.
Friday, November 22, 2024

1-7 an

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Judul di atas bisa dibaca dua versi. Pertama, Tujuhbelasan. Kedua, Satu Tujuan. Dua duanya benar. Kenapa saya membuat judul itu? Karena ini bulan Agustus. 1+7 = 8. Delapan maknanya juga bulan Agustus. Bulan kemerdekaan bangsa Indonesia. Tahun ini HUT ke 77 Kemerdekaan RI. Tulisan ini berusaha mengungkap makna yang sangat dalam dari angka 17 Agustus.

Betapa tidak, angka 17 Agustus yang dipilih para Founding Father bangsa Indonesia ini bisa ditafsirkan dari sisi religius, sosial, ekonomi, politik, budaya dan hankam. Dari sisi religius, angka 17 adalah bilangan total dari jumlah rakaat salat lima waktu yang  diwajibkan bagi umat Islam.

Salat Duhur 4 rakaat, Ashar 4 rakaat, Maghrib 3 rakaat, Isyak 4 rakaat dan Subuh 2 rakaat. Bila dijumlahkan rakaatnya total semuanya 17 rakaat. Ini menunjukkan betapa pemilihan tanggal Proklamasi Kemerdekaan tepat 17 Agustus disemangati ibadah salat dengan jumlah rakaat salat lima waktu.

Salat dalam agama Islam adalah tiang agama. Bila salatnya baik maka seorang muslim akan baik secara keseluruhan amalnya. Tapi bila buruk, maka buruk seluruh amalannya. Dipilihnya 17 Agustus juga bermakna agar tiang negara yang dibangun dari Proklamasi ini akan kokoh sekokoh salat lima waktu. Dalam sehari, tiang itu selalu dikokohkan sebanyak lima kali, dari pagi hingga malam hari.

Karena itu, 17 Agustus diperingati dengan meriah dengan gelaran Tujuhbelasan. Selain mengenang peristiwa bersejarah, generasi bangsa ini juga ingin terus mengisi kemerdekaan dengan semangat ibadah. Mengabdi kepada Tuhan dengan rasa syukur yang tak terhingga karena sudah diberi kemerdekaan dari penjajahan.

Momen Tujuhbelasan menjadi momen yang menyenangkan. Momen meluapkan kegembiraan. Segala perbedaan, baik beda partai, beda kepentingan, beda bisnis, beda sekolah dan almamater, beda wilayah, beda pulau, yang sebelumnya menyeruak, saat Tujuhbelasan harus lebur. Menyatu menjadi satu: Merah Putih Indonesia.

Karena itu bendera Merah Putih harus dikibarkan di seluruh penjuru tanah air, dari sudut gang kampung terkecil dan terjauh sampai ibukota negara. Tujuhbelasan adalah momen mengembalikan dan terus memupuk semangat nasionalisme. Semua harus kembali kepada Merah Putih, Indonesia. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa: Indonesia.

Versi kedua judul di atas adalah dibaca Satu Tujuan. Ini juga mengandung semangat Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda beda tetap satu jua. Tak pandang Suku, Agama, dan Ras, bangsa Indonesia harus menjunjung Per-SATU-an. Satu Tujuan Kesejahteraan dan Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ditinjau dari segi sosial, satu tujuan ini juga harus menjadi landasan utama bermasyarakat. Tidak boleh mementingkan kepentingan pribadi, primordial, ego sektoral. Yang harus diutamakan adalah kepentingan dan kemaslahatan bersama. Dari segi ekonomi juga begitu, bahwa kesejahteraan harus merata. Tidak boleh terjadi seperti lagu Raja Dangdut Rhoma Irama: Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Makin Miskin. Semua masyarakat harus merasakan kesejahteraan yang sama karena dijamin UUD 1945.        

Di bidang politik, budaya dan hankam, satu tujuan juga harus menjadi landasan utama. Jangan sampai kepentingan politik mengorbankan kepentingan negara Indonesia. Jangan sampai budaya yang diciptakan merusak budaya bangsa Indonesia. Jangan sampai pertahanan dan keamanan yang diupayakan justru menjadi boomerang yang bisa menghancurkan pertahanan negara.

Semua bebas beragama, berekonomi, berpolitik, bersosial budaya, tapi jangan sampai merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Negara Indonesia dibangun dengan semangat persatuan dan kesatuan, serta gotong royong yang kuat. Tak boleh ada yang merongrong kewibawaan negara. Karena itu NKRI harga mati adalah pilihan yang tepat.

Dalam bidang bisnis pun satu tujuan harus menjadi komitmen dan perjuangan bersama. Untuk mencapai target yang sudah ditentukan, semua harus bersinergi, saling mengisi, satu frekuensi, dan satu hati. Divisi bisnis boleh beda beda. Program kerja boleh beda-beda. Harus sekreatif dan seinovatif mungkin. Tapi tujuannya tetap satu: kepentingan perusahaan yang harus menjadi nomor satu.

Almarhum dai sejuta umat KH Zainudin MZ dalam salah satu ceramahnya menggunakan ilmu gotak gatuk, mengatakan bahwa umat Islam diserang penyakit serius, yaitu K3. Kudis, Kurap dan Kuman. Kudis alias kurang disiplin. Kurang disiplin ini yang membuat umat Islam tidak maju, stagnan dan sering diremehkan.

Kurap alias Kurang rapi. Banyak lembaga pendidikan dan rumah sakit yang ‘mati’ karena manajemennya kurang rapi. Dan yang paling parah adalah kuman alias kurang iman. Kurangnya iman inilah sumber malapetaka. Orang bisa melakukan korupsi karena kurang iman. Kurang iman  menjadikan umat Islam seperti daun kering. Mudah dikumpulkan dan mudah dibakar. Diprovokasi sedikit langsung tersulut.

Satu tujuan juga menjadi semangat Malam Apresiasi dan Rebranding Malang Posco Media yang digelar di Hotel Grand Mercure Mirama Malang, Senin (1/8) malam. Better Together, Lebih Baik Bersama-sama adalah wujud konkrit persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Satu Tujuan Merah Putih.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img