spot_img
Friday, October 18, 2024
spot_img

Waspada Gelombang Tinggi, BMKG Beri Peringatan Dini Nelayan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso mengingatkan nelayan di pantai Malang Selatan untuk berhati-hati saat melaut. Karena sesuai perkiraan, sampai Senin (7/3) nanti tinggi gelombang air laut mencapai 3,5 meter dengan kecepatan angin 30,6 kilometer perjam.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Malang Retno Wulandari mengatakan, tingginya gelombang air laut disebabkan adanya pertemuan angin dari Benua Asia dan Benua Australia.  “Terjadi pertemuan angin atau disebut konvergensi Asia dan Australia. Itu yang mendorong terjadinya awan konventif,’’ katanya.

- Advertisement -

Retno mengatakan, awan konventif ini dapat menyebabkan hujan deras disertai petir dan angin kencang, sehingga memicu terjadinya tingginya gelombang air laut.  Retno pun mengimbau nelayan untuk berhati-hati dan selalu waspada.

“Kondisi cuaca saat ini memang kerap berubah. Sehingga kepada nelayan tetap harus waspada dan hati-hati. Tetap mengutamakan keselamatan,” ujarnya.

Bukan hanya kepada nelayan. Imbauan waspada juga diberikan kepada seluruh masyarakat  Kabupaten Malang. Terutama mereka yang tinggal di wilayah rawan bencana. Karena di bulan Maret intensitas hujan masih cukup tinggi. 

“Susuai data analisis, bulan Maret intensitas curah hujan diperkirakan pada kisaran 200 – 400 milimeter.  Angka ini dikatakan sedang sampai dengan tinggi. Dengan sifat hujan normal,” tuturnya.

Retno mengaku jika dibandingkan dengan bulan Febuari lalu, intensitas curah hujan memang sudah berkurang. Namun bukan berarti warga aman. Waspada terhadap bencana tetap harus dilakukan semua warga.

“Karena bisa saja hujan sangat deras terjadi akibat adanya awan konvektif. Itu dapat menbimbulkan bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang,’’ tambahnya.

Lalu kapan masuk musim kemarau? Retno mengatakan BMKG belum mengeluarkan rilis secara resmi. Namun demikian, dia menyebutkan di bulan April intensitas hujan sudah lebih menurun dibandingkan bulan Maret. Begitu juga bulan Mei.

“April nanti intensitas hujan 150 – 300 milimeter dengan sifat hujan normal. Sedangkan bulan Mei intentas hujan juga semakin rendah yaitu 50 – 200 milimeter,’’ ucapnya.

Retno mengatakan, musim kemarau bisa dikatakan jika setiap dasarian curah hujan kurang dari 50 milimeter.  “Satu dasarian itu hitungannya 10 hari. Jika dalam waktu itu curah hujan kurang dari 50 milimeter, bisa dikatakan musim kemarau. Tapi untuk kapannya, kami masih menunggu rilis resmi dari pusat,’’ tandasnya.(ira/agp)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img