Malang Posco Media, MALANG– PT Bestprofit Futures (BPF) kembali meraih predikat Pialang Teraktif Nomor 1 Nasional. Data terbaru yang dirilis oleh PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) menyebutkan, BPF dinobatkan menjadi Pialang Bilateral Teraktif Nomor 1 di bulan Mei 2022.
PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), rutin setiap bulan mengeluarkan pemeringkatan 10 pialang teraktif, dari 56 pialang yang menjadi anggotanya. Pimpinan Cabang BPF Malang, Andri ikut berkomentar terkait kesuksesan perusahaannya mempertahankan pencapaian ini hingga sekarang.
Dia mengaku pencapaian ini hasil dari kerjasama tim yang tersebar di 12 cabang di Indonesia untuk terus konsisten memberikan excellence service care24 kepada nasabah. Laporan total volume transaksi BPF menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan tiap tahunnya.
Data per Mei 2022, volume transaksi naik 29.41% dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 654.007 lot. Kenaikan diikuti pula pertumbuhan jumlah nasabah baru sebanyak 1.138 orang. “BPF selalu mengedepankan pelayanan terbaik untuk nasabah,” tegasnya.
Andri mengatakan, prinsip utama BPF adalah menghadirkan pengalaman bertransaksi yang aman dan nyaman kepada nasabah. Lebih lanjut, pelayanan BPF juga mengikuti perkembangan teknologi dari waktu ke waktu. Antara lain edukasi dengan memanfatkan berbagai platform seperti media sosial maupun via webinar.
“Di tengah disrupsi digital, kita melihat potensi perkembangan teknologi dalam memberikan edukasi perdagangan berjangka komoditi secara efisien ke jangkauan yang lebih luas dan penyebaran secara cepat,” tambah Andri.
Para wakil pialang berjangka diberikan pelatihan dan menanamkan tata krama dalam berinteraksi dengan nasabah melalui media sosial. Meski, tidak bertemu langsung, nasabah tetap seolah-olah dapat merasakan kontak langsung dengan para tenaga pialang.
Alhasil, para nasabah merasakan kenyamanan dalam bertransaksi. “Dari capaian Mei 2022, BPF Malang terus meningkatkan kinerja terbaiknya untuk kemajuan perdagangan berjangka komoditi di Indonesia,” tutup Andri lagi. (mar/sir)