.
Sunday, December 15, 2024

Penanganan PMK, Pemkot Anggarkan BTT Rp 7,4 M

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia terus dipercepat.  salah satunya adalah pelaksanaan vaksinasi pada hewan ternak yang sehat agar tidak tertular. Hal tersebut merupakan arahan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhur Binsar Panjaitan saat memimpin Rakor penanganan PMK yang diikuti seluruh pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di Jawa Timur melalui daring Kamis (14/7) kemarin.

Dalam arahannya, Luhut meminta Menteri Pertanian, Kepala BNPB, Forkopimda Jatim untuk melakukan precicion targeting terkait vaksinasi di Jawa Timur. Selain itu, Ia juga meminta semua pihak untuk melaporkan data yang akurat.

“Saya minta semua pihak untuk melaporkan data yang akurat dan tidak dibuat buat (berbohong.red). Karena bisa mengakibatkan kerugian di daerahnya masing-masing disebabkan penanganan yang lambat dan tidak sesuai,” tegas Luhut.

Sebagai lumbung sapi utama di Indonesia, Jawa Timur juga menjadi prioritas vaksinasi untuk menekan angka prevalensi dan secara bertahap. Sehingga diharapkan status merah akan segera berubah menjadi hijau.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu, Ir. Punjul Santoso M.M yang ikut dalam kegiatan menyampaikan bahwa Pemkot Batu telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menangani kasus PMK di Kota Batu.

“Untuk langkah yang telah diambil Pemkot Batu dalam penanganan PMK diantaranya melakukan pembatasan lalu lintas ternak, pendirian posko penanganan PMK di 24 desa/kelurahan, pendirian pos pantau lalu lintas ternak di 4 (empat ) titik pintu masuk Kota Batu,” ujar Punjul kepada Malang Posco Media usai mengikuti koordinasi.

Lebih lanjut Ia menerangkan empat titik pos pantau meliputi Desa Pandanrejo, Desa Pendem, Kelurahan Songgokerto dan Desa Junrejo. Pembatasan lalu lintas ternak melibatkan stake holder terkait mulai Desa/Kelurahan, Kecamatan, Polresta, dan Kodim.

“Kami juga melakukan KIE (Komunikasi,Informasi dan Edukasi) terkait PMK kepada petani/peternak, pelaku usaha dan masyarakat dengan melibatkan Perguruan Tinggi, BBPP Songgoriti dan PDHI. Serta melakukan pengobatan dan penanganan terhadap hewan yang sakit dengan melibatkan FKHUB dan PDHI,” bebernya.

Selain itu juga melakukan sanitasi kandang dan lingkungan kandang dengan melibatkan masyarakat/peternak. Juga melakukan vaksinasi pada sapi yang sehat dimulai pada hari sabtu, tanggal 25 Juni 2022 sampai dengan 7 Juli 2022.

“Untuk vaksinasi PMK di Kota Batu DPKP mencatat total capaian 7.915 atau 98,84 persen. Sebenarnya Kota Batu dapat 12.500 vaksin, namun pada tanggal 3 Juli 2022 target Vaksinasi Kota Batu dirubah dari 12.500 dosis menjadi 8.000 dosis. Sedangkan sisanya 4.500 dosis vaksin dialihkan ke Kab/kota yang ternaknya masih banyak yang sehat,” ungkapnya.

Untuk penanganan lebih lanjut, diungkap Punjul bahwa ketersediaan obat hanya mencukupi untuk beberapa hari ke depan. Sehingga perlku dilakukan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut melalui mekanisme pergeseran anggaran, pergeseran anggaran BTT (Belanja Tak Teduga) maupun PAK TA 2022.

“Sampai saat ini proses pengajuan anggaran BTT, masing-masing OPD telah mengirimkan usulan RAB kepada Wali Kota dan masih dalam proses menunggu hasil review dari Inspektorat dengan total pengajuan sekitar Rp 7,4 M,” paparnya.

Perlu diketahui hingga 14 Juli 2022, untuk populasi hewan ternak di Kota Batu mencapai 15.413 sapi. Meliputi 2.597 sapi potong dan 12.816 sapi perah. Dengan 559 sapi terdampak PMK, 105 mati, 3.363 sembuh dan 110 potong paksa. (eri)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img