spot_img
Tuesday, February 4, 2025
spot_img

Mudik Sebagai Bagian Dari Implementasi Ibadah

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Dua tahun sudah pandemi covid 19 melanda bangsa Indonesia dan di banyak negara dibelahan bumi ini. Hampir semua sektor  terdampak pandemi ini. Baik sektor ekonomi, pendidikan bahkan sektor sosial. Ruang gerak masyarakat sangat dibatasi demi menekan angka penularan virus covid 19. Dua tahun pula masyarakat Indonesia menahan diri untuk tidak mudik Lebaran.

Istilah mudik memang cukup akrab di telinga masyarakat Indonesia, karena mudik lebaran telah menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia. Bila kita cermati bersama, mudik tidak sekedar budaya, tetapi didalamnya mengandung nilai ibadah yang sangat penting. Tidak seperti klaim berbagai pihak yang sekarang ini mempermasalahkan nilai ibadah dari budaya mudik. Sesungguhnya dalam budaya mudik ada nilai upaya merajut tali persaudaraan yang diperintahkan dalam ajaran kita. Dalam budaya mudik ada upaya memperkuat dan memelihara tautan hati antar manusia. Dalam budaya mudik ini sesungguhnya merupakan perwujudan atas perintah Allah SWT untuk memelihara silaturahmi dan menghindari bermaksiat kepada Allah SWT dalam bentuk terputusnya tali persaudaraan sebagaimana diisyaratkan dalam surat ar-ra’d ayat 21

-Advertisement-

Mudik juga merupakan implementasi ajaran Rasulullah SAW yang memerintahkan menjaga tali persaudaraan. Seseorang yang mampu memelihara tali persaudaraannya pertanda ia termasuk orang yang mempunyai keimanan. Rasulullah SAW juga mengingatkan terdapat resiko yang sangat dahsyat saat seseorang memutus tali persaudaraan (Fal yatabawwa’ maq’adahu minan nar). 

Kenapa silaturahim menunggu lebaran? Bukankah silaturahim diperintahkan setiap saat? Alasannya sebenarnya sederhana, karena mudik lebaran sudah membudaya, semua elemen masyarakat dari instansi pemerintah hingga dunia kerja di Indonesia memberi kesempatan para pegawainya untuk tidak masuk kerja dan sesaat menikmati silaturahim dengan keluarga. Negara bahkan menetapkan cuti bersama untuk menjaga budaya baik ini.  Inilah arti penting mudik bagi umat Islam di Indonesia. Mudik menjadi wadah silaturrahim masyarakat Indonesia dalam mengamalkan amaliyah Islam.  Ibn Alan As-Shiddiqi, dalam Dalilul Falihin Li Thuruqi Riyadhis Shalihin Juz II halaman 133-134 menyatakan: “Hakikat silaturahim adalah sikap lemah lembut dan kasih sayang.”

Al-Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif (Beirut, Darul Fikr, 1998 M/1418 H: juz III, halaman 267-268) menyebutkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang menunjukkan keutamaan silaturahim.  Pada hadits ini, Rasulullah mengaitkan keimanan terhadap Allah serta hari akhir dan hubungan baik melalui silaturahim, pemuliaan tamu, dan perkataan baik. 

Hadits riwayat Bukhori dan Muslim  menyitir sebuah sabda nabi: “ Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahim dengan kerabatnya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam,”

Syekh Sulaiman Al-Bujairimi menyebut setidaknya 10 keutamaan silaturahim dengan mengutip beberapa hadits di dalamnya: “Dalam silaturahim terdapat sepuluh hal terpuji,” (Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Bujairimi alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: 2007 M/1427-1428 H], juz III, halaman 272).

Sepuluh keutamaan bagi orang yang menjaga silaturahim adalah sebagai berikut:

 1. Ridha Allah. Pasalnya, silaturahim adalah perintah-Nya.

 2. Membuat bahagia kerabat atau idkhalus surur. Dalam sebuah hadits diriwayatkan: “Salah satu amal paling utama adalah idkhalus surur atau memasukkan kebahagiaan ke dalam hati orang yang beriman.”

3. Membuat bahagia malaikat karena malaikat senang pada silaturahim.

4. Melahirkan memori atau ingatan positif dari orang beriman terhadap mereka yang menjaga silaturahim.

5. Membuat hati dan pikiran Iblis susah karena mereka menghendaki semangat persaudaraan manusia pecah.

 6. Menambah berkah umur.

7. Menambah keberkahan rezeki.

8. Membuat bahagia ayah dan kakek yang sudah wafat karena mereka senang kalau keturunannya menjaga hubungan kekerabatan.

9. Menambah muruah.

10. Menambah pahala setelah mereka yang menjaga silaturahim wafat karena karena kerabat-kerabat akan menyebut kebaikannya semasa hidup.

Semoga Momen Mudik Lebaran Syawal 1443 H/2022 M ini menjadi obat Rindu bagi masyarakat Indonesia. Taqobbalallohu minna wa minkum, shiyamanaa wa shiyamakum, Taqobbal yaa Kareem. Ja’alanallohu wa iyyakim minal ‘aidin wal faizin.



-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img