MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Tidak menyangka. Perasaan ini diungkapkan tokoh politik nasional Surya Dharma Paloh, Senin (25/7) beberapa saat lalu di Gedung Samantha Krida (Sakri) Universitas Brawijaya (UB) Malang. Ia baru saja dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa (H.C) dalam bidang Sosilogi Politik oleh jajaran civitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) Malang.
“Saya sampaikan. Jangan salah pilih. Apakah saya pantas? Tapi tentu ini sebuah kehormatan tidak terhingga menerima gelar dari salah satu kampus ternama di tanah air ini,” tegas Surya beberapa saat lalu.
Dalam kesempatan ini Ia menyampaikan orasi ilmiahnya. Ketum Partai Nasdem ini mengajak seluruh masyarakat untuk meneguhkan kembali politik kebangsaan.
Hal tersebut lanjutnya, mungkin terdengar klasik namun tetap harus dikumandangkan. Sebuah pekerjaan yang terus-menerus kita jalankan dan menjadi kontektual untuk disuarakan terlebih menjelang pesta demokrasi 2024 nanti.
“Dalam kerangka ini, saya ingin mengajak semua pihak siapapun kita, apapun pilihan profesi kita, marilah kita upayakan semua perilaku dan orientasi kita demi terbangunnya kebaikan bersama dalam bingkai kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena inilah sesungguhnya yang disebut politik itu,” tegasnya.
Dalam orasinya tersebut ia juga menegaskan bahwa perbedaan politik, perbedaan tendensi ideologi, itu hal yang biasa. Lebih dari itu, akan selalu ada persamaan di tengah perbedaan yang kita miliki.
Perbedaan apapun itu, lanjut Surya, para pendiri republik telah menunjukkan hal tersebut kepada masyarakat sebagai anak cucunya. Hal ini penting dipahami karena tahun politik akan datang.
“Marilah kita jadikan Politik Kebangsaan sebagai common project menjelang perhelatan politik yang akan kita jalani tahun 2024 mendatang. Berpolitik dalam bingkai kebangsaan, selain mengandalkan rasionalitas juga harus teguh dalam kesetiaan terhadap konstitusi. Saya percaya, tak ada satu partai atau kelompok manapun yang berniat membelah kembali kohesivitas sosial yang mulai tumbuh kembali ini dengan narasi-narasi kebencian sebagaimana dua pemilu terdahulu,” pungkasnya.
Sementara itu Dekan FISIP UB, Dr Sholih Muadi SH., M.Si menjelaskan bahwa pemberian gelar Doktor Honoris Causa (H.C) merupakan sikap penting yang dilakukan suatu institusi pendidikan menyematkan gelar kehormatan kepada seseorang dengan penuh pertimbangan.
“Doktor Honoris Causa (H.C) diberikan kepada seseorang yang dianggap, bukan saja memiliki jasa besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan melalui gagasannya, namun juga karena seseorag tersebut memiliki tindakan atau jasa yang luar biasa bagi perkembagan kemajuan atau kemakmuran, dan kesejahteraan bangsa Indonesia secara khusus dan umat manusia pada umumnya,” jelasnya tadi.
Sholih menjelaskan bahwa FISIP UB memiliki empat pertimbangan untuk pengusulan Doktor Honoris Causa. Pertama, Surya Paloh, sebagai tokoh yang telah berpengalaman di dunia pers dan media, telah terbukti berjasa dan berperan aktif dalam meneguhkan demokratisasi di Indonesia melalui inovasi di bidang pers dan media.
Pertimbangan kedua adalah Surya Paloh, yang juga menjadi salah satu pimpinan dari partai berpengaruh di Indonesia, telah berjasa mendorong iklim politik kebangsaan yang lebih berintegritas dengan memperkenalkan gagasan restorasi Indonesia dan tradisi baru yakni politik tanpa mahar.
Sholih juga mengungkapkan alasan ketiga yaitu Surya Paloh sudah membuktikan dedikasinya pada bidang kemanusiaan dan budaya yang ditunjukkan melalui misi penyelamatan WNI yang disandera kelompok militan di Filipina.
“Beliau juga menerima gelar kehormatan adat di banyak daerah di Indonesia dan tokoh komunikasi lintas budaya. Bahkan beliau juga dianugerahi Profesor Kehormatan dari Beijing Foreign Studies University, Cina,” sambungnya.
Menurut Sholih Muadi, pertimbangan yang terakhir karena sosok Surya Dharma Paloh secara sah telah diakui sebagai seorang Negarawan oleh pemerintah, baik sebagai tokoh pers maupun seorang yang telah luar biasa berjasa di bidang jurnalistik, politik, budaya dan kemanusiaan. (ica/jon)