MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Produk UMKM Kota Batu terus digenjot agar bisa bersaing dan masuk dalam retail modern. Awal tahun ini Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PLUT KUMKM) Kota Batu meloloskan delapan produk UMKM Kota Batu dari total 40 produk yang ikut kurasi.
Delapan produk yang lolos kurasi bakal mejeng di retail tolo modern. Hal itu disampaikan oleh Konsultan Keuangan PLUT KUMKM, Alan W Hafiludin.
“Delapan produk UMKM yang lolos kurasi adalah produk olahan makanan ringan atau camilan. Produk tersebut meliputi kripik bawang bombay, keripik usus, keripik ceker, keripik tempe dan stik labu. Kemudian ada juga snack makaroni ulir, emping jahe, stik kentang dan rujak buah,” ujar Alan kepada Malang Posco Media.
Ia menyampaikan bahwa pelaksanaan kurasi produk dilakukan oleh PLUT KUMKM Kota Batu. Mereka yang ikut kurasi harus melewati beberapa penilaian agar produk yang ikut bisa lolos dan dipasarkan di retail modern.
“Untuk kriteria diantaranya masuk kategori makanan ringan dan kemasan ringkas. Karena biasanya wisatawan yang mampir ke toko retail membutuhkan makanan ringan untuk bekal perjalanan,” bebernya.
Dijelaskan bagi produk yang belum terpilihnya bukan berarti produk kurang bermutu. Tetapi memang pemilihan produk untuk toko retail modern ini disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
“Jadi yang belum terpilih jangan berkecil hati. Pasalnya masih banyak pangsa pasar di Kota Batu bahkan Malang Raya. Diantaranya seperti pusat oleh-oleh,” papar Alan.
Perlu diketahui, sebelumnya pelaku UMKM yang ikut telah dipilih dan dikurasi produknya oleh Diskumdag. Produk tersebut di lihat berdasarkan P-IRT, label halal, hingga kadar gizi. Sehingga terjaring sebanyak 40 UMKM yang dapat mengikuti kegiatan tersebut.
“Pada intinya kegiatan ini merupakan upaya pemerintah untuk membawa UMKM Kota Batu naik kelas. Dengan menjadi supplier di retail modern, harapannya kesejahteraan mereka naik,” imbuhnya.
Ditambahkan oleh Kepala Diskumdag Kota Batu, Eko Suhartono bahwa pertumbuhan perekonomian Kota Batu tahun 2021 sebesar 4 persen dan sebagian besar dipengaruhi oleh kegiatan perdagangan. Karena itu, Diskumdag terus mendorong UMKM agar menjadi bagian dari pendorong pertumbuhan perekonomian Kota Batu.
Eko juga menjelaskan jika problem yang terjadi pada UMKM yakni daya beli dan daya saing. Sebab jika hanya mengandalkan toko oleh-oleh saja, UMKM tidak bisa berkembang. Sebagian besar wisatawan membeli barang yang berharga rendah namun mendapatkan banyak.
“Pemecah masalahnya adalah pemasaran. Maka dari itu, dengan kegiatan ini pemasaran hasil UMKM akan memiliki pasar yang baru, dan jangkauannya lebih luas lagi,” imbuh dia.
Sebelumnya Humas perusahaan toko modern tersebut Setyo Adi Nugroho, mengatakan pihaknya akan memberikan tempat istimewa bagi hasil UMKM yang lolos. Rak-rak tempat pemajangan itu akan diberikan secara gratis.
“Kalau untuk barang dari supplier besar, rak-rak yang digunakan itu berbayar. Tapi untuk UMKM ini kita lebih welcome. Karena tujuan utamanya adalah nilai sosial,” pungkasnya. (eri)