Dinkes Bekali Obat-Obatan
MALANG POSCO MEDIA – Demi menjamin keselamatan dan kenyaman arus mudik Lebaran, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang harus membekali sebanyak 32 sopir bus Terminal Arjosari dengan obat-obatan jika hendak bekerja mengantar penumpang selama masa angkutan Lebaran tahun ini.
Obat-obatan pengontrol gula darah dan hipertensi yang paling banyak diberikan kepada para sopir-sopir ini. Karena mereka terdeteksi memiliki kadar gula darah atau hasil pemeriksaan hipertensi yang perlu diperhatikan. Ini diketahui usai Pemeriksaan Kesehatan Sopir Bus di Terminal Arjosari, Senin (17/4).
Dari total 81 sopir bus yang diperiksa, ada 32 orang sopir di antaranya diberikan catatan kesehatan yang menyatakan layak berkendara akan tetapi dengan catatan. Lilik Suharti, Penanggung Jawab Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Olahraga Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menjelaskan sopir yang hasil pemeriksaannya laik dengan catatan adalah mereka yang terdeteksi mengalami gangguan kesehatan.
“Jadi statusnya pertama Laik Jalan, Laik dengan Catatan dan Tidak Laik Jalan. Untung dari pemeriksaan ini tidak ada yang tidak laik. Hanya beberapa itu yang laik dengan catatan,” tegas Lilik saat ditemui di sela kegiatan pemeriksaan rutin tiap tahun ini.
Ia menjelaskan penyakit hipertensi dan gula darah yang paling banyak ditemukan menjangkiti sopir-sopir bus saat diperiksa. Hanya saja tidak ada yang kondisinya mengkhawatirkan sehingga tidak boleh jalan atau bertugas.
Untuk itulah 32 sopir bus, yang kebanyakan membawa Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dibekali dengan obat-obatan yang sangat dianjurkan untuk dibawa selama ia bertugas berkendara.
“Selain obat pengontrol kita beri juga berbagai macam vitamin agar mereka lebih prima. Kita juga minta mereka cek kesehatan jika merasa lemas atau loyo/ capek,” tegas Lilik.
Para sopir bus ini diminta untuk istirahat jika sudah berkendara selama dua jam lamanya. Karena selain penyakit serius, gangguan lainnya seperti sakit pinggang kerap menyebabkan para sopir tidak bisa bekerja dengan maksimal.
Sakit pinggang, kata Lilik, juga menjadi keluhan kesehatan yang paling banyak dilaporkan para sopir bus ini saat bekerja. “Jadi kami sarankan dan kami komunikasi juga dengan PO Bus-Bus mereka, apalagi yang kamu periksa laik dengan catatan. Kami minta ada cadangan sopir harus ikut dan memastikan agar bergantian jika capek berkendara. Jangan dipaksakan,” tegas Lilik.
Berkaca dari tahun lalu, Lilik mengatakan gangguan kesehatan yang dialami para sopir-sopir bus tidak jauh berbeda. Gula darah, hipertensi lah yang paling banyak ditemukan. Pemeriksaan kemarin, juga mengecek apakah para sopir bus mengonsumsi barang terlarang seperti narkoba.
Untuk itu, personel BNN (Badan Narkotika Nasional) Kota Malang turut dilibatkan untuk melakukan tes urine. “Untuk pemeriksaan zat adiktif atau narkoba, tadi tidak ditemukan sama sekali. Jadi kondisi sopir-sopir ini memang baik umumnya,” ungkap Lilik.
Alfonso, salah satu kernet PO Bagong yang mengikuti pemeriksaan kesehatan mengatakan sangat mendukung kegiatan pemeriksaan tersebut. Karena dirinya sendiri, meskipun tidak menyetir kendaraan juga harus siaga berjam-jam mengawasi penumpang dan laju kendaraan sebagai kernet.
Ia mengatakan kerap mengalami gangguan kesehatan seperti kecapekan, pusing jika bertugas. Akan tetapi saat diperiksa kemarin ia dalam keadaan fit. “Intinya sebisa mungkin atau sesering mungkin kita bisa cek kesehatan. Nah apalagi gratis kayak gini, kami pikir ini baik sekali untuk konsultasi. Karena memang harus sehat kalau mau kerja,” pungkas Alfonso.
Sementara itu Kepala UPT Terminal Arjosari Hadi Supeno mengatakan volume kendaraan di arus mudik sepekan belakangan memang sudah terlihat meningkat. Rata-rata keberangkatan bus dari Terminal Arjosari mencapai 300 lebih setiap harinya. Rata-rata jumlah penumpang pun sudah mulai naik dari hari-hari biasa. Yakni sekitar 2 sampai 4 ribu penumpang. “Ini sudah ada kenaikan, hari Jumat lalu sebenarnya. Prediksi kami 2 sampai 3 hari ke depan ada peningkatan lagi,” tegas Hadi.
Ia mengatakan armada bus yang siaga dalam masa angkutan Idul Fitri di Terminal Arjosari berjumlah 180 unit bus. Didominasi bus-bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi). Pihaknya kini juga tengah rutin melakukan inspeksi kelayakan kendaraan angkutan untuk menjamin perjalanan warga mudik berjalan lancar.(ica/lim)