.
Thursday, December 12, 2024

Fr. Vincen : Valentine Harus Sesuai Norma Dan Tata Nilai

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media –  Tanggal 14 Februari, dikenal sebagai Hari Kasih Sayang sedunia, disebut dengan Hari Valentine. Hari itu bisa bermakna sesuai dengan konteks budaya dan cara memaknainya sesuai dengan cara pandang masing-masing orang.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala SMPK Frateran Celaket 21, Fr. M. Yohanes Laga Payong, BHK, M.Pd. Ia mengatakan, hakikat hari valentine sebagai hari kasih sayang akan tetap ada selama eksistensi manusia di dunia belum punah.  Karena mengungkapkan kasih sayang kepada orang yang dicintai adalah sebuah nilai yang melekat erat dengan manusia itu sendiri.

“Setelah mencermati sejarah hari Valentine, maka tepatlah untuk memaknai hari ini sebagai hari kasih sayang dimana setiap orang dengan caranya masing-masing mengungkapkan rasa cintanya kepada orang yang istimewa dalam hidupnya,” ujar Frater Vincen, sapaan akrabnya.

Dia menjelaskan, hari valentine menjadi momentum untuk mengekspresikan cinta kepada sesama sesuai dengan norma dan tata nilai. Sebab hakikat setiap manusia adalah hidup untuk saling mencintai sebagai makhluk sosial atau homo homini socius.

Atas pemahaman ini, maka merayakan hari Valentine bukanlah milik kaum remaja yang berpacaran, atau yang sedang mabuk asmara. Tetapi menjadi perayaan bersama dengan memaknai secara lebih mendalam tentang arti kasih sayang.

“Inilah nilai universal yang berlaku dalam setiap budaya, agama dan kepercayaan bahwa kita dilahirkan atas dasar cinta. Itu artinya bahwa setiap manusia, siapapun kita harus memiliki cinta, dalam dirinya,” terangnya.

Ia mengimbau pemahaman hari Valentine yang berlaku universal, pemaknaannya tidak dipersempit hanya pada ekspresi cinta yang erotik semata. Frater Vincen, memberikan perumpamaan seorang suami bisa mengungkapkan rasa kasih sayang kepada istrinya dengan perhatian dan kesetiaan.

Seorang anak mengungkapkan cinta kasihnya kepada orang tua dengan menjadi anak yang sholeh dan menghormati jerih payah orang tua melalui sikap yang baik.

Seorang guru mengungkapkan rasa cinta kasih kepada muridnya dengan memberikan pembelajaran yang berkualitas dan pembentukan karakter peserta didik yang membantu masa depan mereka.

“Setiap kita dengan profesi dan tanggungjawab yang diemban bisa mengungkapkan rasa kasih sayang kita kepada orang lain,” katanya.

Dengan demikian, kata dia, sebenarnya perayaan hari valentine tidak hanya dirayakan setiap tanggal 14 Februari, tetapi setiap hari adalah hari Valentine. Karena setiap saat ada kesempatan untuk mengekspresikan cinta kasih kepada sesama.

Maka, hari Valentine juga menjadi momentum saling introspeksi dan koreksi diri, yang diwujudkan dengan sekuntum mawar merah sebagai simbol saling memaafkan atas dasar cinta.

“Kita belajar memaafkan sesama yang bersalah, bermusuhan, berbeda pandangan dan sikap hidup agar hidup keberagaman kita dalam tanah air Indonesia akan menjadi seperti sekuntum mawar merah yang indah. Perayaan hari Valentine sangat bermakna dalam hidup berbangsa dan bernegara jika setiap kita saling mengasihi, saling berdamai, saling mengampuni atau memaafkan, saling menghormati dan menghargai, saling berangkulan diatas setiap perbedaan,” tuturnya. (imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img