Jumlah Korbannya 100 Orang, Kebanyakan Penyanyi Dangdut
MALANG POSCO MEDIA- Biduanita LLV dicari sesama pedangdut. Bukan hendak diajak goyang panggung, biduanita 30 tahun itu diminta bereskan uang arisan. Total kerugian dugaan arisan bodong pedangdut asal Sukun Kota Malang ini sekitar Rp 2 miliar. Jumlah korbannya diperkirakan 100 orang.
Cerita apes masalah arisan para pedangdut itu terungkap, Senin (25/7) kemarin. Sejumlah biduanita bawa persoalan itu ke polisi. Mereka mengadukan LLV di Polresta Malang Kota (Makota). Itu terkait ‘Arisan
Info Slot by Ayas Vindy.’
Sasha Veronika, salah seorang yang mengadu ke Polresta Makota. Perempuan 36 tahun ini mengaku mengenal terduga pelaku sejak tahun 2012 lalu. Mereka teman manggung.
“Saya sudah mengenal Ayas Vindy (nama panggung teradu) itu sejak 10 tahun lalu. Kemudian saya mengikuti arisan ini mulai tahun 2020. Sekitar tiga kali cair, tanpa ada masalah. Baru tahun 2022 ini mulai macet, dan sudah tidak ada kabar,” katanya.
Sasha mengurai modus arisan dan cara LLV meyakinkan calon peserta arisan. Yakni mengirim pesan pribadi menawarkan arisan. Selain itu melalui cerita (story) WhatsApp (WA).
“Kemudian yang dapat ini (arisan), sama dia (LLV) diarahkan menebus arisan yang lain. Jadi belum sempat ditransfer, sudah dibuat untuk menebus yang lain. Sekarang uang saya diteradu mencapai Rp 48 juta,” beber Sasha.
Untuk meyakinkan calon peserta arisan, si biduanita meyakinkan teman dan kerabatnya membeli arisan dengan nilai yang lebih rendah.
Selain Sasha, Vita Alesya juga mengadu ke Polresta Makota. Wanita 26 ini mengaku ikut arisan itu sejak Desember 2021 lalu. Cara Ayas Vindy menawarkan arisan bikin Vita Alesya tergiur. Yakni membeli arisan dengan nilai yang lebih rendah.
“Awal-awalnya lancar, yang nilainya Rp 1 juta sampai 1,5 juta dibayarkan. Kemudian untuk pendapatan (get) yang lebih besar mulai macet. Saya membayarkan dua kali, Rp 7 juta untuk arisan senilai Rp 10 juta dan Rp 4,5 juta untuk arisan i Rp 6 juta. Sampai sekarang belum ada kejelasan,” jelasnya.
Bahkan saat dihubungi para korbannya melalui pesan WA, tidak ada tanggapan sedikit pun. Sejak Minggu (17/7) lalu, nomor WA LLV tak bisa dihubungi.
“Kami sempat mendatangi rumahnya di Sukun, tapi suaminya tidak mau tahu dan enggan bertanggung jawab. Kemudian ada perwakilan ke kampung halaman orang tuanya di Surabaya, juga demikian. Pelaku ini memang sudah lama tidak ada kabar,” tambah Dani, yang juga salah satu korban.
Karena tidak menemukan kejelasan itulah, akhirnya mereka membuat aduan di Satreskrim Polresta Malang Kota. Dalam aduan tersebut Dani mengatakan sekitar kurang 100 orang yang menjadi korban.
“Kalau kerugian totalnya hampir Rp 2 miliar. Karena ada beberapa yang kerugiannya Rp 100 juta ke atas. Bahkan yang paling besar Rp 250 juta,” lanjutnya.
Para korban melalui salah satu perwakilannya dijadwalkan akan dimintai keterangan oleh penyidik Polresta Makota. Tujuannya memperjelas unsur pidana yang bisa disangkakan dalam arisan tersebut. Rencananya pemanggilan terhadap terduga korban, Senin (1/8) mendatang.
Kasatreskrim Polresta Makota AKP Bayu Febrianto Prayoga mengatakan pihaknya sudah menerima aduan tersebut. Namun ia belum membaca detail aduan.
“Nanti akan kami dalami lagi, saat ini sudah kami terima dan masih kami lakukan pendalaman,” jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, LLV alias Ayas Vindy belum memberi penjelasan resminya. Malang Posco Media menghubungi melalui nomor telepon dan WA Ayas Vindy. Namun belum berhasil. (rex/van)