MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu menyebut ketersediaan pupuk bersubsidi di Kota Batu aman. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pertanian DPKP, Harijadi Agung.
Agung menjelaskan, ketersediaan pupuk bersubsidi di Kota Batu aman untuk 1 tahun kedepan. Pasalnya Kota Batu mendapatkan alokasi pupuk subsidi sebesar 7.722 ton. Meski diketahui total itu lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 8.991 ton pupuk subsidi.
“Meski alokasi pupuk bersubsidi tahun ini lebih sedikit kami akan memastikan ketersediaan bagi petani akan aman. Jika mengalami kekurangan dari alokasi yang ditentukan kami akan sampaikan ke Pemprov Provinsi dam Kementan agar segera bisa terpenuhi,” ujar Agung kepada Malang Posco Media.
Ia menerangkan untuk pupuk urea tersedia 2.374 ton yang bisa cukup hingga Desember 2022 mendatang. Dengan setiap kecamatan telah telah dibagi ketersediaan dan kebutuhan. Sehingga pemberian bisa merata dan semua bisa dapat.
Dari total alokasi pupuk bersubsidi yang didapat meliputi pupuk SP-36 tersedia sebanyak 1.565 ton atau 72, 03 persen, pupuk ZA tersedia 2.117 ton atau 100 persen. Dan pupuk NPK sebanyak 908 ton atau 34,58 persen yang juga aman hingga Desember 2022.
“Sedangkan pupuk organik kami alokasikan sebanyak 758 ton dan terbagi 2 jenis, yakni granul dan cair. Pupuk organik granul tersedia 501 ton atau 28,69 persan dan pupuk organik caik sebanyak 257 ton atau 4,51 persen,” paparnya.
Ia menjelaskan pupuk organik cair paling sedikit teralokasi karena yang mengajukan pupuk tersebut hanya dari Kecamatan Bumiaji saja. Namun, ia belum bisa memastikan berapa besar serapan hingga saat ini karena Ia belum menerima rekap dari distributor resmi pupuk subsidi di Kota Batu.
“Jadi saat ini kami masih mengacu pada data sementara berdasarkan e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) dan pengajuan dari para kelompok petani di Kota Batu. Karena kami masih harus verivikasi dan verval e-RDKK dari Kemenpan,” imbuhnya.
Ditambahkan, saat ini ada 229 kelompok petani yang masuk binaan DPKP. Dari
229 kelompok petani itu, tedapat sebanyak 8439 petani yang membutuhkan pupuk subsidi.
Begitu juga wilayah Jatim, ketersediaan pupuk bersubsidi dipastikan stoknya aman oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Jawa Timur, Hadi Sulistyo. Mengacu dari data dan kebutuhan untuk Jatim akan aman sampai dengan Juli 2022.
“Pupuk bersubsidi ini memang dialokasikan sesuai dengan data dari pusat. Namun masih cukup sampai batas waktunya, dan nanti kami akan usulkan tambahannya ke Kementan RI jika kurang,” imbuhnya.
Ia mengatakan, Jawa Timur mendapatkan alokasi sebanyak 2.257.878 ton pupuk bersubsidi, dari usulan awal 4.687.178 ton atau hanya mendapatkan alokasi 48,17 persen.
Hingga 14 Februari 2022, lanjut dia, kebutuhan telah terserap 160.002 ton atau hanya 7,09 persen. Sehingga dipastikan masih cukup sampai dengan Juli 2022.
Rinciannya, untuk jenis urea dari alokasi 973.437 ton dan hingga 14 Februari 2022 ini terserap 83.600 ton atau 8,59 persen, kemudian jenis SP-36 dari alokasi 108.781 ton terserap 1.678 ton atau 1,54 persen.
Sedangkan, jenis ZA dari alokasi 192.796 ton tersalur 8.409 ton atau 4,36 persen, dan jenis NPK dari alokasi 571.147 ton tersalur 50.842 ton atau 8,90 persen, serta jenis petroganik dari alokasi 411.365 ton tersalur 15.469 ton atau 3,76 persen.
Sementara itu, untuk pupuk cair alokasi yang diterima sebanyak 352.485 liter dan telah tersalur 4.570 liter atau 1,30 persen. (ran/eri)