MALANG POSCO MEDIA- Tiga perempuan ini dari tim berbeda di redaksi Malang Posco Media (MPM). Fitri Puspa Arista dari Tim Digital, Siti Nurchasanah dari Tim Artistik dan Sisca Angelina wartawan. Mendapat apresiasi. Disebut sebagai super girl.
Sebagai salah satu perempuan di Tim Digital Malang Posco Media, saya tidak pernah menyangka akan dipilih rekan-rekan saya dan mendapatkan apresiasi dari Divisi Redaksi.
Bekerja di media selalu menantang. Terlebih bagi seorang perempuan seperti saya Fitri Puspa Arista. Butuh ketahanan fisik, juga mental. Apalagi saya bertugas di Digital. Selalu kreatif, ide segar dan selalu siap kapan pun.
Ini membuat saya cukup minder saat pertama kali bekerja di MPM.
Awalnya takut tak bisa menyeimbangkan ritme kerja saya dengan teman-teman digital. Terlebih lagi bidang ini merupakan bidang baru di media cetak. Membutuhkan kecepatan dalam mengolah berita.
Meski lebih sering berada di balik layar mengolah berita dengan format digital, saya merasa beruntung. Itu karena berada di tengah orang-orang yang menurut saya profesional di bidangnya. Tim Digital yang terdiri dari Adinda Zaeni sebagai manajer digital, Jon Suparijono pemimpin redaksi digital, Slamet Prayitno sebagai desain grafis E-Paper dan website, Septian Dwi Syahputra admin sosial media, Sumarga Nurtantyo sebagai wartawan digital, Muhammad Firman fotografer dan videografer serta Ozzy Widha Asmara sebagai web programmer. Sedangkan saya admin sosial media, video editor serta pembaca berita saling bekerjasama menyajikan informasi secara aktual. Sekaligus mengelola akun TikTok MPM.
Selama satu setengah tahun saya bergabung di MPM, tidak sedikit tantangan yang dihadapi. Mulai dari mengolah video berita secepat mungkin saat terjadinya banjir bandang di Batu dan harus bagi tugas dengan Muhamad Firman sebagai fotografer dan videografer yang kala itu berada di lokasi bencana. Serta belajar mencari advertorial untuk konten Enak-Enak MPM dan koran MPM dimana bidang ini bukan keahlian saya. Meski sempat kesulitan tapi saya banyak belajar dan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan.
Saya menikmati pekerjaan ini. Tidak menjadikan tantangan sebagai beban. Tentunya setiap tantangan yang diberikan tidak lepas dari bantuan teman-teman di Tim Digital bahkan Marketing.
Sehingga ketika dipilih oleh teman-teman di Tim Digital sebagai salah satu orang yang dinyatakan layak mendapatkan apresiasi Pemred MPM Pak Abdul Halim, saya sempat kaget. Tak menyangka akan terpilih. Karena menurut saya Tim Digital memiliki SDM dengan kelebihannya masing-masing yang tidak kalah hebat.
Saya menganggap apresiasi ini sebuah kepercayaan dan tanggung jawab agar terus belajar dan bertumbuh di MPM.
Sedangkan bagi saya, Siti Nurchasanah MOVE spirit yang selalu berkobar. Move merupakan Moto MPM yang dipopulerkan sejak awal tahun 2022.
Agar terus dan selalu MOVE, Pemred MPM Pak Abdul Halim mengajak semua tim redaksi merapat bersama, Rabu (29/6).
Tim redaksi terdiri dari wartawan, redaktur, tim digital dan tim artistik. Saya sebagai bagian dari tim artistik ikut merapa.
Rapat ini untuk mengembalikan semangat Saguara, seperti awal MPM berdiri.
“Tujuan kita berkumpul bersama di sini untuk mengembalikan semangat Saguara kita, seperti awal kita berdiri dua tahun yang lalu,” ujar Abdul Halim.
Mas Pemred sapaan akrabnya juga menambahkan bahwa redaksi sebagai motor MPM harus memperkuat perusahaan MPM dengan memperbaiki kualitas produk. Tentu juga kedisplinan di kantor.
Kemudian dilanjutkan apresiasi kepada wartawan, redaktur, digital dan artistik. Dengan cara langsung memilih salah satu dari semua peserta rapat.
Dari artistik, saya yang terpilih mendapat apresiasi dalam pertemuan kali ini. Tentu saja saya kaget. Soalnya di tim artistik mengerjakan semua tugas secara bersama.
Tugas saya sebagai tim artistik yaitu mendesain iklan, listing halaman, layout halaman, pengecekan halaman dan kirim file ke percetakan. Dalam bekerja, tim kami mempercantik desain dan layout koran.
Sementara bagi saya, Sisca Angelina, redaksi MPM punya banyak kebiasaan unik. Mulai dari suka masak, suka makan saat mengetik sampai biasa berbagi rejeki. Kali ini saya kembali mendapat manfaat dari kebiasaan itu. Kebiasaan berbagi ini biasa kami sebut “apresiasi”.
Yang biasa melakukannya Pemred MPM, Pak Abdul Halim. Pak Halim, biasa saya panggil beliau. Nah biasanya tiap bulan Pak Halim melakukan kebiasannya berbagi rejeki. Khususnya bagi teman di redaksi yang dianggap pantas menerima apresiasi.
Nah, kebiasan ini dilakukan Rabu (29/6). Seluruh anggota tim redaksi. Mulai dari wartawan, redaktur, tim artistik sampai teman-teman digital dikumpulkan di lantai satu Rumah Kita.
“Sekarang saya mau beri apresiasi lagi. Semuanya dari masing-masing divisi, harus memilih temannya siapa yang pantas dapat apresiasi bulan ini,” ungkap Pak Halim.
Kali ini memang berbeda. Karena biasanya Pak Halim sendiri yang memilih siapa yang pantas mendapat apresiasi. Oh iya, apresiasi ini dirupakan uang tunai! Siapa yang tidak mau?
Alasan Pak Halim meminta kita semua memilih teman sendiri katanya juga untuk memberanikan diri. Kata pria asal Gresik ini, tidak mudah untuk memuji atau memilih temannya yang sehari-hari bersama untuk mendapat apresiasi.
Oke. Singkat cerita, nama saya Sisca Angelina. Terpilih untuk mendapat apresiasi bulan ini dari kalangan wartawan. Ada yang bilang karena saya suka membawa jajan atau makanan ke kantor, ada juga yang neyeleneh katanya saya suka ngomel-ngomel.
Yang bikin terharu sebenarnya komentar Wakil Pemred Vandri Battu. Pria satu ini jarang sekali memberi pujian. “Jarang mbeleset beritanya,” begitu kata Vandri.
Ya lucu juga sih. Tapi uniknya juga ternyata dari empat divisi yang diberi apresiasi, tiga di antaranya perempuan. Katanya disebut Super Girl. Selain saya dari tim wartawan, ada Fitri Puspa Arista dari Tim Digital dan Siti Nurchasanah dari Tim Artistik. Kata Pak Halim semuanya hebat!
Ya yang terpilih sumringah. Karena masing-masing dapat apresiasi uang tunai Rp 250 ribu. Uangnya juga kerap kita gunakan untuk berbagi. Alias mentraktir teman-teman lainnya! Jadi saling berbaginya nyambung terus. (fit/tis/ica/van)