MALANG POSCO MEDIA- “Ibu” Khofifah Indar Parawansa hadir di Malang, Senin (14/2) kemarin. Buku karya Trisnadi Marjan dan Fatimatuz Zahro itu diharapkan memberi inspirasi bagi kaum perempuan.
Karya berisi foto-foto inspirasi sosok Khofifah Indar Parawansa itu dihadirkan di Ruang Arjuna Bakorwil Malang dalam talk show dan bedah buku. Penyelenggara kegiatan ini Pewarta Foto Indonesia (PFI) Malang.
Fotografer dan penulis buku Trisnadi Marjan yang hadir langsung dalam acara tersebut mengatakan pembuatan buku ini merupakan foto terbaik dari berbagai momen dari 500 ribu foto kegiatan Khofifah Indar Parawansa.
“Kegiatan beliau memang ketika menjabat menteri hingga Gubernur Jawa Timur sangat banyak. Kira-kira ada 500 ribu foto. Saya bersama kurator, mas Eric Ireng mengkurasi bersama dan lahirlah buku. Ibu Khofifah pun tidak tahu kalau saya mencetak buku ini,” kata Tris, sapaan akrabnya.
Dalam buku tersebut, Tris mengabadikan sosok Khofifah Indar Parawansa yang pekerja keras, egaliter di tengah masyarakat dan dekat dengan tokoh agama.
“Kalau saya menggambarkan buku ini, sosok beliau yang selalu hadir di tengah-tengah masyarakat. Ketika ada aksi sosial, beliau datang. Usai kerusuhan ketika di Papua, beliau langsung hadir,” lanjutnya.
Trisnadi yang selalu mendampingi Khofifah mulai tahun 2008 tersebut mengungkapkan pengalamam yang tak terlupakan saat mengikuti Khofifah sewaktu menjabat Menteri Sosial mengunjungi Puncak Jaya di Papua. Tris menceritakan saat itu, Khofifah ingin sekali mengunjungi Puncak Jaya. Namun kondisi di lapangan tidak memungkinkan karena ada kelompok pemberontak dilokasi tersebut. Karena keinginan kuat, Kapolda Papua pun mengizinkan dengan waktu dua jam.
“Saat itu yang berangkat hanya enam orang. Sangat terbatas. Saya diberitahu kalau lebih dari dua jam, nantinya akan ada kelompok pemberontak yang naik ke bukit yang siap dengan senjata sniper,” ceritanya.
“Saya juga takut kan. Tapi semuanya berjalan lancar. Dan beliau menjadi menteri pertama yang menginjakkan kaki ke Puncak Jaya, Papua,” sambung Tris.
Khofifah pun menyempatkan membagikan foto Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla serta bendera Merah Putih. Kengerian Tris tak berhenti di situ. Tiba-tiba Khofifah melihat pasar dan ingin berhenti. Rombongan pun bingung karena waktu tinggal 15 menit lagi.
“Waduh ini gimana. Tapi akhirnya ya berhenti. Ke pasar pun juga tanya kondisi pasar, harga sembako bagaimana. Alhamdulillahnya selamat semua,” lanjutnya.
Ia pun berharap, dari buku “Ibu” Khofifah Indar Parawansa tersebut bisa memberikan inspirasi bagi perempuan muda di Indonesia. Khususnya untuk perempuan Jawa Timur.
“Buku ini menggambarkan perempuan yang kuat. Ini lho sosok Khofifah perempuan kuat, semoga menjadi inspirasi perempuan muda Indonesia khususnya di Jatim. Perempuan bisa seperti laki-laki dari segi pemikirannya serta pekerjaannya,” tutup Tris.
Ketua PFI Malang Darmono mengatakan kegiatan bedah buku “Ibu” Khofifah Indar Parawansa dilangsungkan bertepatan dengan hari kasih sayang. “Di hari kasih sayang ini kita membedah isi buku “Ibu”. Ibu yang punya kasih sayang sepanjang masa,” ungkap Darmono.
Ia menyebut saat ini semua orang bisa punya kamera dan semua orang bisa membuat foto. Namun tidak semua bisa menghasilkan foto yang bermakna. “The man behind the gun adalah lebih utama dari alat. Mas Tris membuktikan sebagai seorang fotografer profesional mampu membuat karya-karya foto yang keren dan sarat makna,” katanya. (fir/van)