.
Thursday, December 12, 2024

Pesantren Ramadan SMP Bahrul Maghfiroh; Kaji Kitab Kuning dan Bahasa Asing

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Di Bulan Ramadan ini siswa SMP Bahrul Maghfiroh memperdalam kitab kuning. Pihak sekolah bekerjasama dengan Pesantren Bahrul Maghfiroh agar siswa lebih memahami materi agama.

Kepala SMP Bahrul Maghfiroh Risman Heli S.Si., M.Si mengatakan, kurikulum yang dipelajari siswa saat hari biasa berbeda pada saat bulan Ramadhan. Program pesantren menambah kurikulum dari biasanya, siswa dibimbing lebih intensif lagi. “Dari kurikulum yang biasanya itu kita tambah dengan sesuatu yang lebih menambah wawasan siswa, seperti mengaji, tajwid, dan pendalaman kitab kuning,” katanya.

Ia menerangkan, sekolah berbasis pesantren ini lebih menekankan siswa kepada pendalaman ibadah. Mempelajari kitab kuning, membahas tentang hukum puasa, termasuk memberi edukasi macam-macam zakat.

Dalam kitab kuning, siswa lebih didorong untuk memahami per kata dari kitab. Setelah diterjemahkan dan diartikan ke dalam bahasa Jawa lalu akan dikembangkan lagi artinya bersama kyai yang mengajar. Selama Pesantren Ramadan ini siswa akan dituntut untuk menghatamkan kitab kuning.

SMP Bahrul Maghfiroh juga didukung oleh Rumah Belajar Quran (RBQ). RBQ tersebut bekerja sama dengan pesantren.

Tidak hanya pengembangan dalam ibadah dan agama, siswa juga diajarkan mendalami bahasa, seperti bahasa Indonesia yang baku. “Agar para siswa dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar,” ujar Risman.

Selain itu siswa juga belajar Bahasa Asing. Bahasa Inggris dan Bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari juga lebih diperdalam dalam Pesantren Ramadan.

Dalam pelaksanaannya, siswa dipetakan berdasarkan kelas. Untuk memudahkan dalam mempelajari bahasa yang diwajibkan. “Bahasa Indonesia untuk kelas tujuh, bahasa Inggris untuk kelas delapan dan bahasa Arab untuk kelas sembilan,” paparnya.

Untuk memperdalam bahasa, tidak cukup hanya bimbingan guru. Siswa juga diberikan modul untuk pemantapan. Untuk praktiknya, sekali dalam seminggu siswa hafalan dan berpidato di hadapan teman-temannya.

Bagi siswa yang tertinggal karena daya hafalan yang lemah akan didampingi oleh guru pengampu. Mereka mendapat bimbingan khusus. Selain itu, ada pengawalan atau pendamping dari setiap kamar yang disebut musyrif.

Menjelang 10 hari terakhir ramadan siswa juga diedukasi dengan berbagai salat sunnah. Termasuk program setiap jumat yakni program 100 rakaat, yang sudah dibiasakan dan dikenalkan kepada siswa. (mg1/imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img