MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Sebanyak 51 bencana terjadi di Kota Batu selama Januari hingga Maret 2024 dicatat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu. Dari total bencana tersebut, longsor mendominasi bencana selama musim penghujan ini.
“Pada triwulan pertama 2024 ini, kami mencatat tanah longsor masih mendominasi bencana yang terjadi di Kota Batu sebanyak 21 peristiwa. Kemudian bencana lainnya yaitu 7 kejadian banjir, 15 cuaca ekstrem, 2 kejadian tanah ambles dan 1 tanah bergerak,” ujar Kalaksa BPBD Kota Batu Agung Sedayu Minggu (24/3) kemarin.
Lebih lanjut, kejadian bencana banyak terjadi di Kecamatan Bumiaji sejumlah 28 kejadian, Kecamatan Batu sebanyak 13 kejadian dan 10 kejadian di Kecamatan Junrejo. Dari bencana itu menimbulkan dampak terhadap 61 orang, 25 rumah rusak dan 8 rumah terendam maupun retak dan diantaranya fasilitas sekolah.
“Kami mencatat adanya peningkatan yang terjadi tahun ini dibanding tahun lalu. Itu artinya, mitigasi dan kesiapsiagaan perlu ditingkatkan lagi lebih serius, terutama untuk bencana tanah longsor dan banjir bandang,” bebernya.
Sampai saat ini untuk mitigasi, BPBD telah melakukan pemetaan untuk kerawanan bencana longsor hingga banjir bandang agar untuk meminimalisir adanya kerugian, baik nyawa maupun material. Dari hasil mitigasi, Kecamatan Bumiaji masik dalam zona merah rawan terjadi bencana.
“Setelah pemasangan Early Warning System (EWS) di belasan titik rawan longsor. Terbaru kami tengah mewacanakan membuat alat Automatic Weather Station (AWS) untuk mendeteksi ancaman banjir bandang dengan menggandeng salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang,” paparnya.
AWS nantinya akan berfungi untuk mengukur ketinggian muka air di bagian hulu. Sehingga ketika air di hulu sudah mencapai batas tertentu, maka akan memunculkan notifikasi bahaya yang akan diterima di daerah hilir.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mewaspadai bencana yang muncul akibat cuaca ekstrem. Dari hasil pemetaan cuaca ekstrem rawan terjadi di beberapa tempat meliputi di Tlekung, Tulungrejo dan Sumberbrantas.
“Karena tiga desa tersebut rawan terjadi bencana ekstrem, maka kami mengimbau agar masyarakat mematuhi anjuran BPBD dan membatasi aktivitas di luar ruangan ketika terjadi cuaca ekstrem,” pungkasnya. (eri)