.
Thursday, December 12, 2024

Dakwah Bil Medsos di Bulan Ramadan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Berbicara tentang Media Sosial (medsos), secara otomatis ingatan kita tertuju pada Youtube, Instagram, Facebook, Tiktok, Whatsapp atau aplikasi lain yang telah terpasang di gadget. Meski masih banyak aplikasi lainnya, namun beberapa medsos tadi adalah sangat populer di hampir semua kalangan masyarakat kita saat ini. 

Di Indonesia sendiri, pengguna media sosial juga terus mengalami perkembangan. Berdasarkan data yang dirilis oleh Data Digital Indonesia, pada Januari 2024 bahwa sebanyak 60,3 persen masyarakat menggunakan media sosial. Angka pengguna medsos itu diperkirakan sekitar 167 juta orang dari total angka populasi penduduk di negeri ini. Sedangkan rata-rata waktu penggunaan media sosial adalah 3 jam 11 menit setiap hari.  

Jika sehari semalam adalah 24 jam, maka seper delapan dari kehidupan sehari semalam digunakan orang untuk bermedia sosial. Data Digital Indonesia juga mencatat tentang alasan utama orang menggunakan medsos. Sebanyak 58,9 persen orang menggunakan medsos untuk mengisi waktu luang. Alasan lain, orang menggunakan medsos untuk berhubungan dengan teman dan keluarga.

Ada juga sebagian lain yang menggunakan medsos untuk mencari tahu apa yang dibicarakan orang lain (trending topic). Medsos juga dimanfaatkan sebagian orang untuk mencari inspirasi atau informasi baru. Data-data penggunaan medsos itu kemudian dapat menjadi sebuah temuan pemikiran.

Bahwa medsos telah menjadi bagian dari muamalah baru di masyarakat secara umum. Juga tentu tidak dapat dipungkiri bahwa banyak umat muslim yang menggunakan dan aktif di medsos. Melihat banyaknya data pengguna medsos tersebut, maka sangat mungkin bahwa dakwah dan edukasi dapat dilakukan melalui medsos.

Terlebih pada momen puasa Ramadan saat ini. Penggunaan medsos mungkin saja mengalami peningkatan. Probabilitas itu dapat terlihat dari adanya aktivitas yang identik dengan Ramadan. Acara berbuka bersama, kajian keislaman, tarawih, tadarus Al-Qur’an dan bersahur menjadikan keinginan orang untuk berbagi informasi melalui medsos semakin tinggi. 

Dalam kajian Matahari Pagi Ramadan tanggal 14 Maret 2024 yang dilaksanakan oleh komunitas IRo Society juga mengulas terkait akhlaq dalam bermedsos. Melalui kajian ‘zoomiyah’, Agus Suroyo sebagai penceramah menyampaikan bahwa pembelajaran akhlaq tidak hanya cukup di dunia nyata. Di dunia maya pun, akhlaq menjadi salah satu identitas penting untuk siapapun.

Oleh sebab itu, pemanfaatan media sosial yang berbasis pada kegiatan positif perlu disyiarkan. Bermedsos harus berlandaskan pada semangat berakhlaqul karimah. Pembiasaan bermedsos dengan bahasa dan konten yang selama ini kurang baik, menjadi perlu untuk direduksi, bahkan jika mungkin diubah ke arah positif. Edukasi akhlaq dalam bermedsos ini penting mengingat medsos adalah representasi karakter dan kepribadian penggunanya.

Dakwah Bil Medsos

Apalagi jika dikaitkan dengan spirit amar makruf nahi munkar, sebagaimana dalam firman Allah yang diartikan dengan  “Dan hendaklah ada di antara kamu, segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”

Apabila merujuk pada perintah ayat tersebut maka medsos semestinya dapat dijadikan sebagai sarana untuk ber-amar makruf nahi munkar. Hanya saja, kadang ada keengganan kepada pribadi tertentu untuk berdakwah bil medsos karena beragam alasan. Alasan yang sering dilontarkan adalah keterbatasan wawasan agama. Tetapi memulai menggunakan medsos dengan ajakan yang baik, memuat pesan-pesan positif, atau konten-konten yang mencerahkan perlu untuk dicoba.

Sebagaimana perintah agama, bahwa setiap muslim diwajibkan untuk menyampaikan ilmu, meski hanya satu ayat. Artinya sesedikit atau sekecil apapun pengetahuan yang dimiliki, wajib dibagikan. Salah satu cara yang mudah untuk berbagi ilmu adalah melalui medsos. Ramadan sebagai bulan pendidikan (tarbiyah) menjadi momentum yang tepat untuk mengaktualisasikan semangat belajar, dan meningkatkan kapasitas diri.

Pahala Bermedsos

Pertanyaan yang sering muncul, kapan belajar dakwah bil medsos dapat dimulai. Jawaban dari pertanyaan itu adalah tidak menunggu nanti. Ramadan adalah saat terbaik untuk memulai kebaikan. Sering kita kesulitan untuk memulai sesuatu yang baru.

Satu ungkapan Bahasa Jawa yang dapat menjadi penyemangat adalah ngelmu iku kalakone kanthi laku. Artinya belajar itu baru dapat diperoleh dengan penerapan langsung. Tidak perlu juga merasa kebingungan dengan konten dakwah. Saat ini banyak tersedia konten-konten sederhana, namun baik dan informatif. Kultum, tausiyah, bermacam-macam doa atau motivasi Islami sudah dapat diakses dengan mudah. 

Jika berdakwah bil medsos adalah masih berat dan sulit, maka setidaknya kita menggunakan medsos untuk menyerap nilai-nilai kebaikan. Mendengarkan tausiyah, tidak hanya di dunia nyata, sangat mungkin juga diperoleh di dunia maya. Saat ini medsos juga menyediakan begitu banyak chanel Youtube, TikTok, Instagram yang menyediakan live-tausiyah, dengan materi yang bervariasi. Mulai dari mengupas tentang ibadah dan muamalah, hingga tema-tema aplikatif dan kontekstual kehidupan.

Semua kembali kepada pengguna medsos, apakah akan menggunakan medsos-nya untuk menghabiskan kuota tanpa manfaat, atau menumpuk pahala setiap saat sambil bermedsos.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img