Idul Adha Bawa Pesan Ikhlas
MALANG POSCO MEDIA- Salat Idul Adha, Minggu (10/7) kemarin di Masjid Jami Kota Malang diisi pesan teguhkan nilai kemanusiaan dan keikhlasan. Di sisi lain, tak ada hewan kurban yang terdeteksi Penyakit Mulut dan Kulit (PMK). Sementara itu di Kidul Pasar Kota Malang, warga tetap melestarikan tradisi mengarak hewan kurban.
Ribuan jemaah dari berbagai daerah hadir hingga meluber di sisi luar Masjid Jami. Tak hanya memenuhi jalan saja, tapi juga hingga memenuhi area Alun-Alun.
Berada di luar masjid, namun tidak mengurangi kekhusyukan Jemaah menunaikan Salat Idul Adha. Wakil Wali Kota Malang Ir H Sofyan Edi Jarwoko saat membacakan sambutan mengatakan, Hari Raya Idul Adha diperingati sebagai hari besar kemanusiaan dan keimanan yang ditandai dengan syiar penyembelihan hewan kurban untuk mengenang peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim atas titah sang pencipta. Hal ini menjadi sebuah ujian keimanan yang amat sukar dan berat dilaksanakan bahkan tidak terbayangkan dari segi kemanusiaan.
“Karena itu, peristiwa kurban yang tiap tahun dirayakan umat muslim di seluruh penjuru dunia, seharusnya tak lagi dimaknai sebatas proses ritual. Tetapi diletakkan dalam konteks peneguhan nilai-nilai kemanusiaan dan keikhlasan,” katanya.
“Idul Adha bermakna keteladanan Nabi Ibrahim yang mampu mentransformasi pesan keagamaan ke aksi nyata perjuangan kemanusiaan. Peristiwa yang harus dimaknai sebagai pesan simbolik agama yang menunjukkan ketakwaan, keikhlasan dan kepasrahan,” sambung Bung Edi, sapaab akrabnya.
Atas dasar itu, lanjut Bung Edi, peringatan Idul Adha dan ibadah kurban memiliki dua makna penting sekaligus. Pertama, makna ketakwaan manusia atas perintah sang Khalik. Kedua makna sosial dimana kaum mukmin dianjurkan memiliki kepekaan solidaritas yang tinggi terhadap sesama.
“Akan lebih indah pula bila nilai yang terkandung dalam peristiwa kurban itu kita lestarikan dan terapkan pada diri, keluarga serta membangun masyarakat dan Kota Malang tercinta ini,” pesannya.
Ketua Umum Yayasan Masjid Agung Jami Malang KH Drs Zainuddin Abdul Muhith mengatakan tahun ini Masjid Agung Jami menerima hewan kurban dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Malang Drs H Sutiaji.
“Nanti satu ekor disembelih di RPH, kemudian kedua disembelih di Puri Cempaka besok. Mudah-mudahan kurban beliau diterima oleh Allah SWT dan menambah ketakwaan beliau,” ungkapnya.
Di sisi lain, ratusan masyarakat di kawasan Kidul Pasar Kelurahan Sukoharjo memadati Jalan Prof Moch Yamin dan sekitarnya, kemarin. Sejak pagi usai Salat Idul Adha, masyarakat langsung memadati lokasi itu untuk memeriahkan penyembelihan hewan kurban.
Tidak hanya orang dewasa, justru banyak anak-anak yang langsung datang menyerbu dan berebut hewan kurban. Kemudian mereka mengarak hewan kurban.
“Kita tidak melarang rebutan karena ini sudah tradisi warga puluhan tahun,” kata Ketua Panitia Idul Adha Masjid Noor Kidul Pasar Aswin Muzakki kepada Malang Posco Media.
Tahun ini, Masjid Noor Kidul Pasar menghimpun 77 ekor kambing dan tiga ekor sapi untuk hewan kurban. Puluhan kambing itu diarak mengelilingi sekitar kawasan tersebut.
“Rutenya tetap, dari Masjid Noor kemudian masuk ke gang- gang di RW 7 dan RW 6. Lalu sampai ke Jalan Kyai Tamim dan kemudian kembali lagi kesini (Masjid Noor),” beber Aswin.
Peringatan Hari Raya Idul Adha ini tidak terpengaruh PMK. Sebab Aswin mengaku pihaknya sudah sejak jauh hari melakukan edukasi dan kontrol kesehatan hewan dengan menggandeng dokter hewan dari Unisma.
Sementara itu, selain penyembelihan hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH), masyarakat dipersilakan melangsungkan penyembelihan hewan kurban di tempat masing-masing. Syaratnya harus dalam pantauan tenaga kesehatan hewan (keswan).
Salah satu lokasi penyembelihan hewan yakni di Yayasan Panti Asuhan Al-Ikhlas Janti. Di tempat ini petugas keswan mengawasi saat penyembelihan lima ekor sapi dan enam ekor kambing.
“Tiap tahun biasanya selalu ada dari dinas terkait itu satu orang, kali ini ada dua orang (petugas keswan). Saya tidak tahu, penambahan itu karena PMK atau tidak. Mereka yang mengecek, Alhamdulillah sudah direkomendasikan layak disembelih,” jelas Ketua Yayasan Panti Asuhan Al Ikhlas Janti Vivit Hakkul Yakin kepada Malang Posco Media, disela proses penyembelihan, Minggu (10/7) kemarin.
Dikatakan Vivit, pihaknya telah memberi perhatian khusus terhadap kewaspadaan wabah PMK. Yakni dengan memastikan adanya surat kesehatan hewan di peternak hingga memastikan kesehatan hewan sejak jauh hari dari dinas terkait.
Terpisah, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang drh Anton Pramujiono menyebut belum ada temuan kasus PMK dalam pelaksanaan kurban selama dua hari pada Sabtu (9/7) dan Minggu (10/7) kemarin.
“Dua hari ini kita konsentrasi di pemeriksaan antemortem dan postmortem hewan kurban. Alhamdulillah lancar, meski laporannya memang ada yang afkir jerohannya, informasi dari teman-teman seperti itu. Hanya memang belum kumpul semua data-datanya,” ungkap Anton, dikonfirmasi kemarin sore.
“Ada misalnya seperti cacing hati, radang paru-paru, bukan PMK. Insya Allah tidak ada ya kalau PMK,” sambung Anton meyakinkan.
Untuk pengawasan hewan kurban, pihaknya memang mengerahkan ratusan tenaga kesawan. Mereka berasal dari kalangan mahasiswa kesehatan hewan. Ratusan tenaga keswan itu disebar di berbagai masjid atau titik penyembelihan untuk memastikan kesehatan hewan kurban.
“Dari kami bidang peternakan ada 15 orang, kemudian penyuluh pertanian 30 orang. Kemudian dari mahasiswa, Alhamdulillah ada 155 orang. Dengan dosen juga itu tambahan di masjid-masjid sekitar delapan lokasi. Jadi total sekitar 180-an mahasiswa dan dosen saja,” sebut Anton.
Ia menyebut, terbebasnya paparan PMK di hewan kurban saat penyembelihan dua hari ini tidak terlepas dari peran dan kesadaran masyarakat. Sebab kesehatan hewan memang syarat utama untuk ibadah kurban. Ia pun meminta agar masyarakat yang ingin berkurban di sisa waktu kurban bisa pro aktif saling menginformasikan apabila ada indikasi mengarah PMK.
“Yang penting sama-sama jaga, waspada wabah PMK. Kalau memang ada gejala segera lapor sehingga pemotongan bisa terawasi sehingga daging yang dihasilkan adalah daging yang Asuh (aman sehat utuh dan halal),” pungkas Anton. (ian/van)