MALANG POSCO MEDIA, BALI – Inilah tim Arema FC. Sukses mengemas tiga poin usai mengalahkan Bali United 1-2 dalam pertandingan lanjutan Liga 1 2022/2023 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Sabtu (13/8) malam. Status tim tamu, tak menjadikan Singo Edan lemah.
Bahkan prediksi Arema FC bakal tampil bertahan dengan strategi parkir pesawat ala pelatih Eduardo Almedia tidak terbukti. Abel Camara dkk memberi perlawanan yang berarti. Bahkan mampu merepotkan Serdadu Tridatu yang unggul dalam dukungan jumlah penonton.
Lihat saja saat pertandingan baru berjalan 2 menit, striker Arema Abel Camara langsung membuka peluang lewat tendangannya. Sayang masih melebar di sisi kiri gawang Bali United yang dikawal Nadeo Winata. Hingga akhirnya menit 22, striker asal Guinea-Bissau ini cetak gol.
Bermula dari aksi Dendi Santoso di sektor kiri pertahanan Bali United menyodorkan umpan pada Renshi Yamaguchi. Renshi yang dua laga sebelumnya absen, meneruskan umpan itu pada Camara yang berdiri bebas. Melalui tendangan kaki kanannya, Camara membuat Arema unggul 0-1.
Tak lama berselang, Bali United mampu menyamakan kedudukan, 1-1. Menit 28, tendangan bebas Fadil berhasil diselesaikan Jean Marie Privat melalui tandukannya. Hingga babak pertama usai, kedudukan tetap imbang. Awal babak kedua, Arema kembali memberi tekanan.
Pada babak kedua ini, Arema dan Bali United melakukan pergantian pemain. Kedua tim saling jual beli serangan. Hingga akhirnya kemenangan Arema didapat dari gol bunuh diri bek Bali United, Ricky Fajrin menit 84. Berniat menghalau tendangan Ilham Udin Armaiyn, teryata bola masuk, 1-2.
Berdasar statistik pertandingan, Arema sebenarnya kalah dalam penguasaan bola. Namun Alfarizi dkk bermain cukup efektif. Singo Edan memiliki tembakan ke gawang lebih banyak di banding Bali United, 2:5. Akurasi tembakan Arema pun jauh lebih baik, 20%:71,43%.
Secara keseluruhan, Arema layak memenangkan pertandingan ini. Meski harus diakui, gol kemenangan tercipta dari gol bunuh diri. Gol itu berbau keberuntungan. Namun inilah sepakbola yang terkadang butuh yang namanya keberuntungan untuk raih tiga poin.
Terlepas itu, menurut saya karena Arema pada performa terbaiknya dengan menurunkan komposisi pemain the winning team. Ya, sebelum Gian Zola ditarik keluar dan digantikan Ilham Udin Armaiyn menit 58, itu adalah komposisi terbaik yang dimiliki pelatih Almeida.
Belakang ada Alfarizi, Sergio, Bagas dan Rizky Dwi. Tengah ada Adam Alis, Renshi, Jayus dan Dendi Santoso. Depan mengandalkan Camara dan Gian Zola. Inilah the winning team yang sukses mengantarkan Arema raih gelar Piala Presiden beberapa waktu lalu.
Pada tiga pertandingan sebelumnya, Almeida tak bisa menurunkan komposisi ini. Lantaran ada satu atau dua pemain yang absen. Bahkan di dua laga home sebelumnya, Arema tak bisa menurunkan Renshi dan Rizky Dwi. Kondisi ini tentu berbeda dengan formasi tim Arema di Bali.
Bahkan Bali United tampaknya tidak menduga, Arema bakal tampil seagresif itu. Khususnya pelatih Stefano Cugurra yang sebelumnya telah menyiapkan strategi untuk mengatasi parkir pesawat. Ternyata Arema dengan formasi terbaiknya, bermain normal dan menyerang.
Dalam formasi the winning team ini, Singo Edan tampil percaya diri. Meladeni permainan Bali United yang sebenarnya di atas angin. Namun kali ini, Arema yang dihadapi tidak sama seperti saat away di Samarinda, juga tak sama seperti saat lawan PSIS Semarang dan PSS Sleman di Malang.
“Mas Al harus diancam dulu, baru keluar permainan Malangannya,” komen Komisaris Utama Malang Posco Media, Juniarno Djoko Purwanto usai Arema memastikan kemenangan 2-1. Sepertinya komen itu ada benarnya. Terlebih Aremania juga hadir langsung di Bali.
Ingat, usai hasil imbang 0-0 lawan PSS di Stadion Kanjuruhan, tekanan untuk Almeida sempat menguat. Aremania minta ganti pelatih. Namun di Bali, Almeida dan pasukannya memberi jawaban dengan tiga poin. Tekanan membawa kemenangan. Ya, mungkin. (*)