MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Hujan dengan disertai angin kencang masih akan berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Malang. Meski saat ini sudah memasuki masa transisi dari musim hujan yang puncaknya pada akhir Februari hingga awal Maret lalu. Kewaspadaan bencana masih harus dijaga utamanya pada ancaman bencana Hidrometeorologi yang masih mengintai.
Kondisi itu telah terjadi sejak sebulan terakhir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mengimbau agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan akan bencana Hidrometeorologi. Salah satu yang masih sering terjadi yakni angin kencang.
“Memasuki pancaroba, ya, dalam hal intensitas hujan, diluar wilayah Pakis sudah menjauh dengan hari tanpa hujan. Tetapi masih terus diwaspadai. Karena biasanya jika hujan lebat di musim pancaroba disertai angin kencang,” jelas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan
Sejumlah titik kecamatan sudah dipetakan namun titik-titik tersebut tergolong baru dalam tiga tahun terakhir. Di mana beberapa titik rawan yang kerap terjadi bencana Hidrometeorologi kini sedikit kejadian.
“Daerah rawan di antaranya seperti Jabung dan Pakis, sebelumnya seperti Karangploso yang rawan dalam beberapa waktu terakhir tidak terlalu terdampak,” katanya.
Perkiraannya, bulan April ini adalah peralihan ke kemarau. Kendati demikian, fenomena pergeseran ini disertai dengan kemarau pendek yang akan terjadi setelah musim pancaroba mulai berangsur ke kemarau.
Hal ini menandai musim kemarau pendek dapat mempengaruhi potensi kekeringan yang ada. Sejumlah daerah yang kerap mengalami kekeringan kini tak lagi terjadi. Selain cuaca juga dikarenakan sudah adanya pengeboran sumber air dan pipanisasi.
“Seperti di Sumawe dan Donomulyo, saat ini sudah tidak kekeringan, biasanya hanya saat puncaknya saja mereka meminta bantuan suplai air bersih,” jelasnya. Puncak kemarau diprediksi pada September mendatang. Sementara, untuk musim pancaroba masih didominasi potensi bencana angin kencang.
Sadono mencatat, bencana angin kencang selama awal 2022 sebanyak 24 peristiwa. Jika dibandingkan tahun lalu sebanyak 21 kejadian dalam periode yang sama.
“Terjadi peningkatan, tahun lalu didominasi longsor, sedang tahun ini angin kencang,” tutur pria yang disapa Dono itu. Ia mengimbau kepada masyarakat terus waspada dan berhati-hati dengan kondisi cuaca yang tidak menentu. Selain untuk tetap berlindung saat hujan lebat, juga mewaspadai lalu lintas jalan dari pohon tumbang.
“Artinya masyarakat harus memahami masih adanya perubahan cuaca tiba-tiba, lebih baik di rumah saat cuaca ekstrim. Dan selalu berhati-hati dalam berkendara keluar rumah, karena potensi pohon tumbang,” tukasnya. (tyo/ggs)