“Dengan solidaritas, Anda akan lebih berbakat dan lebih terampil, Anda akan menjadi lebih tinggi dan lebih kuat, lebih cepat dan lebih bijaksana!”
– Mehmet Murat Ildan –
Malang Posco Media – Salah satu kata bijak dari Mehmet Murat Ildan seorang penulis drama dan novel yang berasal dari Turki menyatakan bahwa komunitas memiliki kaitan erat dengan solidaritas. Solidaritas atau kepercayaan akan muncul dari sebuah komunitas yang akan membawa manusia positif. Lalu apa yang dimaksud dengan komunitas?
Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain atau lebih dari itu, dimana di dalamnya muncul relasi pribadi yang erat dari para anggota komunitas tersebut, dikarenakan adanya kesamaan (Kertajaya Hermawan).
Komunitas terbentuk karena sebuah situasi, bukan juga terjadi karena tiba-tiba. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga menyatakan kelompok organisme (orang dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi di dalam daerah tertentu. Komunitas bisa terdiri dari orang dalam jumlah yang sedikit dan orang dalam jumlah yang banyak. Komunitas tidak harus terdiri dari sekumpulan orang dalam jumlah yang banyak.
Bagaimana sebuah komunitas dapat terbangun?. Komunitas bisa terbentuk dari perilaku yang berasal dari perilaku yang secara sadar dilakukan oleh manusia. Akan tetapi sebuah komunitas juga dapat terbentuk tanpa disadari oleh manusia itu sendiri, sehingga memaksa manusia mau tidak mau harus memiliki sebuah komunitas. Sebagaimana yang dicontohkan seorang anggota Pramuka, secara otomatis maka memiliki komunitas Pramuka.
Mengapa manusia harus memiliki komunitas?. Manusia terlahir sebagai makhluk sosial, dalam kesehariannya melakukan interaksi dengan manusia yang lain. Interaksi yang muncul kemudian berkembang menjadi sebuah komunitas. Siapa saja dapat menjadi anggota komunitas dan siapa saja dapat membentuk sebuah komunitas.
Kapan komunitas dapat terbentuk?. Pada masa yang lebih lampau, komunitas akan terbentuk mengharuskan anggotanya bertatap muka secara fisik. Sedangkan untuk saat ini terbentuknya komunitas tidak bisa terpisahkan dari peran teknologi. Teknologi telah hadir dan membersamai kehidupan manusia.
Saat ini komunitas bisa terbentuk dari bertemunya orang-orang yang berkumpul pada grup aplikasi whatsapp atau dari aplikasi telegram. Kondisi Pandemi Covid-19 juga mengharuskan manusia tetap terhubung meskipun saling berjauhan.
Ada hal yang sama dalam pembentukan komunitas baik secara daring atau tatap muka, yaitu sama-sama membutuhkan sebuah media penghubung yang menyatukan sekumpulan manusia untuk menjadi sebuah kelompok/ komunitas.
Remaja adalah salah satu anggota masyarakat. Remaja juga memiliki kesempatan membentuk komunitas. Komunitas yang mereka miliki biasanya jumlahnya lebih kecil atau disebut peer group. Sebutan yang lebih familiar untuk peer group biasanya disebutgeng.
Sebutan geng pada komunitas remaja, sering dinilai negatif oleh masyarakat. Mengapa begitu karena mengelompok sendiri, dengan orang yang itu-itu saja, atau terkesan eksklusif. Peer group sebenarnya tidak hanya dimiliki oleh remaja saja, pada orang dewasa juga memiliki kelompok yang sejenis.
Jika masyarakat memiliki pandangan negatif pada sebutan geng, sebenarnya perlu dikaji kembali pada pengertian komunitas atau kelompok. Karena pada dasarnya tidak semua komunitas itu selalu buruk. Jika terdapat geng yang memiliki kesan negatif, bisa saja komunitasnya terbentuk karena lingkungan yang tidak mendukung dan membangun secara positif.
Komunitas pada orang dewasa dapat menunjukkan dirinya menjadi komunitas yang baik dengan menciptakan lingkungan yang produktif. Jika remaja berada pada lingkungan yang negatif bisa saja karena mereka masih dalam proses belajar mencari jati diri, sehingga membutuhkan arahan dari orang yang lebih dewasa.
Pada komunitas orang dewasa, seharusnya sudah mampu memahami tentang pentingnya peran komunitas untuk manusia itu sendiri. Sehingga lingkungan produktif yang seharusnya diciptakan dapat dipilih sendiri secara selektif.
Komunitas sendiri dapat berfungsi sebagai sarana informasi, menjalin hubungan, saling mendukung (sampoernauniversity.ac.id). Komunitas jugalah yang akhirnya menguatkan semua orang untuk tetap bertahan ketika serangan pandemi pertama kali terjadi dan akhirnya semua masyarakat mampu bertahan. Jika bukan karena komunitas, semua orang yang hidup secara individual tentunya sudah tumbang sejak lama.
Membangun komunitas tidak selamanya berjalan dengan mulus. Melibatkan sejumlah orang tentunya juga melibatkan sejumlah pemikiran dan perasaan. Bahkan jika anggota komunitasnya hanya terdiri dari 3 orang saja. Komunitas juga menghadirkan kemungkinan terjadinya konflik antar anggotanya.
Konflik memang akan menjadi sebuah masalah, akan tetapi konflik sudah dapat dipastikan mampu menjadi bumbu penyedap bagi anggotanya. Sebutan lain untuk konflik adalah “tukaran”, dalam bahasa Jawa tukaran memiliki arti bertengkar.
Bagi komunitas dengan solidaritas yang kuat bahkan tukaran menjadi momen yang sangat dirindukan, karena anggota komunitasnya dapat bercengkerama dan membicarakan berbagai macam topik pembicaraan.
Seperti halnya komunitas penulis opini yang diinisiasi oleh Malang Posco Media. Komunitas penulis opini ini diberi nama Forum Guru Menulis. Forum guru menulis sudah hadir sejak tahun 2018. Forum ini bertumbuh dan berkembang, hingga saat ini memiliki anggota kurang lebih 120 orang di tahun 2022.
Forum guru menulis Malang Posco Media akan dapat berkembang menjadi komunitas seperti yang disampaikan oleh Mehmet Murat Ildan di atas, menjadi kuat dan lebih tinggi karena kebersamaan anggotanya. Memiliki kesamaan menjadi penulis opini, forum guru menulis memiliki harapan agar anggotanya mampu menjadi penulis opini yang produktif dengan melakukan diskusi dan berbagi praktik baik tentang penulisan opini.
Membangun citra komunitas baru bukan pekerjaan mudah. Membangun citra komunitas tidak cukup hanya melalui postingan media sosial saja. Apalagi hanya menunjukkan foto kegiatan yang dilakukan bersama anggotanya. Hasil karya akan menjadi bukti bahwa forum guru menulis adalah komunitas masyarakat yang produktif. Produktivitas anggota yang konsisten sangat diperlukan, sehingga mampu membangun kesan dan citra yang positif di mata masyarakat.(*)