MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Event berskala nasional maupun internasional kerap digelar di Kota Batu. Namun pelaku wisata lokal merasa belum digandeng dan terlibat sepenuhnya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Batu. Hal tersebut mendapat perhatian dari Ketua Komisi B DPRD Kota Batu, Hari Danah Wahyono.
Menurutnya banyak keluhan yang ia dapat dari pelaku wisata di Kota Batu. Baik secara personal maupun dar asosiasi asal Kota Batu. Sehingga hal tersebut patut disampaikan dan diakomodir oleh Pemkot Batu agar pemulihan ekonomi bagi warga Kota Batu bisa segera terwujud.
“Kami sangat menyayangkan dengan adanya keluhan dari pelaku wisata di Kota Batu. Baik personal maupun dari asosiasi. Pasalnya banyak event skala nasional maupun internasional dihelat di Kota Batu tapi minim melibatkan warga Kota Batu,” ujar Hari Danah kepada Malang Posco Media Minggu (6/3) kemarin.
Dengan adanya permasalahan tersebut, dewan dari Fraksi Gerindra cukup kecewa. Karena itu ia mendorong agar Pemkot Batu memberdayakan jasa wisata yang berasal dari Kota Batu. Mengingat pelaku jasa wisata di Kota Batu tidak perlu lagi ditanyakan kualitasnya.
“Jadi jangan sampai warga Kota Batu yang telah berusaha dan mau bekerja hanya jadi penonton. Padahal mereka ini punya kualitas di bidangnya dan bisa mensukseskan event-event yang digelar oleh Pemkot Batu. Apalagi mereka juga sebagai orang yang terdepan mengenalkan potensi Kota Batu kepada wisatawan yang berkunjung,” bebernya.
Pihaknya yakin bahwa pelaku jasa wisata di Kota Batu ini telah memilik sertifikat pramuwisata. Bahkan telah banyak pelaku wisata maupun asosiasi di Kota Batu yang telah ikut dan berperan dalam kegiatan tingkat nasional maupun internasional.
“Mungkin kedepannya perlu adanya regulasi atau Perda terkait permasalahan tersebut. Ini akan saya sampaikan ke teman-teman legislatif maupun eksekutif agar dipertimbangkan dan diprioritaskan. Sehingga pelaku wisata di Kota Batu benar-benar berdaya,” tegasnya.
Abah Nanang, sapaan akrabnya juga mengharapkan dalam setiap event di Kota Batu sebagai tuan rumah seperti W 20. Pemerintah Kota Batu melalui dinas terkait, yakni Disparta Dan Diskumdag bisa melibatkan pelaku lokal.
Sementara itu, Ketua Batu Profesional Tourism Association (Bapta), Yuyun Yuliatin menyampaikan bahwa sebagai pelaku wisata asal Kota Batu pihaknya merasa sangat bangga. Pasalnya kota berjuluk De Kleine Switzerland ini semakin dilirik untuk menjadi tuan rumah event-event bergengsi tingkat nasional bahkan Internasional.
Meski begitu dirinya juga menyayangkan, karena event-event tersebut hanya melibatkan beberapa pihak saja. Padahal pelaku wisata Batu yang tergabung dalam Asosiasi Pariwisata Batu sangat mumpuni dan bisa membantu dalam hal apapun.
“Saat ini kami sepertinya cuma jadi penonton. Padahal kita bisa ikut membantu mensukseskan acara tersebut. Kami bisa membantu dalam hal apapun, tidak sebatas hanya urusan perjalanan wisata,” ungkapnya.
Owner Srikandi Tour inipun mencontohkan, beberapa daerah lain pelaku wisatanya sangat diberdayakan oleh Pemerintah Daerahnya untuk terlibat dalam event-event bergengsi. Diantaranya seperti event Asian Games 2018 di Palembang dan MotoGP 2022 Mandalika.
“Pemerintah daerah di tempat itu telah menggandeng pelaku pariwisata untuk bersama-sama mensukseskan acara tersebut. Ini bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya sebagai bentuk pemberdayaan warganya yang memang benar-benar bekerja secara profesional,” paparnya.
Sebelumnya juga disampaikan oleh Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia DPC HPI Kota Batu, Ilham Adilia bahwa sampai saat ini masih banyak wisatawan yang datang ke Kota Batu tanpa menggunakan tour guide. Sehingga membuat tour guide asal Kota Batu hanya menjadi penonton di kotanya sendiri.
Menyikapi hal tersebut Uyak, sapaan akrabnya menganalisa jika ada beberapa alasan kenapa tour guide asal Kota Batu tidak bisa berkutik. Diantaranya karena banyaknya kemudahan layanan secara digital hingga banyaknya pemain-pemain pariwisata yang notabene tidak mengindahkan fungsional tourist guide.
Ia menerangkan, menggunakan guide lokal sangat penting, pasalnya segala informasi perihal kepariwisataan dan hal-hal mengenai tentang segala teknis perjalanan akan tersampaikan secara akurat dan baik. Mengingat para tour guide lokal lebih mampu menguasai medan dan berbagai hal lainnya.
“Dari analisa tersebut kami berharap ada payung hukum melalui Perda aturan diatasnya Pergub terkait pemberdayaan pemandu wisata lokal agar lebih diutamakan. Sehingga pemandu wisata lokal tidak hanya jadi penonton di kotanya sendiri,” pungkasnya. (eri)