MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Sembilan ekor sapi mati, 31 sakit, dua potong paksa, dua dimusnahkan, dua sapi berisiko akibat kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Batu. Data itu dicatat Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu sejak Januari hingga 5 Februari 2025.
Dengan munculnya kasus PMK di Kota Batu, Kepala DPKP Kota Batu Heru Yulianto telah melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini. “Berbagai langkah sudah kami lakukan. Mulai dari vaksinasi, distribusi obat-obatan, serta sosialisasi ke peternak agar mereka lebih memahami cara pencegahan,” ujar Heru kepada Malang Posco Media, Kamis (6/2) kemarin.
Ia menyampaikan untuk vaksinasi telah disalurkan sebanyak 3.525 dosis vaksin PMK yang diterima dari Kementerian Pertanian melalui Dinas Peternakan Jawa Timur. Dari jumlah itu, sebanyak 923 dosis telah diberikan kepada sapi di berbagai desa terdampak.
“Selain itu kami juga mengintensifkan penyemprotan disinfektan di kandang-kandang peternak dan pasar hewan. Kami juga bekerja sama dengan petugas kesehatan hewan untuk melakukan pemantauan rutin dan kandang yang terindikasi PMK segera ditangani,” paparnya.
Pihaknya juga membentuk tim reaksi cepat yang bertugas merespon laporan peternak. Ia juga meminta peternak untuk segera melapor nomor kontak layanan darurat PMK ketika mendapati gejala PMK pada ternaknya. Seperti air liur berlebihan, luka di mulut dan kesulitan berjalan.
“Kami sudah menyebarkan nomor kontak layanan darurat PMK agar peternak bisa langsung menghubungi tim kami. Semakin cepat dilaporkan, semakin cepat ditangani,” tuturnya.
Namun pihaknya juga tidak memungkiri dengan adanya kekurangan vaksin PMK yang ada. Pasalnya untuk populasi sapi perah dan sapi potong di Kota Batu yang mencapai lebih dari 11 ribu ekor.
“Untuk memenuhi kekurangan itu kami terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar mendapatkan tambahan vaksin. Selain itu, sesuai instruksi Pj Wali Kota Batu kami juga mengupayakan alokasi dana dari Anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk pembelian vaksin tambahan serta obat-obatan,” terangnya.(eri/lim)