.
Saturday, December 14, 2024

Inspirasi Ramadan; Teguh Pendirian, Bangkit dari Keterpurukan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- Musibah besar yang menghanguskan lebih dari separo harta kekayaannya tak membuat iman Hj Mega Puspita bergeming. 25 April 1985 Pasar Besar Kota Malang terbakar. Delapan bedak dan tiga gudang barang dagangannya hangus tak tersisa.

Itu bukan ujian dan cobaan yang kecil bagi seseorang yang baru seminggu masuk Islam. Dalam hati Mega, hanya bertanya baru saja mendapat hidayah, tapi ujian Sang Maha Kasih tak tanggung-tanggung. Inikah yang disebut ujian “kelas akselerasi” yang akan menempatkannya di kedudukan lebih mulia? Hanya Allah yang Maha Mengetahui.

Yang jelas, meskipun iman baru seumur jagung tak membuat keyakinannya goyah. Meskipun ada suara-suara yang menggoda di sekitarnya. “Karena iman itu sudah menancap kuat di hati saya. Islam agama yang lurus. Harus Istiqomah, apapun yang terjadi,” katanya dengan mata yang berkaca-kaca. 

Perempuan dengan nama lain, Lim Kwie Yin ini mengucapkan dua kalimat syahadat, pada 18 April 1985. Mulai sejak itu ia menjadi muslimah. Seorang muslimah yang mandiri. Dan saat itu dia memang sendirian. Karena keluarga, suami, anak dan saudara-saudaranya masih non muslim.

Peristiwa kebakaran yang menghanguskan barang kekayaannya membuat ia bertafakur. Baginya ujian adalah proses yang harus dilalui. Bukan dihindari. Dia punya prinsip, ujian merupakan tempaan yang membuat seseorang makin kuat. “Kebaikan harus diuji, dan menjadi baik juga harus melalui ujian,” ujarnya.

Beruntung Mega bertemu dengan seseorang yang dapat memberi bimbingan spiritual. Rambu-rambu itu sudah didapatnya usai membaca kalimat syahadat. Bahwa seseorang tidak bisa mengaku beriman kepada Allah, sebelum dia melalui ujian dan cobaan. “Saya sudah diingatkan waktu itu, bahwa setelah menjadi muslim saya harus siap dengan segala ujiannya,” ungkap Mega.

Sebagai seorang mualaf, ia memang berhadapan dengan banyak ujian. Bukan hanya harta. Tetapi juga mental. Tidak jarang perasaannya harus dikorbankan karena perlakuan orang-orang di sekitarnya.

Tidak heran, karena saat itu seorang keturunan China masuk Islam bukan hal yang biasa. Maka gunjingan dan cacian tak jarang diterimanya. Bahkan Mega seringkali dikucilkan saat datang menghadiri acara keluarga. “Saya pernah dicibir karena memakai jilbab. Dan awal-awal saya sempat dilarang memakainya. Hanya saja, karakter saya itu semakin dikritik dan dicibir semakin saya lakukan,” tuturnya.

Islam mengajarkan setiap kesulitan ada kemudahan. Ada jalan keluar dalam setiap masalah. Atau bahasa religinya, ada hikmah di balik peristiwa.

Itu yang terjadi pada Mega. Ketegarannya menghadapi ujian dahsyat itu, membuat H Bambang Heriono alias Oei Yong Hie sang suami tercinta ikut menjadi mualaf. “Itu menjadi energi besar bagi saya untuk bangkit dari keterpurukan,” ucapnya.

Dua tahun setelah tokonya terbakar, Mega memutuskan untuk melancong ke Australia. Tepatnya tahun 1987. Lima tahun dia tinggal di Negeri Kangguru. Ibu dari tiga anak ini bekerja keras di salah satu rumah makan di sana. “Saya bekerja mencuci piring dengan harapan bisa mendapatkan modal untuk melanjutkan usaha di Malang,” kenangnya. 

37 tahun sudah kejadian itu berlalu. Namun tidak akan pernah hilang dalam benak Mega dan keluarganya. Dia sudah lulus melalui ujian tersebut. Dengan tetap mempertahankan iman dan rasa optimis yang tinggi.

Hasilnya sudah dirasakannya. Sejak pulang dari Australia, Mega mulai bangkit. Dia memulai usahanya dengan membuka toko kue. Namanya Mega Aussie Cake & Bakery. Nama ini sudah terkenal khususnya di Kota Malang.

Hampir setiap hari ribuan kue diproduksi. Langganan juga dari berbagai lapisan masyarakat. Instansi swasta maupun pemerintahan.

Karena ketekunan dan kegigihannya, Mega mempunyai anak-anak yang sukses dan mandiri. Mereka adalah Widyasari Ramayanti, Widyantoro Heri Santoso dan Wijaya Gunawan. Di antara mereka merupakan lulusan ITS Surabaya dan Universitas Brawijaya. (imm/van/bersambung)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img