.
Saturday, November 9, 2024

SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Malang; Belajar Online, Tetap Produktif Ukir Prestasi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Siswa-siswi SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Malang tak berhenti menorehkan prestasi. Situasi pandemi yang mengharuskan mereka belajar dari jarak jauh atau online, tak menyurutkan langkah untuk tampil sebagai pelajar hebat di Kota Malang. Seperti yang telah diraih oleh Kayla Hamamah, Khanza Aisyah Putri Wijaya, Davina Candra Kirana dan Lunetta Sahasika Nitikenar.

Keempatnya belum lama ini menyumbangkan piagam penghargaan untuk sekolah yang mereka banggakan. Yakni dengan menjadi juara di beberapa ajang perlombaan.

- Advertisement -

Kayla Hamamah Juara 1 Pildacil Pentas Pendidikan Agama Islam. Khanza Aisyah Putri Wijaya Juara 3 Lomba Bercerita Pesona Wisata Malang Raya. Davina Candra Kirana Juara 2 Olimpiade Matematika Milad MTs Khadijah. Dan Lunetta Sahasika Nitikenar, Top Fifteen Olimpiade IPA Milad MTs Khadijah.

SENANG: Lunetta Sahasika Nitikenar, Top Fifteen Olimpiade IPA

Saat ditemui Malang Posco Media, Khanza mengatakan bahwa bakatnya bercerita didapat dari ayahnya yang merupakan pencerita ternama, yang akrab disapa Kak Ale. Khanza belajar banyak dari sang ayah. Dan hingga kini jejak orang tuanya itu berhasil diikuti dengan bukti sederet prestasi yang sudah diraih.

Siswi kelas 5 ini mengungkapkan, bahwa ada banyak manfaat saat dirinya tekun bercerita. Salah satunya mengasah kemampuan di bidang public speaking. Kepercayaan dirinya kini tumbuh kuat setelah beberapa kali tampil di depan umum. “Yang paling penting ada nilai positif yang bisa saya sampaikan dalam cerita. Sehingga membuat orang lain termotivasi,” katanya.

Sementara Davina Candra Kirana mengatakan, belum lama dirinya suka matematika. Namun berkat motivasi orang tua dan gurunya yang tekun memberikan bimbingan, mulai kelas 4 dia suka pelajaran berhitung.

Dan kejuaraan kali ini merupakan perlombaan matematika pertama kali yang diikutinya. Sehingga menjadi kesan tersendiri bagi siswa kelas 6 ini. “Saya belum pernah ikut lomba matematika. Baru kali ini, dan alhamdulillah juara,” ucapnya.

HEBAT: Davina Candra Kirana Juara 2 Olimpiade Matematika

Sedangkan Lunetta Sahasika Nitikenar, merupakan siswa yang juga punya potensi besar di bidang akademik. Dia tidak hanya jago IPA. Tapi juga terampil Berbahasa Inggris. Tak sedikit prestasi yang dicatatnya di dua bidang tersebut.

Kepala SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Putri Haryun Aroeboesman, S.Pd, S.Pd mengatakan guru melakukan berbagai inovasi untuk mengantarkan siswa berprestasi. Termasuk dalam kompetisi atau perlombaan yang digelar di luar Al-Irsyad.

Salah satu cara yang dilakukan selama ini yakni dengan melakukan pendampingan bakat dan minat siswa. Dari pendampingan itu guru dapat tahu anak didiknya yang potensial untuk didelegasikan ke perlombaan.

Selain itu, SD Al-Irsyad juga sering mengadakan event-event untuk kalangan internal sekolah. Jiwa kompetisi siswa dipupuk dari program tersebut. Sehingga ketika dalam satu kompetisi siswa menjadi lebih siap. Baik secara mental maupun kemampuan di bidang yang dilombakan.

“Kami intens melakukan pendampingan, dari situ kita tahu bakat dan minat anak. Dan kita bisa menentukan delegasi yang bisa kita kirimkan,” ucap Puput, sapaan akrabnya.

Untuk memacu kreativitas dan prestasi siswa, pembinaan guru pada siswa berbakat terus dilakukan. Sekalipun di masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Guru menggunakan sistem daring. Misalnya melalui video call di grup whatsapp, zoom dan lain sebagainya.

JUARA: Kayla Hamamah Juara 1 Pildacil

Namun, Puput menegaskan, bimbingan belajar secara daring tidak akan maksimal tanpa adanya dukungan dari orang tua. Karena anak butuh dipantau secara langsung. “Kerjasama dengan orang tua menjadi keharusan dalam kondisi seperti ini. Karena anak perlu terus dimotivasi dan diberi stimulus agar semakin percaya diri,” ujarnya.

Menurut Puput, belajar secara daring ada plus dan minusnya. Di satu sisi keterampilan guru dan siswa semakin meningkat di bidang IT. Namun di sisi lain, kedekatan guru dengan siswa menjadi berkurang. Dan itu berimbas pada pemahaman materi ajar. Termasuk kesulitan dalam membina karakter peserta didik.

Puput bersyukur memiliki guru-guru muda yang terampil dan produktif. Sehingga penguasaan teknologi bukan menjadi kendala besar selama ini. “Guru-guru muda kami dorong untuk tampil, jangan sampai mereka kalah kepada yang sudah senior dalam penguasaan teknologi,” pungkasnya. (sir/imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img