Oleh : Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M,Si
Malang Posco Media – Suatu Negara maju memiliki wirausahawan (enterpreneur) minimal 2,3% dari total jumlah penduduk. Kewirausahaan sangatlah dibutuhkan dalam membangaun perkembangan perekonomian bangsa. Saat ini di berbagai daerah tengah dilakukan upaya pengembangan, baik oleh pemerintah maupun lembaga swasta. Potensi sumber daya alam Indonesia yang begitu melimpah dapat menunjang proses pemberdayaan masyarakat pada komoditi pangan lokal di masing-masing daerahnya.
Menurut Nasdian (2014) pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu langkah perubahan sosial secara terencana yang ditujukan untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan masyarakat. Keterlibatan penuh masyarakat secara bertahap, terus menerus dan berkelanjutan pada suatu proses pemberdayaan ditujukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan individu, masyarakat dan keadilan sosial. Berkurangnya jumlah penduduk miskin pada suatu daerah menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan perekonomian suatu negara atau pemerintah.
Kemiskinan menjadi permasalahan yang cukup rumit yang sering kali dihadapi oleh semua negara termasuk Indonesia apalagi di era pandemi Covid-19 ini. Yang menjadi kendalanya adalah pemanfaatan potensi sumber daya alam yang belum optimal. Program penanggulangan kemiskinan dewasa ini lebih mengandalkan kreativitas pengolahan sumber pangan lokal oleh masyarakat pedesaan. Menciptakan wirausaha (enterpreneur) yang inovatif, pekerja keras, jujur, penuh dengan optimis, selalu berusah menjadi yang terdepan dan mengikuti perkembangan dunia tidaklah mudah.
Diperlukan kemampuan yang jeli dalam membaca peluang yang tepat, memiliki semangat berwirausaha yang tinggi, menekuni keahlian pada suatu bidang, memiliki modal yang cukup untuk memulai usaha. Hal ini sesuai dengan teori Mc Clleland yang salah satunya menyatakan bahwa beberapa orang yang berjiwa enterpreneur memiliki kebutuhan untuk berprestasi sangatlah kuat sehingga ia termotivasi dibandingkan upaya mencapai keuntungan. Apabila seseorang cenderung menetapkan tujuan mereka sebagai tantangan yang hendak dicapai, maka akan melakukan pekerjaan yang beresiko dan penuh perhitungan.
Sedangkan individu dengan memiliki keinginan rendah untuk berprestasi pada umumnya lebih memilih untuk menghindari tantangan, tanggung jawab, dan resiko. Menurut laporan dari Biro Pusat Statistik (BPS) ada perbedaan antara usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah dalam latar belakang atau motivasi pengusaha dalam melakukan usaha. Sebagian besar pengusaha mikro mempunyaí latar belakang ekonomi yaitu ingin memperoleh perbaikan penghasilan. Faktor keturunan juga menjadi latar belakang pengusaha mikro yaitu meneruskan usaha keluarga yang terdahulu dan alasan lain adalah tidak adanya kesempatan berkarier di bidang lain.
Kewirausahaan mempunyai peran yang sangat vital dalam pertumbuhan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja. Sehingga pemberdayaan masyarakat dalam ekonomi rakyat menjadi perhatian utama. Wallerstein (2001) menjelaskan tentang pemberdayaan dalam Lord & Hutchison bahwa masayarakat dituntut untuk aktif berperan dan bekerja lebih giat lagi. BPS memaknai skala usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha mikro adalah usaha dengan tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang. Usaha kecil adalah perusahaan baik yang berbadan hukum atau tidak yang mempunyai tenaga kerja 5 sampai 19 orang termasuk pemilik usaha atau pengusaha. Sedangkan usaha menengah adalah perusahaan yang mengerjakan 20 sampai 99 orang dan perusahan dengan jumlah tenaga kerjanya lebih dari 99 orang dikategorikan dengan perusahaan besar.
Menciptakan Kemandirian
Berkatitan dengan produk yang akan dihasilkan adalah inovasi produk dari pangan lokal setempat. Pemanfaatan pangan lokal dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sebagai pelaku wirausaha. Dengan demikian akan terbentuk enterpreneur perlahan berkembang dan mandiri. Sesuai dengan hal di atas salah satu strategi penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan cara pemberdayaan masyarakat sebagai upaya meningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.
Pengentasan kemiskinan dapat ditingkatkan melalui pemberdayaan masyarakat melalui wirausaha yang memanfaatkan sumber daya alam terutama pangan lokal. Dengan demikian upaya tersebut mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan perekonomian bangsa-negara.
Kewirausahaan saat ini tidak bisa lagi menghindar dari situasi dan kondisi perdagangan bebas dunia, wirausaha perlu akses pasar sebesar-besarnya ke pasar dunia, dan sebaliknya juga dituntut oleh pelaku usaha global untuk membuka pasar domestik. Untuk menghadapi tantangan dalam menghadapi perekonomian di masa yang akan datang, dibutuhkan wirausaha-wirausaha yang tahan banting, punya daya saing global dan memegang nilai-nilai luhur dan cinta pada negerinya.
Kewirausahaan dirasakan semakin penting peranannya dalam pengembangan perekonomian nasional, kewirausahaan efektif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui kontribusinya pada peningkatan pertumbuhan perekonomian sekaligus pemerataan pertumbuhan ekonomi. Dengan memperhatikan karakter dan kebiasaan warga Indonesia serta memahami kewirausahaan sebagai implementasi kemandirian, pola pendekatan kewirusahaan yang sesuai dikembangkan di Indonesia adalah mendorong peningkatan kegairahan berwirausaha dengan arahan kebijakan yang memberikan kemudahan yang harus didukung oleh pemerintah.
Intervensi pemerintah yang bersifat top – down tetap diperlukan tetapi sebaliknya tidak terlalu jauh agar tidak kontra produktif dan pada situasi seperti ini peran serta pemerinta sangat dibutuhkan tetapi diarahkan untuk yang sifatnya mendukung dan mengapresiasi kewirausahaan. Dalam rangka pengembangan kewirausahaan nasional yang lebih efektif perlu dipertimbangkan untuk membentuk lembaga koordinasi pengembangan kewirausahaan nasional yang tetap menjaga aspek sinergi dan kebersamaan dari segenap komponen bangsa dengan memberikan akses koordinasi yang lebih terstruktur.
Potensi pengembangan kewirausahaan yang sudah tersedia di banyak kementerian, lembaga, dunia usaha, BUMN, perguruan tinggi, sekolah dan masyarakat pada umumnya akan menghasilkan jutaan wirausaha baru yang kreatif, inovatif dan berdaya saing global bila dikoordinasikan dengan baik. (*)