MALANG POSCO MEDIA-Usulan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Malang Drs Heru Mulyono atas pembangunan underpass di simpang tiga Klayatan mendapat dukungan masyarakat. Apalagi, di kawasan Klayatan III selalu terjadi kemacetan hampir setiap waktu. Kemacetan ini bahkan cukup panjang baik ke arah Sukun, Kebonsari ataupun ke wilayah barat atau ke arah Mulyorejo atau Bakalan Krajan. Kemacetannya pun cukup panjang dan mengular.
Dukungan pembangunan underpass Simpang Klayatan ini salah satunya diungkapkan Dr Suyadi MM yang juga anggota DPRD Kota Malang asal Dapil Sukun. Pria yang juga tokoh pendidikan Kota Malang ini hampir setiap hari melintas di kawasan Simpang Klayatan karena tinggalnya di Sukun Pondok Indah (SPI), Kemantren.
“Saya sangat mendukung jika Pemkot Malang membangun underpass ditempatkan di Simpang Klayatan karena macetnya sudah sangat luar biasa,” kata Suyadi.
Hal serupa juga diungkapkan Anggota DPRD Kota Malang asal Dapil Sukun Alkasa Sulima. Menurutnya, jika underpass sangat dibutuhkan masyarakat, pihaknya sangat memberikan dukungan.
“Kalau underpass untuk kepentingan masyarakat luas untuk menghindari kemacetan, kita akan memberikan dukungan dan itu harus kita dukung,” kata politisi muda ini.
Salah satu masyarakat Klayatan Djarnoko Priyambodo yang juga ketua RW 12 Kelurahan Bandungrejosari menyatakan kemacetannya di sepanjang Jalan S Supriyadi hingga ke Pertigaan Janti.
“Simpang tiga Klayatan kondisinya sangat memprihatinkan karena kondisi jalan sudah tidak seimbang dengan arus kendaraan yang melintas. Untuk itu diharapkan dari pemerintah segera membangun underpass sebagai solusi mengatasi kemacetan,” tegas pria yang berdomisili di Klayatan Gang II ini.
Salah satu tokoh muda asli Arek Klayatan Mualimin yang aktif diberbagai kegiatan seperti Pramuka, Laskar Perencana juga sangat setuju jika underpass dibangun di Simpang Klayatan.
Menurutnya, kebutuhan underpass sangat dibutuhkan karena hampir setiap hari mengalami kemacetan yang cukup parah. Khususnya di pagi hari hari dan sore hari.
“Kemacetan ini disebabkan karena kawasan tersebut jalan lintas Kabupaten Malang, khususnya masyarakat Kecamatan Wagir yang bekerja di wilayah Kota Malang. Juga banyaknya perumahan-perumahan baru sehingga terjadi urban penduduk,” katanya.(jon)
