MALAMG POSCO MEDIA, MALANG-Tak bisa dipungkiri, wilayah Kabupaten Malang adalah wilayah yang rawan bencana. Kondisi ini harus disadari bersama oleh semua pihak. Kesiapsiagaan bencana menjadi kebutuhan mutlak bagi masyarakat dan pemerintah. Hal ini yang menjadi penekanan dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional Kabupaten Malang, Selasa (26/4).
Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto memastikan Pemkab Malang telah menyiapkan anggaran belanja tidak terduga (BTT). Anggaran itu salah satunya dimaksimalkan untuk penanggulangan bencana. Besarannya hampir sama dengan tahun sebelumnya yakni sekitar Rp 15 miliar.
“Insyaallah tetap (dana penaggulangan bencana), didukung BTT Rp 15 miliar,” ujar Didik usai Apel Hari Kesiap-siagaan Bencana 2022 di Pendopo Kabupaten Malang. Bertajuk Siap Untuk Selamat, agenda itu dihadiri pasukan BPBD, PMI, Tagana hingga Relawan malang raya. Ditandai dengan membunyikan sirine siap siaga.
Dikatakannya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga sudah memiliki dana sendiri. Dukungan BTT diharapkan digunakan saat kondisi darurat. “Kalau bisa tidak sampai terpakai (bencana), karena anggaran itu bisa dipergunakan untuk yang lain yang lebih prioritas,” tuturnya.
Lebih lanjut, Kader PDIP ini mengatakan, melalui momentum Hari Kesiap-siagaan Bencana sekaligus untuk mengingatkan masyarakat agar memiliki kepekaan. Utamanya karena Kabupaten Malang memiliki wilayah yang luas dengan mempertemukan lempeng tektonik bumi. Akibatnya wilayah Kabupaten Malang berpotensi tinggi bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, dan beberapa bencana lain. Termasuk bencana Hidrometeorologi.
” Sehingga ini berpotensi pada kebencanaan mulai dari gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir rob, tanah longsor,” bebernya.
Ia menekankan bahwa kepekaan dan kesiapsiagaan harus dimiliki masyarakat secara umum dengan mendalam. Maka edukasi-edukasi harus terus digalakkan pihak-pihak terkait kepada masyarakat. Salah satu perwujudannya yakni upaya mengajukan Desa di Kabupaten Malang menjadi Desa Siaga Tsunami ke UNESCO.
Desa tersebut adalah Desa Tambakrejo Sumbermanjing Wetan yang merupakan satu-satunya desa di Malang yang memiliki syarat. Ma’muri, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Karangkates menyampaikan, bahwa sertifikasi Desa Tambakrejo sudah diakui di tingkat pusat.
“Jadi sudah tersertifikasi tingkat pusat, ini yang harus dicontoh di desa lain, ada sekitar 13 syarat yang dipenuhi termasuk kemandirian kesiapsiagaan bencana dan edukasi rutin,” kata Ma’muri. Upaya ini harus dijaga sebagai langkah memandirikan desa siaga bencana. Sehingga seperti yang diharapkan, masyarakat bisa siap siaga bencana dengan dibekali edukasi. Didukung dengan peralatan peringatan dan pencegahan.
“Jadi tetap dalam hal ini peran semua pihak, kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana peran semua pihak,” tambahnya. (tyo/ggs)