Malang Posco Media – Kebijakan PPKM berlevel Nomor 10 Tahun 2022 memaksa pelaku pembelajaran untuk kembali berdaring melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Namun, guru sebagai kreator pembelajaran di kelas tetap harus mampu menghadirkan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Kolaborasi media pembelajaran juga memegang peranan penting agar bisa menghadirkan suasana pembelajaran yang interaktif antara guru dan siswa.
Pemanfaatan berbagai media pembelajaran jarak jauh yang diolah sesuai dengan kemampuan dan keinginan guru juga berpengaruh pada proses belajar dan output siswa. Dikuatkan oleh Nana Sudjana (1991) bahwa penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
GC Bersanding WAG
‘Aku tidak pernah mengajar murid-muridku, aku hanya berusaha menyediakan kondisi di mana mereka dapat belajar’ adalah serangkaian kata bijak Albert Einstein yang menginspirasi penulis. Kehadiran Google Classroom (GC) bersanding dengan Whatsapp Group (WAG) dalam pembelajaran merupakan kondisi belajar yang dapat dibentuk oleh guru di era daring saat ini. GC disandingkan WAG sangat berpotensi menjadi media efektif dan bermakna di kelas PJJ.
Dengan desain menarik, tatanan komunikatif kalimat tanya jawab, dan lampiran bahan ajar variatif mampu membawa siswa seolah-olah berada pada kelas luring/ PTM. Model penyajian ‘Selera Guru Sesuai Siswa’ yang dirancang di GC dapat memberikan pengalaman belajar agar senantiasa berkesan dan menghati di benak siswa. Apalagi di era pandemi yang belum berakhir saat ini. Ukiran sejarah pembelajaran daring akan dapat terbaca suatu hari nanti. Kemandirian dan tanggung jawab belajar harus senantiasa dipupuk agar selalu meningkat, menguat, dan berani tampil beda.
Guru dan Teknologi
Pada era sekarang semua aktivitas manusia banyak ditopang oleh teknologi, mulai dari ekonomi hingga merambah ke transportasi. Perkembangan yang melaju pesat ini juga sangat terasa di dunia pendidikan. Untuk itu, penting sekali guru belajar memanfaatkan kecanggihan ICT, selain dituntut juga untuk menguasai empat kompetensi guru yaitu pedagogik, sosial, profesional, dan kepribadian.
Dalam kompetensi profesional dijelaskan bahwa guru harus mampu memanfaatkan dan menggunakan TIK dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru tidak boleh berkutat pada model pembelajaran tatap muka di kelas, tetapi juga dituntut untuk dapat menggunakan media efektif daring yang memudahkan dalam menyampaikan materi pelajaran. Memang saat ini, kepandaian tidak lagi menjadi andalan. Namun, kreativitas dan kecerdasan bertindak (hard skills- soft skills) lebih dibutuhkan. Guru mampu dan siap bersainglah yang berpeluang meraih kesuksesan dalam pembelajaran.
Berbicara tentang kompetensi guru, seperti disampaikan oleh Susanto (2010) bahwa tantangan guru di abad 21 adalah 1) Mengajar di masyarakat yang memiliki beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa; 2) Mengajar untuk mengonstruksi makna (konsep); 3) Mengajar untuk pembelajaran aktif; 4) Mengajar dan teknologi; 5) Mengajar dengan pandangan baru mengenai kemampuan; 6) Mengajar dan pilihan; dan 7) Mengajar dan akuntabilitas.
Tantangan itulah yang harus diterjemahkan dan segera diwujudkan dalam kreativitas menggunakan teknologi secara tepat dan benar. Sehingga proses belajar mengajar pun akan lebih efektif, efisien, menarik, dan menyenangkan. Sayangnya, tidak semua guru mau dan mampu memanfaatkan secara optimal teknologi sebagai media pembelajaran, salah satunya adalah Google Classroom (GC).
Padahal, GC dengan teknologi yang sudah canggih merupakan salah satu media pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang bisa mengondisikan wadah dan ruang belajar siswa. Dengan GC, guru dapat mengelola pembelajaran lebih kondusif, bisa membuat daftar hadir refleksi yang berpoin sebagai motivasi dan penyemangat belajar, dapat membagikan tugas kepada siswa secara variatif, melakukan penilaian (grading) dengan cepat, memberikan balikan (feedback), hingga menghemat waktu, tenaga, dan penggunaan kertas.
Kelebihan GC yang lain adalah guru dapat menyajikan kalimat-kalimat percakapan layaknya PTM, dan supaya siswa juga konsisten untuk terbiasa dengan literasi membaca. Di sisi lain guru tidak perlu repot untuk mengunduh file yang dikirim siswa karena setelah memberikan balikan, secara otomatis akan tersimpan di drive. Memang, platform yang terpusat pada satu tempat ini mempermudah proses pembelajaran online.
Teknologi sebagai Pilihan
Pemakaian platform GC akan lebih interaktif jika disandingkan dengan WAG yang sekaligus juga berfungsi untuk mewadahi siswa yang saat itu bermasalah dengan GC-nya atau sebagai varian penyegaran dalam menggunakan beragam teknologi. Dengan membiasakan menyapa dalam sentuhan kata bijak, senam pagi, motivasi spiritual, motivasi intelegensi, atau motivasi emosional ketika mengawali pembelajaran, dilanjutkan dengan share doa dari siswa berwujud teks, suara, atau gambar sebagai bagian dari proses pembelajaran yang terbentuk. Dilanjutkan dengan pemberian kesempatan tanya jawab hingga akhir pembelajaran. Harapannya respon belajar siswa dan emosional akan selalu tergugah.
Berkaitan dengan respon belajar, siswa lebih cakap digitalnya dibandingkan guru. Karena siswa memang generasi milenial. Transisi dari proses PTM menjadi PJJ menuntut guru dan siswa mau tidak mau harus beradaptasi dengan teknologi yang dihadapi. Siswa lebih cepat bisa menggunakan tetapi bagaimana dengan guru?? Tentunya harus lebih siap, mau, dan mampu berkreasi dengan teknologi agar tidak tergerus oleh zaman.
Pembelajaran berbasis teknologi dengan rancangan yang tepat dalam bingkai GC didampingi WAG akan turut membangun karakter siswa untuk memiliki kemampuan soft skill menghadapi era Digital Society ini. Karena, untuk bisa mengarungi masa depan dengan perubahan yang berlangsung cepat, siswa tidak lagi cukup hanya berbekal kemampuan akademik. Namun, peran penting teknologi inilah yang dapat membawa peradaban manusia memasuki era digital.
Teknologi juga berperan untuk mempermudah guru menyampaikan materi pembelajaran secara online dan praktis. Sehingga teknologi dalam berdaring melalui media GC disandingkan WAG ini bisa menjadi salah satu Model Pembelajaran Masa Depan.(*)