MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Angka penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Malang masih tergolong tinggi. Untuk menanggulanginya, vaksinasi terus digencarkan dan diklaim efektif tekan laju penularan. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) mencatat penularan harian PMK masih terjadi namun tidak signifikan.
“Dampak vaksin mungkin ada, penularan yang terjadi sudah tidak signifikan. Sementara hewan yang sakit juga berangsur-angsur sembuh,” ujar Kepala DPHK Kabupaten Malang, Eko Wahyu Widodo saat dikonfirmasi, Rabu (13/7).
DPKH mencatat, dari hasil verifikasi ada lebih dari 16.000 kasus terkonfirmasi PMK di Kabupaten Malang. Sementara capaian vaksinasi PMK untuk ternak yang sehat didapat kisaran 90 persen. Yakni sebanyak 53.600 ekor sapi divaksin dari target sebesar 59.000 ekor. Jumlah tersebut menyesuaikan jumlah vaksin yang diterima Kabupaten Malang.
“Kalau (ternak) yang mati ada sebanyak 138 ekor. Sampai sekarang masih belum ada laporan baru soal sapi yang mati akibat PMK. Untuk tingkat kesembuhan ternak dari PMK juga tinggi, mencapai 80 persen,” kata Eko.
Hingga kini yang menjadi sasaran utama vaksin PMK adalah sapi perah. Terutama di wilayah Malang barat yang meliputi tiga kecamatan. Yakni Kecamatan Pujon, Ngantang dan Kasembon. Populasi sapi perah mencapai sekitar 80 ribu ekor. Eko juga mengaku vaksinasi PMK cukup efektif untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh pada ternak sapi.
“Sapi potong kan masih belum. Diutamakan sapi perah dulu. Sesuai yang ada, tinggal yang sakit gak boleh divaksin. Total sudah sekitar 90 persen. Hampir tuntas,” terang mantan Camat Singosari itu.
Rencananya, vaksinasi PMK ini akan terus dilanjutkan. Namun menyesuaikan distribusi vaksinasi yang dikirim dari pemerintah pusat melalui Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
“Begitu pemerintah kirim juga akan kita lakukan vaksinasi. Dan akan terus berlanjut hingga dosis kedua. Disamping vaksin, juga pemasangan ear tag, yang sudah divaksin dipasang ear tag,” tukasnya.(tyo/jon)