spot_img
Tuesday, February 4, 2025
spot_img

Universitas Muhammadiyah Malang, Beri Solusi Petani Kentang Tengger

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus memberikan berkontribusi kepada masyarakat. Kali ini dalam bentuk pelatihan dan edukasi pembibitan stek kentang di Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan.  Mereka adalah Adelya Putri Andarista, Deni Purnama Sudiya Makarya dan Herlina Dwi Rahayu.

Peran tim mahasiswa ini untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat setempat.  Adelya selaku ketua tim menjelaskan bahwa masalah utama yang dihadapi petani tengger yakni bibit kentang yang mahal.

-Advertisement-

Selain itu kondisi green house yang dimiliki masih tergolong sempit dan beberapa sekat masih terbuka. Hal tersebut membuat pembibitan kentang seringkali gagal. “Masalah-masalah itulah yang menggerakkan kami untuk memberikan pelatihan sehingga kegagalan dalam pembibitan dapat dikurangi,” imbuhya.

Adel, sapaan akrabnya menuturkan, pelatihan dan edukasi ini berkonsep praktek di lapangan sehingga petani dapat melakukannya secara langsung dan tidak kebingungan. Sebelumnya, para peserta juga diberi masukan dan materi terkait penyiapan green house yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

Begitupun dengan cara sterilisasi media untuk pembibitan. Pemindahan media planet kentang juga menjadi hal yang krusial karena nantinya planet bisa di-stek pada usia satu bulan. “Dengan planet ini dan teknik stek ini, penanaman yang distek bisa dikembangkan menjadi empat bibit kentang,” tambah Adel.

Mahasiswa Agroteknologi ini menilai para peserta yang notabene petani merespon baik program ini. Terlihat dari upaya renovasi dan perluasan green house yang sedang dilakukan. Mereka juga senang karena mendapatkan pengetahuan baru sehingga produksi dan panen kentang sesuai dengan yang diharapkan.

Meskipun begitu, timnya sempat kesulitan  tatkala cuaca hujan terus berlangsung. Hal itu berakibat pada planet menjadi layu sehingga sesekali harus menunda pelatihan. Arus air di green house juga dirasa kurang, sehingga harus menimba air terlebih dahulu sebelum memulai paparan dan praktek.

Mahasiswa asli Pasuruan ini berharap petani setempat dapat menjadi mandiri untuk memenuhi bibit kentang melalui teknik yang sudah diberikan. Hal itu dirasa bisa menekan angka pengeluaran dan menambah pemasukan dari para petani kentang.

“Program ini juga kami harapkan bisa meningkatkan pendapatan ekonomi warga setempat serta bisa memproduksi bibit kentang yang lebih banyak sehingga tidak begitu membutuhkan bibir dari pihak luar,” ungkapnya. (imm)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img