PLUT dan Rumah Kemasan, Jadi Jujugan Pelaku UMKM
Malang Posco Media, KOTA BATU – Setelah diresmikannya Rumah Kemasan pada Januari lalu, kini tempat itu telah sukses membantu kebutuhan para pelaku UMKM di Kota Batu. Terbukti sudah banyak para pelaku UMKM yang berdatangan ke Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) dan Rumah Kemasan, baik sekedar berkonsultasi saja ataupun membuat kemasan produk.
Dalam waktu satu bulan sudah ada delapan UMKM yang berkonsultasi dan membuat kemasan produknya di Rumah Kemasan ini. Diantaranya Minuman Jahe Tolah Balak, Madu Murni MKB, Kopi Jambu Luwer, Minuman Fermentasi Buah, Donat Dotumbast, Sambah Pecel, Kripik Buah, dan Donat Legenda.
Yossi Hendrawan S yang merupakan Pengelola Harian PLUT menjelaskan, setiap harinya ada dua sampai empat pelaku UMKM yang bekunjung untuk berkonsultasi tentang kemasan dan pemasaran. Bahkan pihaknya juga membantu para pelaku UMKM yang masih bingung dalam mengurus perizinan usahanya.
“Karena PLUT dan Rumah Kemasan merupakan satu kesatuan naungan dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Duskumdag), jadi bagi para pelaku UMKM yang hendak mendesign atau redesign kemasan tetap harus ke PLUT dahulu. Mengingat kebutuhan UMKM tidak hanya tentang kemasan saja,” jelas Yossi.
Ia mengungkapkan, target membantu membuat kemasan pada tahun ini sebanyak 50 UMKM. Memang tidak banyak, karena hal itu terkendala dalam keterbatasan alat. Namun juga tidak menutup kemungkinan jika pertengahan tahun telah mencapai target, pihaknya akan menambah bahan dan peralatan agar bisa terus membantu para UMKM di Kota Batu.
“Sementara alat pembuatan kemasan memang hanya bisa untuk kemasan kertas saja. Namun kedepan kami akan usahakan agar bisa memiliki alat khusus untuk kemasan plastik atau alumunium foil,” bebernya.
Dijelaskan, lama mendesain kemasan itu tergantung pada tingkat kesulitannya. Pada Rumah Kemasan itu menyediakan satu orang disain grafis kemasan, dua operator, dan satu admin yang siap membantu para pelaku UMKM.
“Banyak dari mereka yang bingung bagaimana konsep kemasannya. Disitu kami siap membantu mulai dari konsep, desain ulang, desain final, hingga print out kemasannya. Satu UMKM kami batasi mencetak 50 kemasan,” ujarnya.
Batasan cetak kemasan itu diterapkan agar ada rolling untuk UMKM yang lain dalam mencetak kemasannya. Serta agar kedepannya para UMKM itu juga bisa lebih mandiri saat usahanya sudah berjalan dengan lancar.
Namun tak jarang juga para pelaku UMKM yang datang ke PLUT untuk beekonsultasi cara memasarkan produknya. Sehingga pelaku UMKM tersebut di arahkan oada konsultan pemasaran, dimana mereka diberikan tips-tips cara memasarkan dagangan melalui online.
“Di masa Pandemi seperti ini paling efisien memasarkan lewat media sosial, bisa lewat Facebook, Instagram, atau Tik-tok,” imbuhnya. (ran/eri)