.
Friday, November 22, 2024

Pupuk Subsidi Dicabut, Harga Jual Tebu Belum Menguntungkan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Anomali Cuaca Pengaruhi Hasil Panen

MALANG POSCO MEDIA, Target produksi tebu secara nasional terus meningkat demi mewujudkan swasembada gula pada tahun  2025 mendatang.

 Bupati Malang Drs.H.Sanusi menuturkan,Kabupaten Malang sebagai salah satu penghasil tebu dan gula yang cukup besar dan diperhitungkan. Kendati begitu, petani tebu di masih menghadapi beberapa persoalan. Di antaranya harga jual yang terkadang turun dan beberapa jenis subsidi pupuk dicabut. Hal ini berdampak pada keuntungan yang bisa dinikmati  petani.

Sebagaimana diketahui,pemerintah sudah resmi memberlakukan pupuk bersubsidi hanya untuk jenis Urea dan NPK. Kedua jenis pupuk bersubsidi ini diperuntukkan pada sembilan komoditas tanaman yang mempunyai inflasi tinggi meliputi padi, jagung, kedelai, cabe, bawang merah, bawang putih, kakao, kopi, termasuk tebu.

 “Peningkatan produktivitas tebu untuk pabrik gula memang sedang digenjot.  Untuk itu,petani perlu bekerja sama dan  untuk mengatasi pupuk yang disinyalir masih terbatas,”urainya.

 Diri juga mengakui, masih ada kebutuhan pupuk lebih banyak di Kabupaten Malang lantaran tanah yang tidak selalu baik kandungan haranya. Akibatnya  target capaian naik 10 persen menjadi 160 ton. Sekarang baru baru 100 ton.

 Lebih lanjut,Sanusi menerangkan bagi keterbatasan pupuk masih diajukan ke pusat untuk suplai yang sesuai.

“Secara kebutuhan sebenarnya tercukupi namun masih banyak yang butuh dobel. Kita ajukan tambahan. Sedangkan untuk ZA yang dihapus kita arahkan diganti ke Urea karena lebih banyak ketersediaannya juga,” tambahnya.

Sementara itu,Siyono, 65 tahun, petani asal Karangsuko Pagelaran yang menggarap lahan tebu di Desa Ganjaran Gondanglegi menuturkan petani mengalami kendala karena harga jual tebu belum cukup menguntungkan jika dibandingkan dengan biaya produksi.

“Kalau misal untung terpotong biaya, hanya untung setengahnya. Belum dibuat ongkos tanam, pupuk,” ungkap Siyono dan beberapa petani tebu lain yang ditemui terpisah.

Mereka menuturkan, jika harga pupuk tinggi dan harga jual tetap, keuntungan yang didapat akan semakin minim. Terlebih masa tebu hingga panen lamanya sekitar 10 bulan. Ia berharap ada kestabilan harga baik harga jual tebu yang menguntungkan petani, maupun harga pupuk dan bibit yang murah namun berkualitas untuk meningkatkan produktivitas.

“Kalau petani bisa mendapatkan pupuk murah tapi harga tebu bisa tinggi penghasilan tidak minim. Baru bisa lebih banyak hasilnya,” pungkasnya.(tyo/nug)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img