MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Malang masih terus terjadi. Dinas Kesehatan Kota Malang pun memberi perhatian penuh. Belakangan ini Dinkes Kota Malang tengah menggencarkan gerakan 3M Plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas serta plus hindari gigitan nyamuk, tidur menggunakan kelambu, dan menyalakan obat nyamuk.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr. Husnul Muarif mengungkapkan sejak Januari lalu, di Kota Malang telah terjadi sebanyak 360 kasus DBD. Dari 360 kasus itu, tujuh diantaranya meninggal dunia.
“Pada Januari 2022 di Kota Malang ada tiga meninggal karena DBD, Februari tiga orang dan Maret satu orang meninggal,” jelas Husnul kepada Malang Posco Media, kemarin.
Secara rinci, kasus DBD itu ditemukan di seluruh kecamatan di Kota Malang. 353 kasus DBD sisanya, dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan.
Dikatakan Husnul, dari pengalaman selama ini, penyakit DBD ada setiap tahun dengan bulan yang banyak terjadi di Januari sampai dengan Juni dan puncaknya ada pada Februari dan Maret. Maka dari itulah pihaknya pun menggencarkan edukasi melalui gerakan 3M Plus langsung kepada masyarakat.
“Tidak boleh dilupakan juga masyarakat menghindari gigitan nyamuk, tidur menggunakan kelambu juga menyalakan obat nyamuk,” tukasnya.
Ciri-ciri orang terkena DBD, lanjut Husnul, naiknya suhu tubuh sekitar 1-3 hari, kemudian suhu tubuh turun lagi. Sehingga sering tidak disadari masyarakat bahwa sudah dalam fase kritis. Pasalnya, penyakit DBD memang seperti pelana kuda. Orang yang terkena demam berdarah, suhu tubuhnya mengalami kenaikan dan penurunan.
Selain kenaikan suhu tubuh, juga bisa diiringi dengan gangguan fungsi pencernaan, baik itu mual muntah dan otot seluruh tubuh terasa sakit. Biasanya juga terjadi pendarahan di bawah kulit dengan adanya bintik-bintik merah. Bisa juga terjadi pendarahan saat buang air besar.
“Masyarakat diimbau saat mengalami kenaikan suhu tubuh segera menghubungi layanan kesehatan dan klinik terdekat. Jika itu dilakukan, tentu akan meminimalisir terjadinya kondisi yang fatal,” tuturnya. (ian/aim)