”Inovasi membedakan antara seorang pemimpin dengan seorang pengikut.”
Steve Jobs Mantan CEO Apple Inc.
Malang Posco Media – Kutipan di atas terkesan sangat sederhana, namun memiliki kekuatan yang luar biasa dalam menumbuhkan sifat kepemimpinan. Kita sering mendengar cerita masa lalu, semua orang ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Ya memang semua orang memiliki sifat memimpin, tidak berlebihan kiranya memimpin diri sendiri dengan sebaik-baiknya.
Di antara perjalanan seseorang tentu sifat pemimpin itu muncul sebagai naluriah alami. Daya berpikir kuat, kombinasi pengejawantahan ilmu serta memahami kondisi lapangan akan membentuk sebuah inovasi yang tinggi dan mengerucutkan seseorang untuk menumbuhkan sifat kepemimpinan. Memimpin adalah seni, mungkin itu adalah bahasa tepatnya.
Dewasa ini kata pemimpin sering dimunculkan dalam banyak hal kehidupan. Kehidupan bermasyarakat, organisasi bahkan kehidupan bernegara. Sebagai imbas dari cepatnya akses informasi kini masyarakat kita semakin bisa menilai pemimpinnya. Menggali, membandingkan data serta mengkritisi kebijakan yang dibuat oleh sang pemimpin.
Sedikit mengulas tentang latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan beberapa hal penting pada saat itu. Hal penting yang melandasi seorang dijadikan pemimpin di antaranya adalah memiliki sifat paling kuat, paling cerdas dan paling berani.
Kauthilya dengan tulisan ”Arthasastra” (321 sebelum masehi) mengungkap ciri-ciri seorang pemimpin adalah lahir sebagai pribumi, sehat, kuat, intelegent, fasih berbicara, tegas, ramah, memiliki citra seni dan mempunyai pengaruh.
Berkaca pada sejarah lahirnya seorang pemimpin, dipastikan setiap era dibutuhkan orang-orang yang memiliki sifat-sifat di atas. Sedangkan kepemimpinan itu sendiri adalah cenderung dari bentuk sifat yang dimiliki seorang pemimpin. Pemimpin dan kepemimpinan adalah setali tiga uang yang tidak dapat terpisahkan.
Stephen Covey (2012) dalam buku kepemimpinan dan kerja sama tim pengarang Amirullah, SE.MM mengatakan bahwa ”sembilan puluh persen dari semua kegagalan kepemimpinan adalah kegagalan pada karakter.” Dengan kata lain bahwa pemimpin yang handal tidak hanya kuat saja dalam ilmu pengetahuan namun juga kuat dalam karakter. Karakter seorang pemimpin dipastikan menunjang terhadap cara ia memimpin.
Ordway Tead dalam buku ’The Art of Leadership’ menjelaskan juga bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginan. Jelas pada penekanannya bahwa seorang pemimpin diharuskan memiliki sifat pengaruh yang kuat terhadap siapa yang dipimpinnya.
Selain pengaruh intern, pengaruh untuk ekstern dalam membuat kerjasama dengan pihak lain sangat dibutuhkan pemimpin yang punya kualitas dan visi yang ke depan.
Dewasa ini keilmuan tentang kepemimpinan sangat menggema. Beberapa membahas detail tentang etika profesi pemimpin yang di dalamnya dibahas tentang kewajiban pemimpin, tingkah laku pemimpin serta moral pemimpin.
Sedangkan dalam implementasi di lapangan etika profesi kepemimpinan itu mengandung kriteria di antaranya adalah pemimpin harus memiliki kelebihan pengetahuan, keterampilan sosial serta pengalaman. Dan tak kalah penting adalah kompeten melaksanakan kewajibannya dan mampu bersikap dewasa.
Dengan demikian jelas memimpin adalah seni, di dalamnya terdapat bentuk cara, analisa dan hasil yang diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah keputusan. Kepemimpinan itu sendiri jelas dipengaruhi dari berbagai hal di antaranya adalah pribadi seorang pemimpin (cara hidup dan filsafat kehidupannya, struktur kelompok serta kejadian yang sedang terjadi saat itu (diambilnya sebuah keputusan). Dengan semakin berkembangnya ilmu kepemimpinan ini tentu dibutuhkan seni dalam memimpin.
Dalam dunia pendidikan kepemimpinan mutlak diperlukan sebagai pelaksana kegiatan lembaga pendidikan. Menurut Permendikbud nomor 6 tahun 2018 diperlukan pemimpin pada suatu lembaga pendidikan. Pada aturan tersebut dijelaskan secara detail terkait ketentuan dan syarat menjadi kepala sekolah.
Namun yang menjadi pokok detail dari aturan tersebut adalah tentang tugas kepala sekolah di antaranya adalah manajerial, pengembangan kewirausahaan dan supervisi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan melihat tugas pokok kepala sekolah jelas menantang seorang pemimpin untuk melakukan tugasnya dengan baik.
Fungsi pemimpin untuk melakukan manajerial dengan baik harus dimiliki setiap kepala sekolah. Fungsi manajerial ini di antaranya adalah penataan dalam delapan standar nasional pendidikan bisa terpenuhi. Yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian.
Cakap dalam berkomunikasi serta memiliki inovasi sangat diperlukan dalam sebuah kepemimpinan kepala sekolah. Terlebih kepekaan terhadap hal kewirausahaan yang akan dikembangkan dalam satu lembaga pendidikan sebagai tonggak kemampuan pengembangan tradisi lokal yang senantiasa harus tetap dihidupkan di daerah sekitar sekolah. Inovasi menjadi daya tarik tersendiri untuk dibedah dan dikembangkan demi kemajuan lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Fungsi supervisi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan juga harus terus dilakukan sebagaimana mestinya. Pada tatanan sebuah kelompok sudah dapat dipastikan ada saja kelompok yang dirasa lalai dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Kepala sekolah wajib hadir dalam rangka pemenuhan tugas individu serta mengawal tercapainya visi misi suatu lembaga pendidikan.
Tugas pokok kepala sekolah memang sudah jelas termaktum dalam permendikbud, namun sosok pemimpin yang memiliki karakter baik yang dipastikan akan bertahan menghadapi badai persoalan. Etika profesi menjadi salah satu kunci untuk terus dilakukan dalam rangka pemenuhan tugas menjadi pemimpin.
Menurut Muchtar (2016) pengertian etika profesi itu sendiri ialah aturan perilaku yang mempunyai kekuatan tiap-tiap pemegang profesi. Dengan konsep bahwa pemimpin adalah orang-orang yang harus (wajib) memiliki kemampuan lebih maka arah perubahan dipastikan berjalan dengan baik melalui etika profesi.
Tak kalah penting cara pandang serta kualitas pimpinan dalam melaksanakan kewajiban yang tertera dalam program kerja adalah alat kontrol mampu tidaknya seseorang pemimpin melaksanakan pekerjaannya. Terakhir, setiap pemimpin berjalan dengan tantangannya masing-masing. Hal terbaik adalah berusaha melakukan hal yang terbaik, salah satunya adalah memimpin diri sendiri.(*)