MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Masih memperingati Hari Kartini STIKES Widyagama menggelar kegiatan secara virtual sebagai bentuk kontribusi kepada seluruh wanita di Indonesia, Senin (25/4) kemarin. Kegiatan juga digelar karena melihat maraknya wanita Indonesia yang menginginkan kulit glowing.
Kegiatan ini mengundang dua narasumber. Mereka adalah dr. Heri Marwati, seorang dokter di Klinik Widya Husada Malang dan Owner Heri’s Care Malang. Dan Tiwi Yuniastuti, S.Si, M.Kes seorang ahli peneliti kosmetik dan hukum. Kegiatan dipandu oleh moderator, Choirina Mafilindasari.
Dalam kesempatan itu, Heri mengatakan jika glowing artinya kulit yang bersinar dan bersih. Kulit yang glowing akan tampak bersih dan sehat. Untuk mendapatkannya harus memperhatikan pola hidup dan pola makan. “Banyak faktor yang mempengaruhi kulit glowing. Seperti, diet, minum air putih yang cukup, tidur yang cukup, skin cream yang benar, tambahan vitamin,” jelasnya.
Apabila tindakan telah dilaksanakan dengan rutin tapi belum maksimal, maka disarankan melakukan tindakan medis dengan pengawasan. Diet yang dimaksud bukan dalam hal mengurangi makanan tetapi harus memenuhi gizi seimbang.
Misalnya, cukupi sayur buah, dan kurangi makanan pedas dan berlemak. Makanan pedas akan berpengaruh pada kulit, sehingga produksi kelenjar keringat akan banyak dan menyebabkan jerawat.
“Jangan lupa minum air minimal delapan gelas per hari. Lalu, tidur minimal enam jam. Kualitas tidur harus bagus tidak boleh begadang,” paparnya.
Ada dua jenis bahan aktif tabir surya, yaitu Chemical Blockers (menghalangi sinar matahari untuk masuk ke kulit) dan Physical Blockers (Memantulkan sinar Ultraviolet).
Pengguna dapat menggunakan tabir surya pada saat di luar rumah terutama jam sembilan pagi sampai tiga sore. Tabir surya dipakai 15 sampai 30 menit sebelum paparan sinar matahari.
“Gunakan dengan merata, dan jangan lupa dipakai kembali setelah berenang atau olahraga,” lanjutnya.
Disisi lain, penggunaan masker wajah juga dapat mempercepat glowing. Tujuannya, untuk mengencangkan dan membersihkan wajah. Masker wajah digunakan satu minggu sekali. Dalam penggunaan masker wajah, pengguna harus menyesuaikan dengan jenis kulit. “Penggunaan masker wajah umumnya selama 30 menit,” ujarnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Tiwi Yuniastuti, S.Si, M.Kes menyampaikan materi tentang kosmetik dalam tinjauan toksikologi dan hukum.
Menurutnya, Kosmetika adalah salah satu produk farmasi yang dipakai untuk meningkatkan fungsi dan memelihara kulit.
“Di beberapa negara sudah banyak dilakukan penelitian tentang beragam kosmetik. Banyak kosmetik yang mengandung bahan berbahaya golongan logam berat. Seperti nikel, timah, arsenic, cadmium, merkuri, beryllium, selenium dan talium,” terangnya. (mda/imm)