Bupati Sanusi Turun Tangan Segera Perbaiki
Jamin Tak Ganggu Belajar Mengajar
MALANG POSCO MEDIA- Pemkab Malang kerja keras perbaiki sekolah rusak. Jumlahnya 400 ruang kelas SDN dan SMPN. Namun kondisi itu tak memengaruhi kegiatan belajar mengajar. Apalagi Bupati Malang HM Sanusi sudah turun tangan.
Bupati HM Sanusi kembali tinjau kondisi bangunan sekolah rusak, Senin (8/8) kemarin. Lokasinya di wilayah Malang Barat. Sebelumnya, pekan lalu sekolah rusak di wilayah Malang Selatan juga didatangi orang pertama di Pemkab Malang itu.
Peninjauan sekolah rusak kemarin dilakukan bersama Wakil Bupati Malang Drs Didik Gatot Subroto dan anggota DPRD Kabupaten Malang Kapolres Batu AKBP Oskar Syamsudin SIK, MT juga ikut. Untuk diketahui, Malang Barat merupakan wilayah hukum Polres Batu.
Dalam sehari meninjau 17 sekolah sekaligus. Yakni di Kecamatan Pujon sebanyak empat sekolah, di Kecamatan Ngantang tujuh sekolah, dan di Kecamatan Kasembon enam sekolah.
Kepada Malang Posco Media, Bupati HM Sanusi mengatakan peninjauan sekolah rusak untuk memastikan kondisi di lapangan. Sekaligus mengidentifikasi kerusakan serta dialog dengan para kepala sekolah dan guru. Sebab prinsipnya kegiatan belajar mengajar harus berlangsung dengan nyaman. Kualitas pendidikan pun tetap terjaga.
Ditemui disela-sela meninjau salah satu ruang kelas di SMPN 2 Pujon yang rusak, Bupati Sanusi mengatakan bidang pendidikan menjadi konsentrasi Pemkab Malang.
“Kalau kemarin kami konsentrasi pada bidang kesehatan dan infrastruktur. Dua bidang itu sudah berjalan. Sekarang kami konsentrasi pada bidang pendidikan,’’ katanya.
Ia tak menampik banyak sekolah di Kabupaten Malang yang kondisinya rusak dan butuh perhatian. Menurut Sanusi dari laporan Dinas Pendidikan Kabupaten Malang terdapat 400 ruangan kelas yang butuh perbaikan segera. Jumlah itu tersebar di sekolah-sekola baik SDN maupun SMPN. “Makanya kami turun meninjau langsung, sekaligus mengidentifikasi. Melihat kondisi lapangan untuk ruang kelas yang rusak,’’ ujar mantan Wakil Bupati Malang ini.
Setelah peninjauan dan identifikasi segera ditindaklanjuti. Yakni perbaikan. Perbaikan sekolah menurut Sanusi, sejatinya ditangani menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK). Sedangkan daerah menurut dia bisa mengusulkan perbaikan ruang kelas jika tidak ter-cover DAK.
“Ini di PAK juga dibahas. Jika ada sisa anggaran dialihkan untuk pendidikan. Saat ini sedang proses. Prinsipnya pendidikan saat ini diprioritaskan, ” ungkap bapak empat anak ini.
Tapi yang jelas, dari 400 ruang yang dilaporkan rusak, semuanya sudah diajukan perbaikannya melalui DAK.
“Seperti SMPN 2 Pujon ini. Sudah diajukan, dan sudah disetujui. Tinggal pelaksanaan pembangunan saja tahun ini. Sedangkan sekolah lainnya juga demikian,” kata dia.
“Jika sudah disetujui langsung dikerjakan perbaikannya. Sedangkan yang tidak tercover DAK, pemerintah daerah nanti yang bertanggung jawab melakukan perbaikan, ” sambung Sanusi.
Lalu berapa DAK yang diterima Kabupaten Malang untuk biaya perbaikan sekolah? Sanusi mengatakan tidak monitor. “Rinciannya bisa ditanyakan langsung ke Dinas Pendidikan. Yang jelas dari beberapa sekolah yang, sudah kami kunjungi ada dua sampai tiga ruang kelas yang rusak dan harus segera diperbaikan, ” katanya.
Dia kembali menegaskan bahwa kerusakan ruang kelas tidak mengganggu proses belajar mengajar. Karena gedung yang rusak digunakan gudang, dan siswa menempati ruangan yang tidak rusak.
Sementara itu Plt Kepala SMPN 2 Pujon Sugiono mengatakan sekolah yang dipimpinnya itu memiliki 10 ruang kelas. Dari jumlah tersebut hanya satu ruang kelas yang rusak. Ruang kelas yang rusak saat ini digunakan sebagai gudang.
“Tahun ini Insya Allah direnovasi. Tunggu jadwalnya saja, ” tegasnya.
Sementara itu Kepala SDN 3 Ngabab Kecamatan Pujon Muhammad Syafii mengatakan di tempatnya ada enam ruang kelas. Dari jumlah tersebut, tiga ruangan rusak.
“Sebetulnya satu saja yang rusak. Sedangkan dua lainnya terimbas. Tapi untuk amannya tidak digunakan, sambil menunggu direnovasi, ” ujar Syafii.
Dia mengaku meskipun rusak, tapi tidak mengganggu aktivitas sekolah atau aktivitas belajar mengajar. Sementara ini pihaknya menggunakan sistem bergantian. “Semuanya lancar Alhamdulillah. Ya pakai sistem gantian, ” tandasnya. (ira/van)