MALANG POSCO MEDIA– Kota Malang meningkatkan kesiagaan
menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Sekitar 700 relawan kini siaga. Setidaknya 100 rambu rawan bencana juga dipasang.
Selain itu untuk memastikan kesiapan, Wali Kota Malang Drs H Sutiaji cek personel dan sarana prasarana. Itu dilakukan dalam Apel Gelar Pasukan Siaga Bencana Hidrometeorologi di halaman Balai Kota Malang, Selasa (25/10) kemarin.
Berbagai instansi mulai dari TNI, Polri, BPBD, Damkar, Dinas Kesehatan, PMI hingga relawan masyarakat mengikuti apel tersebut.
“Ini serentak, jadi kesiapsiagaan bencana dilaksanakan untuk siap siaga jika sewaktu-waktu ada bencana. Kami sampaikan kesiapsiagaan di tingkat kelurahan, RW dan RT,” terang Sutiaji.
Orang pertama di Pemkot Malang ini meminta BPBD terus memantau cuaca karena bencana bisa datang kapan pun. Tidak hanya cukup melihat cuaca Kota Malang namun juga Malang Raya.
“Contohnya kemarin di tahun 2021 ada banjir bandang di Kampung Putih di Lowokwaru juga demikian, ini kami siapkan. Ini semua komunitas hadir, harus tangani bersama-sama. Sehingga kolaborasi terus dikuatkan,” ungkapnya.
Ia menilai semua komponen mulai dari TNI, Polri hingga sipil seperti relawan sudah siap. Begitu juga dengan peralatan penanganan bencana, seperti perahu karet, perlengkapan SAR dan armada pendukung lainnya.
“Kelebihannnya di Malang Raya ini banyak kesatuan. Contohnya mobil dapur lapangan, di Jawa Timur hanya dua, di Surabaya dan di Malang. Semua komponen di sini luar biasa. Insya Allah dengan ketersediaan personel, saling bahu membahu menjadi satu,” kata mantan Wakil Wali Kota Malang ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Prayitno mengungkapkan, pihaknya sudah memiliki perencanaan mitigasi kebencanaan. Selain itu pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan seluruh relawan di tiap Kelurahan Tangguh. Jumlah relawannya mencapai ratusan orang dan diharapkan bisa siaga terhadap bencana hidrometeorologi.
“Ada 51 koordinator Kelurahan Tangguh, kami sudah ajak koordinasi,” tegasnya. Jika dirinci, jumlah anggota dari 51 koordinator itu sekitar 700 orang. “InsyaAllah mereka secara sukarela akan mengambil langkah (penanganan kebencanaan),” bebernya.
Tidak hanya koordinasi, sosialisasi juga terus berlangsung hingga saat ini. Tujuannya mengingatkan potensi bahaya dan kewaspadaan dini. Utamanya ketika cuaca mulai memburuk. Saat ini di tiap kecamatan juga sedang dibuat posko bencana di tempat atau lokasi masing masing yang rawan bencana.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Malang, Heru Prijantono menambahkan ada beberapa bencana yang menjadi perhatian di samping bencana banjir. Yakni tanah longsor, pohon tumbang hingga angin puting beliung. Untuk upaya pencegahan tanah longsor, pihaknya sudah memasang banyak penanda.
“100 rambu sudah kami pasang di sepanjang bantaran sungai untuk potensi bencana yang mungkin membahayakan masyarakat. Angin puting beliung kami sudah persiapan dengan terpal, seng, dan sebagainya kami sudah siap,” sebutnya. (ian/van)