MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit yang beresiko kematian. Di Kota Malang pada 2021 lalu, setidaknya tercatat ada 5 ribu temuan kasus TBC.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang dr. Husnul Muarif mengungkapkan kini pihaknya memang tengah menggencarkan skrining TBC. Tujuannya untuk mendeteksi dini penemuan kasus TBC di Kota Malang sehingga penanganan lebih mudah.
“Itu salah satu strategi untuk meningkatkan cakupan daripada penemuan kasus TBC di Kota Malang. Untuk skrining itu baik di Faskes mulai dari Puskesmas, klinik, RS atau dokter mandiri atau yang ada di masyarakat itu ada kader kesehatan,” terang Husnul kepada Malang Posco Media, Kamis (16/6).
Menurutnya, ada beberapa gejala klinis yang bisa diketahui dan mengarah ke TBC, misalnya gejala seperti batuk disertai dahak berdarah, lemas hingga nafsu makan menurun. Kasus TBC di Kota Malang sendiri didominasi kelompok produktif usia antara 15-59 tahun.
Melihat hal tersebut skrining TBC pun kini juga digencarkan di komunitas dan kelompok-kelompok masyarakat baru yang berpotensi terpapar penyakit tersebut. Misalnya pondok pesantren yang biasa berkumpul orang banyak
“Bukan hanya Ponpes, tapi komunitas yang punya potensial di dalam penyebaran TBC baru. Misalnya Lapas itu nanti kita lakukan skrining kemudian di lembaga lainnya,” terangnya.
Skrining yang menyasar komunitas itu juga seperti dilakukan Dinkes Kota Malang dengan menggandeng USAID GHSC PSM melalui kegiatan Active Case Finding (ACF) TBC. Rangkaian kegiatannya yaitu penyuluhan, pemeriksaan fisik dan kesehatan, skrining gejala TBC, pengumpulan dahak dan tuberculin skin test (TST).
Lebih jauh, tingkat kesembuhan TBC sendiri sebenarnya mencapai 82 persen, meski lebih rendah dibanding target nasional 85 persen. Mayoritas penularan lewat saluran pernafasan, lewat udara ketika seseorang batuk.
“Maka kita skrining itu sekitar 200 sampai 1000 per 100 ribu penduduk,” sebutnya.
Husnul menyebut pihaknya terus berupaya menekan penularan kasus TBC di Kota Malang. Berbagai pihak juga dilibatkan untuk upaya skrining tersebut.
“Tidak kita tentukan (sampai kapan skriningnya) tapi kita upayakan secara optimal ke masing-masing pelaksana seperti di lembaga pendidikan formal maupun non formal (untuk melakukan skrining),” tandasnya. (ian/aim)