MALANG POSCO MEDIA-Libur lebaran berlangsung lama. Bisnis hotel bangkit lagi. Sekarang belum tampak okupansi hotel, diprediksi hunian hotel meningkat setelah Idul Fitri.
Bahkan pemesanan hotel di Kota Batu mulai tampak. Saat ini reservasi hotel di di Kota Batu untuk libur lebaran mulai bergerak menuju 50 persen.
PHRI Kota Batu berharap tiga hari setelah libur lebaran, okupansi hotel bisa tembus 70 persen. Perkiraan tingginya okupansi hotel akan berdampak pada kenaikan harga.
“Untuk harga hotel sudah normal. Bahkan beberapa hotel sudah bisa up dari sebelumnya yang memaksa hotel banting harga,” kata Ketua PHRI Kota Batu Sujud Hariadi.
Ditambahkan GM Aston Inn Batu Didik Rocki Wahyono, untuk okupansi hotel di tempatnya pada libur lebaran ini dipastikan bisa optimal. Itu mengacu pada okupansi pada libur akhir pekan lalu yang mencapai 100 persen.
“Libur akhir pekan lalu okupansi bisa 100 persen. Mengacu hal itu, kami optimis kunjungan wisata sudah mulai bergairah lagi dengan keadaan yang semakin membaik dan berdampak pada okupansi hotel,” paparnya.
Hingga saat ini okupansi di Aston Inn Batu untuk libur lebaran mencapai 30 persen. Meski begitu pihaknya memastikan okupansi bisa mencapai 80-100 persen selama libur lebaran.
Hotel di Kota Malang juga mulai menuggu pemesanan. General Manager Whiz Prime Hotel Aziz Sismono mengatakan hingga kemarin memang okupansi belum menunjukkan kenaikan.
“Harapan kami mudah-mudahan trennya terjadi saat last minute. Karena pasti mudik tahun ini bakal lebih banyak yang akan meluangkan waktu dengan keluarga, terus menginap di hotel. Setelah itu mungkin baru acara keluar atau wisata. Perkiraan mungkin baru tanggal 7 Mei sampai 15 Mei,” prediksinya.
Azis mengaku, dari sisi harga juga sudah mematok harga promo. Bahkan dikatakannya harga sewa kamar hotelnya turun hingga dua kali supaya wisatawan atau pemudik bisa segera memanfaatkannya.
“Gambarannya itu kalau normal dulu kan Rp 990 ribu per kamar sebelum pandemi. Lalu kami turun Rp 750 ribu. Karna belum kelihatan pemesanan, saya turunkan sekarang Rp 600 ribu,” ungkapnya.
Azis menuturkan di Hotel Whiz Prime pernah mencatatkan okupansi tertinggi mencapai 70 persen saat libur natal dan tahun baru.
Dalam momen lebaran tahun ini, ia berharap okupansi meningkat karena tahun ini merupakan kali pertama dibukanya kembali mudik. Ketua Umum PHRI Kota Malang Agus Basoeki mengungkapkan, rata-rata okupansi hotel saat ini berkisar 20 persen hingga 25 persen. “Prediksi mungkin mulai ada kenaikan tanggal 1 Mei sampai puncaknya sekitar 5 Mei,” sebut Agus.
Saat ini sebagian hotel memang mengeluarkan paket promo. Akan tetapi yang paling mendongkrak pendapatan, dikatakan Agus, justru berasal dari program buka puasa bersama yang biasa dilakukan oleh instansi atau perusahaan.
“Saat ini yang punya resto bisa sedikit bergerak karena paket buka bersama itu begitu bagus. Sehingga sedikit membantu penghasilan. Di samping buka bersama keluarga, juga banyak buka bersama yang dilakukan oleh instansional,” katanya.
Terkait harga sewa kamar, tambah Agus, pihaknya belum menerima informasi secara lanjut. Namun diperkirakan Agus, banyak hotel yang memberlakukan harga diskon. Tujuannya agar makin banyak pemudik yang bisa menginap di hotel setelah merayakan lebaran bersama keluarga.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, selain buka puasa bersama, kegiatan MICE (Meeting, Incentivess, Conference and Exhibitions) juga turut mendongkrak keberlangsungan dunia perhotelan.
“Meeting-meeting yang dilakukan instansi pemerintah tidak dapat dipungkiri juga turut mendongkrak okupansi hotel,” tandasnya. (eri/ian/van)