaksana.
Kalau resolusi seperti itu ujung-ujungnya hanya akan bikin kecewa. Perlu disadari bahwa hidup ini tak semuanya selalu berjalan mulus dan baik-baik saja sesuai rencana. Hidup ini warna-warni. Ada suka, ada duka. Baik-buruknya Tuhan yang menentukan.
Melihat perkembangan dan situasi terkini terkait penetrasi teknologi dalam kehidupan manusia hal ini bisa digunakan sebagai pijakan dalam menyusun resolusi atau antisipasi. Era kemajuan teknologi saat ini menuntut semua pihak mampu beradaptasi dengan situasi terkini.
Bagi mereka yang tak kuasa beradaptasi dengan zaman tentu akan tergilas roda kehidupan. Tantangan tahun 2023 harus dihadapi dan dijawab dengan sikap optimis bahwa kita mampu menghadapinya dengan baik.
Penetrasi teknologi yang tinggi di masyarakat perlu diantisipasi dengan kemampuan melek media dan melek teknologi yang mumpuni. Kemampuan melek media (media literacy) akan dapat menyelamatkan masyarakat dari bahaya buruk teknologi. Komitmen untuk meningkatkan sikap kritis dan berdaya di era perang narasi dan banjir konten digital perlu menjadi komitmen yang patut diwujudkan di tahun 2023.
Tahun 2022 ojo dibandingke dengan 2023. Semoga tahun 2023 menjadi tahun anti klimaks dari situasi buruk tahun 2022. Selamat datang tahun politik 2023. (*)